𒆜 06 𒆜 Chat

912 100 10
                                    

"Gue cuma mimpi, ya?"

-----

"Gue suka cewek imut."

Yona mengulang kalimat itu dengan gaya suara yang sengaja ia buat agak berat dengan air muka yang datar tapi tetap berkarisma. Yona masih dalam posisinya selama beberapa menit terakhir, berdiri dengan salah satu kaki mengangkat ke atas kasur.

Yang kemudian, Yona langsung tersenyum lebar kemudian memekik kecil kegirangan sendiri. Yona berguling ke belakang hingga ia dalam posisi terlentang di kasur. Yona memekik lagi, menutup wajahnya dan menggigit bibir, merasa melting begitu saja.

Arin yang melihat itu jadi melengos panjang. Untuk kesekian kalinya, Yona mengulang kalimat itu tanpa bosan-bosannya. Entah apa lagi yang ada di pikiran Yona saat ini, Arin sama sekali tidak paham. Arin jadi sedikit menyesal menginap di rumah Yona.

Yona menegakkan tubuhnya kembali, duduk bersila di atas kasur masih dengan senyum yang sama cerahnya sejak tiga puluh menit terakhir.

"Lo paham maksudnya gak sih?" Tanya Yona semangat dengan senyum merekah pada Arin.

Arin melirik Yona dari sudut matanya tak tertarik. Lalu, tanpa banyak kata kembali merunduk pada handphonenya.

"Gue suka cewek imut. Kyaa!!!!" Yona mengulang kalimat itu lagi lantas memekik kencang dan langsung berguling-guling di kasur sambil menendang udara kosong dengan kakinya penuh kegirangan.

Arin mengernyitkan keningnya menatap Yona yang kesenangan sendiri.

Ada apa sebenarnya? Arin nggak paham daritadi! Siapapun, tolong jelaskan!

-

"Huh! Kenapa olahraga selalu waktu panas gini sih," keluh Yona sambil membasuh tangannya dengan air yang mengalir dari keran.

Cewek itu menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri dengan cepat, memeriksa apakah ada murid lain yang ada di sekitarnya. Tapi sayangnya tidak ada lagi murid yang masih berada di sekitar lapangan, hanya ada para anak cowok yang masih sibuk bermain sepakbola padahal jam olahraga telah berakhir, menyisakan Yona seorang diri di sini.

Yona mendengus kecil. Segera mematikan keran dan mengibas-ngibaskan tangannya yang masih basah. Yona harus segera kembali ke kelas untuk berganti pakaian lantas ke kantin untuk makan, dia sudah sangat lapar.

"Lo jago main juga ternyata."

"Biasa aja."

Yona tersentak hingga terlonjak kecil ketika mendengar suara itu. Ia terdiam, tak lagi membuat gerakan apapun dan kembali menyalakan keran supaya tidak terlihat mencurigakan. Suara itu adalah suara Nino.

Yona melirik ketika Nino dan seorang cowok melewatinya begitu saja tanpa menyapa. Cowok di samping Nino merangkul Nino seperti teman dekatnya. Nino tersenyum tipis. Meskipun wajahnya penuh dengan keringat, Nino terlihat bersenang-senang. Yona merunduk, agak kesal karena dia tidak melihat senyum Nino dari jarak dekat.

"Gue....suka cewek imut." Kata Nino sambil tersenyum tipis.

"Ohh, tipe lo boleh juga. Gue lebih suka yang perkasa. Hahaha."

Yona tersentak, ia langsung menegak dengan mata melebar tak percaya mendengar kalimat Nino. Ia mendongakkan kepalanya, hendak memanggil Nino. Tapi sayangnya, cowok itu sudah lebih dulu pergi menjauh, meninggalkan Yona yang dibuat kebingungan sendiri.

"Yang dimaksud cewek imut itu...gue?"

-

"Arin! Gue mau cerita!" Yona memekik sebal sambil berkacak pinggang. "Daritadi lo keliatan nggak peduli banget sih! Jahat!" Lanjut Yona makin sebal karena Arin masih belum melepas handphone dari tangannya.

Your Love [Completed] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang