𒆜 16 𒆜 Alasan

708 81 2
                                    

"Iya, gue cemburu."

-----

Yona berjalan cepat menyusuri koridor, terus menuju ruang musik yang berada di area samping Ouran. Beberapa murid lalu lalang memenuhi koridor. Maklum saja, sekarang sedang jam ekskul, banyak murid yang bergegas menuju tempat ekskul mereka.

"Permisi." Yona melongokkan kepalanya ke dalam pintu ruang musik yang setengah terbuka.

"Ya? Masuk." Jawab seorang guru laki-laki berusia paruh baya dengan suaranya yang berat meski tidak mengangkat wajahnya dari buku di depannya.

Yona menunduk, langsung bergegas masuk dengan berjalan perlahan. Untung saja hari ini ekskul musik sedang kosong, jadi Yona bisa bebas menemui guru itu tanpa merasa mengganggu yang lain.

"Oh? Yona ya?" Tanya guru itu tersadar sambil agak menurunkan letak kacamatanya. "Mau latihan?"

Yona mengangguk pelan, tersenyum simpul dengan sopan. "Iya, pak."

Pak Dann, nama guru itu, beranjak berdiri, segera mengambil buku bertuliskan not-not lagu dan duduk di kursi belakang grand piano dengan tenang.

"Sudah siap?" Tanya Pak Dann menolehkan kepala ke arah Yona yang baru saja mengambil mic.

Yona mengangguk pelan membuat Pak Dann balas mengangguk tanda siap menggiringi Yona bernyanyi.

Tangan Pak Dann mulai menekan tuts piano. Alunan musik piano langsung terdengar memenuhi setiap jengkal ruang musik yang sepi.

Tuts piano dengan pelan ditekan, menimbulkan bunyi yang indah dan terdengar begitu damai. Wajar saja, Pak Dann sebagai guru seni musik memiliki karir yang cemerlang di bidangnya. Kemampuan bermain musiknya tidak bisa diremehkan.

Yona menggerakkan badannya pelan, mengikuti irama musik yang mengalun pelan sambil sesekali berdehem singkat mengetes suaranya.

Yona berlatih bernyanyi karena sebentar lagi akan ada festival perayaan ulang tahun Ouran. Setiap kelas diharapkan memberikan perwakilan kelasnya untuk mengikuti berbagai lomba. Dan Yona menjadi perwakilan kelasnya untuk perlombaan menyanyi.

Yona tidak yakin apakah dia bisa mengikuti lomba itu dengan baik. Apalagi cewek itu masih belum menemukan pengiring musik untuknya. Alhasil dia hanya bisa meminta bantuan Pak Dann untuk menemaninya berlatih.

Tapi Yona harus berusaha semaksimal mungkin. Selain itu, ada hal yang harus Yona lakukan saat ia tampil di panggung nanti.

"Hari telah terganti, tak bisa kuhindari. Tibalah saat ini bertemu dengannya~"

"Jantungku berdegup cepat, kaki bergetar hebat. Akankah aku ulangi, merusak harinya~"

Yona mulai bernyanyi. Suaranya yang halus dan lembut menggema di ruang musik itu bersamaan dengan nada piano yang mengalun indah.

Yona memejamkan matanya, menghayati setiap bait lirik lagu itu.

Cewek itu tidak sabar menantikan saat ia melakukan ini di depan banyak orang.

✿-•-✿-•-✿-•-✿-•-✿

Bobi bergumam pelan, menyikut lengan Nino yang tepat berada di sampingnya.

"Lo tanya sana." Suruhnya pelan sambil menunjuk Lucas yang sedang melakukan pemanasan di tengah lapangan basket dengan dagunya.

"Ha? Tanya apa?" Nino mengernyit tidak mengerti.

Your Love [Completed] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang