Sesampainya di apartemen mereka langsung menyuruh Rasya mandi juga mengganti baju milik Jessie yang selalu ada di apart itu jika sewaktu-waktu dia menginap tak perlu repot lagi menyiapkan baju ganti.
Semua menunggu Rasya untuk bebersih di ruang tamu, semua masih terdiam dengan fikirannya masing-masing dengan rasa khawatir yang nampak jelas di wajah mereka, ini kali kedua Rasya mendapatkan serangan fisik meski berbeda kasus, untuk yang dulu Anita masih belum tahu karena Rasya sengaja tidak memberi tahu aib itu.
"Salah satu dari kalian pesanlah makanan kita perlu mengisi perut kita agar jernih berfikir," perintah Hanes dan Anita segera memesan makanan menuruti perintah Hanes.
"Tidak mungkin kita bawa pulang Rasya malam ini," ucap Dani.
"Biar aku yang menelepon tante Hani bilang jika Rasya tidur dirumahku karena tugas sangat banyak," balas Anita.
"Terima kasih Anita," ucap Dani tulus.
"Untuk seragam jika dia mau sekolah besok ada di lemari," kata Jessie.
"Besok biarkan dia tidak masuk dulu, mentalnya masih belum bisa pasti dia trauma," ucap Dani pada semuanya.
"Aku akan ke apotek untuk membeli sesuatu yang mungkin akan di butuhkan," tukas Bram yang langsung beranjak dari duduknya.
"Thanks Bro," teriak Dani yang hanya dibalas lambaian tangan oleh Bram.
Setelah menunggu sedikit lama akhirnya Rasya keluar dari kamar dengan keadaan lebih segar, lalu ia duduk disamping Dani dan langsung merebahkan kepalanya pada dada Dani dan sang pemilik dadapun memperbaiki posisi duduknya agar Rasya merasa nyaman, tangan Dani pun reflek mengusap-usap kepala Rasya dengan lembut dan penuh perhatian, sesekali dia mencuri kecupan pada puncak kepala Rasya menghirup harum rambutnya dan dia simpan dalam memori ingatan.
Semuanya yang menyaksikan itu hanya tersenyum dan takjub ternyata seorang Dani bisa seromantis itu, tak terkecuali Anita tapi dalam hati dia sedikit misuh-misuh karena hanya dia sendiri yang tidak memiliki pasangan diruangan ini.
Romantisnya itu bikin iri, tapi kasian sama Rasya, dan itu kenapa Dani manis sekali sih
"Sudah enakan ?" tanya Dani lembut, Rasya menjawab dengan anggukan.
"Kamu takut ?" kembali Dani bertanya dan dijawab gelengan oleh Rasya.
Suasana kembali hening tak satupun dari mereka memperdengarkan suaranya, kejadian hari ini sungguh mengejutkan meskipun telah memprediksinya.
"Maafkan aku," ucap Dani pelan dan dalam.
Semua yang berada disana melihatnya, Rasya pun mendongakkan wajahnya melihat wajah kekasihnya itu yang di penuhi rasa bersalah.
"Bukan salahmu Dan, mereka saja yang tak punya otak," Hanes mencoba menenangkan.
"Ya tetap saja aku harus meminta maaf, mereka ngefans samaku yang mempesona ini dan mereka ternyata fans yang sangat bar-bar aku merasa bersalah saja," jelas Dani sambil terkekeh.
"Masih ya memuji diri sendiri," timpal Jessie.
"Ya memang be, sssttt aaww...," Dani mendesis kesakitan ketika Rasya menggigit dadanya.
"Rasain,"
"Sukurin,"
"Gigit sampe copot aja Sya,"
Sorak para sahabatnya yang sudah gemes dengan ucapan Dani tadi, sorakan dan desisan menyakitkan itu terhenti ketika suara bel pintu terdengar dan ternyata makanan mereka telah datang tak lama Bram pun datang dengan menenteng kantong kresek berisi obat-obatan juga beberapa botol minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Dan Cinta (Complete)
Teen FictionPernah kah kalian membenci seseorang ? Ya aku mengalaminya, aku sangat membencinya meskipun dia bukan pelaku utama dalam pesakitanku, tapi entahlah aku sangat membencinya, dia lah yang membuat kebahagiaanku secara tidak langsung terenggut. Akankah d...