Dua Puluh Satu

3.7K 195 9
                                    

Vote 🌟
Komen 💬

|

|

|

|

|


Dua orang laki-laki dan perempuan tengah duduk berhadapan di ruang tamu, apartemen milik sang laki-laki.

"Kenapa sih lo gak mau bantuin gue zan? Tolong, baru kali ini gue mau mohon-mohon sama lo." Ucap zidny dengan wajah memelas.

"Gue gak mau kalo temen gue jadi orang jahat kaya gini zee. Gue mau kok bantuin lo, asalkan itu hal positif. Kalo harus buat rumah tangga orang hancur. Maaf zee, gue gak bisa!" Ucap fauzan.

Zidny terlihat meneteskan air matanya.
"Gue sayang sama iqbaal. Gue gak mau pisah sama dia" isak zidny.

"Gue tau. Tapi lo buka hati buat orang lain dong. Kalo lo cuma mikirin iqbaal aja, lo gak akan pernah bisa ketemu sama cowok yang lebih baik dari iqbaal." Ucap fauzan.

"Gue gak bisa lupain iqbaal. Hiks... hiks.." lirih zidny.

"Ini yang gue takutin dari dulu zee. Gue dulu gak pernah mau bantuin rencana gila lo ya karena ini. Takutnya disaat semua orang tau, kalo lo cuma pura-pura hamil. Pasti semua orang bakalan ninggalin lo. Lo itu cantik, harusnya gak usah berbuat gila kaya gini." Ucap fauzan lembut.

Zidny hanya diam dan menangis sesenggukan.

"Buka mata lo zee, di depan lo ada cowok yang sayang tulus sama lo!" Ucap fauzan.

"Maksud lo apa? Siapa yang bisa sayang tulus sama gue?" Pekik zidny.

"Gue! Gue sayang tulus sama lo zee! Perasaan gue ke elo lebih dari seorang sahabat!" Ucap fauzan tegas.

Zidny menatap fauzan dengan tatapan tidak percaya.
"Lo---"

"Iya! Gue sayang sama lo. Gue mau bantuin lo ngejalanin rencana ini, karena gue sayang sama lo. Tapi setelah gue tau kalo lo punya rencana buruk, Maaf zee. Gue gak bisa bantu. Lebih baik, lo buka mata dan hati lo buat gue. Lihat zee! Di depan mata lo ada cowok yang sayang tulus sama lo!" Ucap fauzan.

Dia ingin sekali melihat zidny sadar. Gadis yang dia cintai harus berubah. Jika gadis itu kelak menjadi miliknya, maka fauzan berjanji, ia akan mengubah semua hal buruk yang ada dalam diri zidny.

Zidny mengangguk pelan.
"Bantu gue berubah, zan." Lirihnya.

Tentunya dengan senang hati, fauzan mengangguk dan tersenyum.

¤¤¤

Iqbaal mendekati istrinya saat melihat salsha tengah meringis sambil memegangi perutnya.

"Kenapa sayang?" Tanya iqbaal lembut.

"Sakit." Jawab salsha.

"Sakit kenapa? Kan belum waktunya lahiran?" Tanya iqbaal.

"Anak kamu aktif banget. Daritadi gak bisa diem." Jawab salsha tersenyum tipis.

My Possessive Chef  *IQSHA* (End)  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang