8

15K 848 81
                                    

Happy reading!

Jangan lupa click bintang 🌟

________

AUTHOR POV's

Sementara di tempat yang berbeda, Lyla berjalan menjauhi pintu ruangan Aaron dengan tergesa-gesa dan tubuh yang bergetar hebat. Sejak saat ini, Lyla baru menyadari jika tubuhnya masih belum siap jika harus bersentuhan langsung dengan tubuh Aaron—bahkan jika itu hanya sentuhan kecil sekalipun, ia belum siap.

Terkadang Lyla juga merasa jika reaksi tubuhnya yang satu ini sangatlah berlebihan karena apa yang Aaron lakukan malam itu sebenarnya belum berjalan terlalu jauh—namun tetap saja Lyla merasa jika Aaron sudah merenggut kehormatannya walaupun bukan keperawanannya yang Aaron ambil. Aaron berhasil memberikan trauma yang besar pada diri Lyla hingga detik ini.

Sebenarnya Lyla juga ingin bisa bersikap biasa saja dan melupakan semua kejadian yang sudah terjadi malam itu, tapi tubuh Lyla benar-benar tidak bisa untuk diajak kompromi. Kalau ia tetap bersikap seperti ini, Lyla takut jika lama kelamaan Aaron akan curiga dan mencari tau tentang penyebab perubahan tingkah laku Lyla yang sangatlah janggal itu.

Lyla melangkahkan tubuhnya memasuki lift dan berniat untuk menuju lantai di mana ruangan Caren berada untuk mengajak teman satu-satunya itu makan siang bersamanya. Saat Lyla sedang berada di dalam lift seorang diri, berulang kali Lyla memberikan semangat kepada dirinya sendiri untuk berubah dan bersikap biasa saja ketika berhadapan dengan Aaron setiap saat mereka bertemu. Namun tetap saja, ada satu titik dalam diri Lyla yang terus berontak dan menolak ide Lyla yang satu itu.

"Come on, Lyla! Kau pasti bisa bersikap biasa saja ketika berhadapan dengan Aaron nanti! Kau pasti bisa!" gumam Lyla dengan mata terpejam dan dengan anggukan yakin yang hanya bertahan sebentar saja sebelum  tergantikan dengan gelengan keras kepalanya.

"Tidak! Aku tidak bisa!" tolak Lyla lengkap dengan gelengan keras kepalanya.

Setelah pintu lift yang ia naiki terbuka dengan sempurna, Lyla melangkahkan kakinya keluar dan berjalan menuju kubikel tempat Caren bekerja. Terlihat semua staff masih berada dalam kubikel masing-masing sedang mengerjakan pekerjaan mereka. Memang sebenarnya jam istirahat makan siang masih kurang tiga puluh menit lagi—namun akibat kejadian tadi, Lyla jadi berani kabur dari ruangannya dan justru menghampiri kubikel Caren saat ini.

"Hi, Caren!" bisik Lyla menyapa Caren dengan wajah cerianya setelah ia sudah berada tepat di hadapan Caren agar suaranya tidak mengganggu staff lain yang sedang bekerja.

"Lyla? Sedang apa kau di sini?" Tanya Caren dengan dahi yang mengernyit heran melihat keberadaan Lyla di lantai ruangannya saat ini.

"Tidak ada, aku hanya bosan. Caren, siang ini kita makan siang bersama, ya? Please?" Jawab Lyla yang tentu saja menutupi kejadian yang sebenearnya terjadi dari Caren dan segera mengganti topik pembicaraan mereka.

"Tapi, kan, saat ini belum jam istirahat makan siang, Lyla? Kenapa kau sudah keluar dari ruanganmu? Apa Mr. Dimitri tidak akan marah?" Ucap Caren dengan rentetan pertanyaannya dan wajah was-was menatap keadaan sekitar mereka guna memaatikan jika di sana benar-benar tidak ada yang namanya Alejandro Aaron Dimitri yang sedang mengintai mereka.

"Ssstt, pelankan suaramu! Sudahlah, Caren, jangan khawatirkan Mr. Dimitri. Ia sedang keluar saat ini, oleh karena itu aku berani menemuimu saat ini." Jawab Lyla meminta Caren untuk tenang dan memelankan suaranya.

"Oh, yasudah kalau begitu. Duduk lah dulu. Kita tunggu jam istirahat makan siang sebentar lagi, lalu kita pergi untuk makan siang bersama." Ujar Caren dengan berbisik dan mengambilkan Lyla kursi agar temannya itu bisa duduk dan tidak berdiri terus-menerus.

BAD LUCK 'CAUSE THE BAD BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang