Prilly duduk merenung. Mama tidak mau berbicara dan mendengarkan penjelasan darinya. Ia benar benar menyesal sekarang."Sweet.." Prilly menoleh. Mendapati Nichol.
"Kamu ngapain kesini?"
Nichol tersenyum lalu duduk di samping Prilly."Salah kalo aku mau nemuin calon istri aku sendiri?" Balas Nichol yang membuat Prilly bingung.
"Calon-- istri?" Tanya-nya tersendat.
Nichol mengangguk."Kamu kan calon istri aku, Jadi.. Prilly, kamu mau menikah sama aku? Aku akan jadi pribadi yang lebih baik lagi setelah ini." Nichol berucap yakin dan mantap.
Prilly tersenyum lalu memeluk leher Nichol. Menangis terisak kuat disana, tak apa jika semua orang menjauhi nya asal jangan kedua orangtuanya. Ia tidak bisa di diamkan oleh Mama-nya seperti ini.
Sementara Ali dari kejauhan mengamati aktivitas dua insan tersebut. Tadi, Pak Kyai menyuruh-nya untuk memanggil Ustazah di pondok putri. Tapi, Ali malah mendapati adegan di depannya. Ia tersenyum, biarkan sosok yang ia kagumi menemukan kebahagiaan nya.
"Aku mau jujur aja sama Mami."
Nichol mengangguk."Aku bantuin. Lagipula, kamu sih bercandanya kelewatan." Nichol memencet hidung Prilly.
"Abisnya aku emosi sama Papi, masa ngusir kamu gak pake perasaan." Gadis itu mengerucut kan bibirnya kesal.
Nichol terkekeh."Mana ada orang diusir pake perasaan, lagian kalo Papi kamu make perasaan aku gak bakal bales. Soalnya perasaan aku cuma buat kamu." Nichol tersenyum lebar.
"Alah gombal." Prilly merauk wajah Nichol.
Nichol tertawa keras melihat tingkah lucu Prilly."Sekarang, kamu makan dulu. Kasihan dedek bayi-nya butuh asupan." Nichol tertawa.
Prilly ikut tertawa."Ih.. kan puasa!" Keduanya sama-sama tertawa kencang.
Nichol menyikut lengan Prilly saat melihat Agatha ada di depan mereka."Ngapain lo?" Tanya Prilly cepat.
"Em.. anu Kak, ini." Agatha memberikan sebuah kotak susu pada Prilly."Dari Mami, buat Kak Prilly." Prilly menerimanya dengan bingung.
Susu ibu hamil.
Prilly tersenyum,"Kirain Mami gak peduli lagi sama gue." Gumam-nya bergetar. Tangisnya ingin tumpah sekali lagi.
Agatha menggeleng cepat."Mami sayang Kak Prilly kok, tapi.. mungkin Mami belum bisa nerima semuanya." Jelas Agatha pelan.
Prilly mengangguk."Thanks ya Ta. Gimana keadaan Papi?" Prilly meletakkan susu tersebut di sampingnya."Gue pengen jenguk Papi, tapi gak sekarang."
"Masih belum sadar Kak," Jawab Agatha.
Prilly menunduk. Semua ini karena ulahnya,"Sampein salam gue ke Papi ya. Bilangin, Prilly kangen cuma belum bisa ketemu." Agatha mengangguk kecil.
"Kalau gitu, aku balik lagi ke--
"Bentar." Nichol bangkit dari duduknya."Anterin gue ke kantor." Nichol mencekal tangan Agatha.
"AAAAKKKK!" Agatha memekik kencang saat tangan Nichol menyentuh telapak tangannya nya. Otomatis tangan Agatha terayun menampar pipi Nichol."Astagfirullah."
Nichol shock. Ia memegangi pipinya yang sakit,"Lo nampar gue?!" Teriak-nya tak percaya.
Buru-buru Agatha menunduk."Aku gak bakal minta maaf karena kamu duluan yang megang tangan aku." Jawab-nya lalu membuang muka."Kak, aku balik dulu. Assalamualaikum."
Nichol menggertakkan gigi-nya kesal."Andai dia bukan sodara kembar kamu.. udah aku--
"Gebet?" Prilly meledek dari belakang menertawakan tingkah Nichol.