𒆜 32 𒆜 Masalah

336 39 42
                                    

"Masalah ada untuk membuatmu lebih kuat"

-----

Yona menguap sambil membuka pintu gerbang rumahnya dengan sudah berpakaian seragam rapi. Gadis itu mengerjapkan matanya dan melambaikan tangan dengan tak semangat ke arah Nino.

"Pagi," sapanya dengan mata yang sipit.

Nino mengangkat alis. "Pagi juga. Lo kenapa? Kayak habis begadang gitu."

Yona melambaikan tangannya enteng.

"Lupain aja. Sekarang berangkat sekolah dulu, keburu telat nanti," jawab gadis itu naik ke motor Nino dan memakai helm. Tentunya dengan mata yang masih setengah terbuka.

Nino mengangguk saja. "Pegangan, Na. Gue nggak mau lo jatuh nanti," pesan Nino serius. "Rumah sakit jauh soalnya," lanjutnya kemudian.

Yona hanya bergumam tanpa menanggapi candaan Nino dengan tawanya yang biasa.

Cewek itu lantas berpegang pada Nino dan menyandarkan kepalanya ke punggung Nino. Setidaknya ia bisa beristirahat dalam perjalanan. Cewek itu mulai memejamkan matanya meski tak benar-benar tidur supaya ia tidak terjatuh.

Nino tertawa melihat reaksi Yona. Cowok itu segera melajukan motornya perlahan dan tidak mengebut seperti biasanya supaya Yona bisa tidur dengan nyaman.

"Semalem lo ngapain sih, Na?" Gumam Nino tak habis pikir dan hanya tersenyum tipis.

✿-•-✿-•-✿-•-✿-•-✿

Di kelas, Yona benar-benar tidur. Ketika baru masuk ke kelas, cewek itu langsung melemparkan tasnya ke atas meja dan menggunakannya sebagai bantal. Cewek itu terlelap hingga guru pelajaran pertama datang.

Untungnya, Nino menukar tempat duduknya menjadi di depan Yona dan memasang badannya yang tinggi itu sebagai penghalang. Alhasil, Yona tidur hingga bel istirahat berbunyi.

"Astaga, punggung gue pegel!" Nino memutar badannya ke kanan dan kiri serta melakukan peregangan singkat. Selama pelajaran tadi, Nino harus sedikit memiringkan badannya supaya Yona benar-benar tak terlihat. Karena jika Nino menggeser tempat duduknya, itu akan terlihat mencurigakan.

Nino lantas menoleh dan mendapati Yona yang masih tidur dengan lelap. Cowok itu membetulkan poni Yona yang menutupi wajah gadis berpipi bulat itu.

Nino tersenyum tanpa sadar melihat pacarnya yang tidur tanpa merasa ada beban sedikitpun.

"Ekhem!" Sebuah suara sukses membuat Nino menoleh. "Jangan dipandangin lama-lama, nanti keblabasan." Kata June dengan nada sinis.

"Yang nggak punya pacar, nggak usah cemburu," jawab Nino hanya tertawa.

June mencibir, cowok itu lantas melangkah hendak keluar kelas.

"Gue sama anak basket lainnya mau makan bareng sebagai perayaan kita menang kemarin. Lo nggak usah ikut. Urusin aja pacar lo yang lagi ngantuk itu."

"Eh? Makan bareng? Gue mau." Rengek Nino membuat June terhenti.

"Trus yang nunggu Yona siapa? Nanti kalo pacar lo diembat cowok lain, nangis."

"Biar gue aja yang jagain Yona. Lagipula kalo anak ini udah tidur, susah bangunya," kata Arin menyela dan menawarkan diri.

"Beneran? Nggak merepotkan?" Tanya Nino memastikan.

"Nggak papa kok. Santai aja. Gue juga udah sering direpotin sama Yona." Arin tertawa singkat.

Nino langsung tersenyum sumringah. "Makasih ya, Arin. June, ke kantin sekarang!" Ajak Nino langsung berdiri semangat membuat June memijat pelipisnya merasa malu punya teman seperti Nino.

Your Love [Completed] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang