Dan disinilah akhirnya Dani berdiri tegak mengamati sekitarnya sambil tersenyum, mungkin jika orang lain melihatnya akan mengira jika dia sedang gila, namun apa yang dirasakan Dani sangatlah wajar selama beberapa tahun dia tidak menginjakan kaki di tanah kelahirannya sendiri, setelah puas dia berjalan menuju tempat penjemputan dimana Radit sudah menunggunya.
"Boss," sapa Radit menundukan badannya dan dengan sigap dia meraih barang bawaan Dani dan memasukannya dalam bagasi.
"Langsung kerumah aja ya Dit," pinta Dani sambil memasuki mobilnya.
Bukan tanpa sebab Dani meminta langsung menuju rumah ini masih sangat pagi dan sekarang masih pukul 05.30 jika langsung menuju rumah tepat jam 7 pagi akan sampai dan dipastikan mereka yang dirumah sedang sarapan pagi.
Dan benar saja setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam Dani sampai dirumah, dia memberi kode pada satpam yang menjaga pintu gerbang untuk tak berisik, satpam yang terkejut pun hanya bisa tersenyum mengiyakan tak hanya satpam semua yang saat ini sedang melakukan pekerjaan di halaman rumah di beri kode oleh Dani dan Dani menyuruh Radit menurunkan didepan pintu gerbang agar tak menimbulkan kecurigaan, perlahan Dani membuka pintu utama dengan kunci cadangan yang selalu dia simpan beruntung kunci pintu utama tidak diganti membuatnya tersenyum senang.
Perlahan Dani memasuki rumahnya, dari ruang tamu Dani bisa mendengar percakapan dan denting sendok beradu dengan piring, Dani tersenyum dia menyiapkan diri memberi kejutan dengan kepulangannya, dia tarik nafas lalu dia hembuskan perlahan dan melangkah perlahan menuju ruang makan.
"Wah, kebetulan aku lapar, pulang-pulang tepat sarapan pagi," teriak Dani dengan ceria lalu duduk ditempat biasanya dia duduk dulu sebelum pergi.
Tak ayal kelakuan Dani sukses membuat semua orang terkejut, bahkan Anggara, papanya sampai tersedak, Hani, mamanya menatap Dani penuh heran, sedangkan Rasya terdiam menatap Dani dengan mulut masih penuh makanan yang tertunda ditelannya karena terkejut.
Sedangkan Dani, dalam hati dia terpingkal-pingkal menatap ekspresi orang-orang disekelilingnya, namun dia berusaha santai dan melanjutkan aktifitas sarapan paginya tanpa merasa berdosa.
"Loh, kalian kok berehenti sarapannya ?" tanya Dani menggoda.
Semua masih dalam suasana terkejut dan berhenti melakukan kegiatan makan, sedang Dani sudah memindahkan satu piring nasi goreng ke dalam perutnya.
"Aku sudah selesai aku ke kamar dulu, jet lag, aku butuh tidur,"
Dani segera beranjak dari duduknya dan sedikit berlari menuju tangga namun sesampainya ditengah tangga dia berhenti dia ingin mendengar reaksi keluarganya.
"Pa itu tadi Dani ?" Rasya memecah keheningan.
"Itu Dani pa," imbuh Hani.
"Iya itu tadi Dani,"
Sedetik....dua detik...tiga detik...
"DANI!" teriak histeris semua yang ada di meja makan.
Dani yang mendengar teriakan itu tertawa terpingkal-pingkal lalu segera beranjak menuju kamarnya, dia yakin akan mendapat serbuan dari penghuni rumah itu.
*****
Setelah sesi wawancara dan sedikit memberi pelajaran pada Dani, kini Dani ditinggal hanya berdua dengan Rasya dikamarnya, kedua orang tua itu sadar jika kedua anak muda itu butuh waktu untuk melepaskan rindu.
"Aku merindukanmu," ucap Dani.
"Aku lebih merindukanmu," balas Rasya.
Keduanya saling memeluk melepaskan segala kerinduan yang selama ini hanya diredam dan tersampaikan hanya melalui suara dan video call, kini kembali bisa langsung menuntaskannya bertemu dan menyentuh sang pemilik rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Dan Cinta (Complete)
Fiksi RemajaPernah kah kalian membenci seseorang ? Ya aku mengalaminya, aku sangat membencinya meskipun dia bukan pelaku utama dalam pesakitanku, tapi entahlah aku sangat membencinya, dia lah yang membuat kebahagiaanku secara tidak langsung terenggut. Akankah d...