Seorang gadis tampan sedang duduk tak tenang bean bag yang berada dikamarnya, tatapannya fokus pada ponsel yang berada ditangannya, jempol kanannya sibuk mengusap layar sedang jempol kirinya sibuk menekan icon yang ada di layar itu, bibirnya tak henti mengoceh dan menyebut nama teman dalam gamenya.
"Kris, kris, ada kali 4 nih mau gak ?" tanyanya pada teman gamenya.
"Yang lain mau gak, kalo gak aku buang nih ?" ucapnya lagi.
"Eh kalo ada popor m4 aku mau, sama vertikal ya, sama kalo ada AKM sih," ucapnya lagi.
"Eh koper dong,"
Kembali dia diam, matanya masih fokus pada ponsel ditangannya.
"Eh eh itu Kris, di rumah merah kanan ada dua orang awas," celotehnya lagi.
"Lah Pounc kok knock, sini mundur aku tolong, Kris backup ya,"
Celotehan demi celotehan dia ucapkan dengan gak jelas, siapapun yang mendengar itu pasti akan menganggapnya gila.
"Eh eh tinggal satu lagi,"
"Yeaaah, chicken chicken, mantab team,"
Saking asiknya Dani tak tahu jika sebenarnya Rasya sudah berada di kamar itu sejak sepuluh menit lalu berdiri bersandar pada pintu kamar dengan tangan bersedekap didada.
"Ekhem," dehem Rasya berhasil membuyarkan euforia Dani.
"Eh, loh, sejak kapan disitu ?" Dani terperanjat kaget.
"Gak sekolah katanya sakit tapi malah main game gak jelas," omel Rasya.
Dani cengengesan lalu berjalan naik ke kasur empuknya, dia menepuk sisi sebelahnya yang kosong, Rasya menurut dia langsung mengisi tempat yang di tunjukan Dani.
"Aku bosan, gak ada yang aku kerjakan, makanya aku main game," jelas Dani.
"Kan bisa tidur," balas Rasya lembut sambil mengusap kening Dani.
"Aku capek tiduran terus,"
"Sudah makan ?" tanya Rasya.
"Sudah, tapi gabisa ke asup semua, aku muntah tadi," jelas Dani sambil menggeser tubuhnya agar semakin mendekat pada Rasya.
Rasya mengerutkan keningnya, dia kembali menyentuh kening Dani dengan telapak tangannya, panas itu yang dirasanya.
"Mau kemana ?" tanya Dani ketika melihat Rasya bangun dari rebahannya.
"Ambil kompresan," jawab Rasya.
"Gak usah, disini aja,"
"Bentar aja ya, sekalian aku ganti baju,"
Rasya berjalan cepat dan menghilang dibalik pintu, Dani menempelkan tangannya di keningnya, dia merasa panas dan membuatnya heran padahal tadi dia baik-baik saja hanya merasa pusing.
Rasya kembali dan sudah berganti baju, ditangannya membawa nampan berisi makanan, minum dan obat, dia duduk disamping Dani dan meletakan nampan itu diatas nakas.
Kemudian Rasya membuka bungkus kompresan yang biasa di pakaikan pada anak-anak lalu menempelkan pada kening Dani.
"Makan dulu ya trus minum obat,"
"Hhmm,"
Rasya membantu Dani duduk dan bersandarkan pada board ranjangnya, dengan telaten dia menyuapi Dani.
"Istriable banget sih, jadi pengen cepet halalin," goda Dani.
"Cih, gak inget apa kita harus ngeyakinin papa sama mama dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Dan Cinta (Complete)
Teen FictionPernah kah kalian membenci seseorang ? Ya aku mengalaminya, aku sangat membencinya meskipun dia bukan pelaku utama dalam pesakitanku, tapi entahlah aku sangat membencinya, dia lah yang membuat kebahagiaanku secara tidak langsung terenggut. Akankah d...