𒆜 13 𒆜 Coklat Pertama

992 97 14
                                    

"Semudah itu gue badmood ketika lo sama yang lain."

-----

Nino menggeram kesal. Masih pagi hari tapi mood-nya sudah berantakan.

Semuanya tidak lain dan tidak bukan karena cewek yang ia suka.

Hari Minggu kemarin, Yona tiba-tiba saja hilang. Nino tidak bisa menemukan Yona di manapun. Cowok itu sudah khawatir setengah mati. Bahkan meskipun dibantu oleh anak basket lainnya, Yona tetap tidak ditemukan.

Klub basket Ouran kalah pada pertandingan pertama mereka di street basketball itu. Masalahnya sederhana. Nino tidak bisa menemukan Yona di barisan penonton, alhasil cowok itu panik dan pola permainannya berantakan.

Tapi, tidak ada satupun yang menyalahkan Nino. Kekalahan itu menunjukkan klub basket Ouran masih banyak kekurangan.

Mereka semua, terutama Lucas, justru lebih mengkhawatirkan Yona. Kemana cewek itu pergi? Dia baik-baik saja kan?

Saat semua orang sedang panik, Fin datang dan memberi penjelasan singkat. Yona pulang bersama Devan.

Nino terdiam. Di satu sisi, dia merasa tenang karena Yona pasti akan baik-baik saja. Tapi di sisi lain, Nino tidak senang dengan fakta bahwa Yona pulang terlebih dahulu bersama Devan. Bahkan cewek itu tidak mengatakan apapun pada Nino.

Sejak bergabung dengan klub basket, Nino langsung tau jika Devan adalah tipe playboy. Cowok itu sering bergonta-ganti pacar dalam waktu singkat.

Meskipun Nino tidak suka dengan perempuan dan tidak mau berurusan dengan salah satunya, Nino sangat membenci sifat Devan yang mempermainkan hati orang yang menyukainya. Bahkan mereka berdua pernah terlibat di sebuah perkelahian hingga Nino babak belur dibuatnya.

Nino tidak tahu jika Yona mengenal Devan. Fakta bahwa Yona dan Lucas berteman dekat saja sudah sering membuat Nino cemburu, apalagi sekarang ada Devan.

"Woy, brother! Kenapa muka lo suram gitu?" June datang dari arah belakang dan menepuk pundak Nino. "Eh, lupa. Muka Nino kan emang suram."

June tertawa sambil memegangi perutnya. Sedangkan Nino mengabaikan itu dan terus berjalan menuju kelasnya.

"Dih, cuek banget." June mendecih setelah sekian banyak obrolannya tidak ditanggapi Nino. "Salah lo sendiri lambat, kan keti-guagh!"

Nino menyodok perut June hingga cowok itu merintih kesakitan. Nino menatap June tajam, mendengus singkat dan langsung masuk ke kelas.

June memegangi perutnya yang masih terasa berdenyut setelah di pukul Nino. Pasti mood Nino benar-benar buruk hingga cowok itu semarah ini.

June menggeleng-gelengkan kepalanya dan mendecak. Ia menatap Nino yang memasang wajah singa lapar. Cowok bertubuh jangkung itu menghela nafas dan masuk ke kelasnya mengikuti Nino.

"Padahal bukan salah gue kalau dia ditikung."

✿-•-✿-•-✿-•-✿-•-✿

Group 'Anak-anak basket yang ganteng'

June: hai gays

June: kembali lagi di acara kesayangan kalian

June: apalagi kalau bukan "RUMPI BARENG MAMAH DION"

Dion: lah kok pakai nama gue?

Lucas: SIAPA YANG LO PANGGIL "GAYS"?!

Janu: kumpulan para gay

Your Love [Completed] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang