Pagi ini Dani memutuskan untuk masuk sekolah setelah dua minggu lebih dia absen dan melewatkan ujian kenaikan kelas, beruntung dia mendapatkan kompensasi dari pihak sekolah dan bisa menyusul ujiannya yang tertunda, dia juga melewatkan turnamen taekwondo antar sekolah karena kecelakaan yang tidak dia inginkan itu.
Pagi yang berbeda juga jika biasanya Dani mengendarai kendaraan sendiri ke sekolah hari ini dia harus diantar oleh papa nya, mau tidak mau karena keadaannya seperti ini dia menuruti kemauan papanya, walau harus berdebat terlebih dahulu.
Kelas Dani yang berada di lantai dua pun dipindahkan di lantai satu, karena ketidak mungkinan Dani menaiki tangga dengan menggunakan kursi rodanya. Saat sampai di halaman sekolah semua orang sudah berada disana menunggu kedatangannya, nampak di barisan depan para sahabatnya menyambut hangat kedatangannya, ketika dia turun dari mobil dan didorong Rasya menuju kerumunan masa, seketika Dani merasa malu setengah mati, bagaimana tidak, Yohanes dan Bram membentangkan spanduk warna putih mirip spanduk pecel lele, bukan mirip tapi memang itu spanduk pecel lele karena ada gambar ikan lele disana.
"Malu-maluin njir," keluh Dani.
"Temenmu itu," ledek Rasya.
"Kalo kayak gini bukan temenku,"
Setelah berbasa-basi ala sahabatnya yang memalukan juga sambutan hangat para guru akhirnya dia masuk kelas untuk menaruh tasnya lalu dengan bantuan Jessie dia menuju ruang khusus untuk ujian, sedang sisa-siswi yang lain bebas melakukan apapun karena tidak ada pelajaran hanya ada beberapa murid harus mengumpulkan tugas-tugas yang kosong untuk menambah nilai mereka.
Setelah menyelesaikan ujian untuk hari ini, Dani memutuskan untuk pulang karena sudah tidak ada yang dilakukannya lagi, sahabatnya yang lain juga sudah beres untuk urusannya.
"Bagaimana ujiannya ?" tanya Rasya.
"Ya begitulah," jawab Dani.
"Kepalanya masih pusing, Dan ?" tanya Jessie khawatir.
"Sedikit, hehe,"
"Tuh kan di bilang juga apa kamu maksain banget sih," omel Rasya.
"Trus harus kapan lagi, nunggu libur dan ngerepotin guru-guru yang libur juga kalian, gak gitulah," balas Dani.
"Yaudah, pulang aja ya, istirahat, besok masih ngerjain soal lagi kan ya," ajak Yohanes.
"Naik mobilku aja," ajak Jessie.
Sesampainya dirumah, mereka disambut oleh mama Hani yang sejak Dani sakit lebih memilih berada dirumah tidak membantu Anggara di kantornya, beliau menikmati kebiasaan barunya mengurusi rumah pekerjaan rumah tangga meskipun sebelumnya beliau juga yang mengurusi namun hanya sesekali namun saat ini beliau akan lebih berkonsentrasi lagi.
"Kalian sudah pulang, sudah makan belum semuanya ?"
"Belum tante/ma," jawab semuanya serempak, tak dipungkiri jika semua sedang lapar.
"Ma, Dani mau sup hangat," balas Dani malu-malu.
"Wajahmu kembali pucat, baiklah mama bikinkan ya," Ucap Hani lembut dan meninggalkan mereka.
"Ganti baju dulu ya," ajak Rasya.
"Iya, bantuin ya,"
Setelah Dani berganti baju juga Rasya, mereka menuju ruang santai dimana dua sahabatnya sedang menunggu.
"Bram sama Anita kesini nih," ucap Yohanes.
"Yaudah," balas Dani.
"Ma, tambah menunya Bram sama Anita menyusul," teriak Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Dan Cinta (Complete)
Teen FictionPernah kah kalian membenci seseorang ? Ya aku mengalaminya, aku sangat membencinya meskipun dia bukan pelaku utama dalam pesakitanku, tapi entahlah aku sangat membencinya, dia lah yang membuat kebahagiaanku secara tidak langsung terenggut. Akankah d...