👻 CEKCOK

1.9K 231 11
                                    

Agatha meghela nafasnya perlahan."Papi.. makan dulu ya? Dari tadi Papi belum makan." Agatha menatap sang Papi yang baru bangun dari masa kritisnya itu.

"Papi gak lapar."

Lagi lagi Agatha menghela nafas,"Biar cepet sembuh Pi.. jangan sedih terus." Agatha mengusap pergelangan tangan sang Papi lembut.

Papi Agatha itu tetap diam saja."Mana Prilly?" Tanya-nya pelan. Ia ingat betul penyebab dia disini sekarang.

"Ada di pesantren Pi." Agatha menjawab lalu menaruh bubur di atas meja."Mau Agatha panggilkan Kak Prilly?" Tawar Agatha.

Sebenarnya Reno ingin sekali bertemu putrinya itu, hanya saja.. pengakuan Prilly membuatnya marah. Ia gagal dalam menjaga Prilly."Gak usah.." Reno tersenyum kecil.

"Assalamualaikum."

Yang di pikirkan muncul juga. Prilly kini berdiri di ambang pintu."Prilly?" Reno bergumam hampir tak terdengar.

Prilly tersenyum ke arah Reno."Papi.. Maaf Prilly baru jengukin Papi." Gadis itu mulai mendekati bangsal tempat tidur Reno.

"Waalaikumsalam." Agatha menjawab lembut dan bangkit dari duduknya.

Prilly pun berdiri tepat di samping Agatha."Papi gimana kondisinya? Makanya Pi, jangan ngusir Nichol.. kan jadi gini. Kualat!" Prilly menceletuk.

Reno melotot."Kamu ini.. orang tua baru bangun malah di ledek. Kalo Papi gak bangun, mau kamu  gak punya Papi?!" Tanya Reno.

Dalam hati Prilly bersorak. Reno tidak marah lagi padanya, buktinya Papi nya ini membalas candaannya."Bagus, bisa cari Papi yang baru buat Mami. Lagian, Mami juga katanya pengen punya Papi baru." Balas Prilly santai.

"Kalo Papi bisa bangun, Papi bakal patahin tulang mulut kamu." Reno melirik Prilly sinis.

Prilly tertawa lalu pandangan nya jatuh pada bubur yang masih utuh di atas meja."Wuih, buburnya siapa nih? Elo ya Ta?! Buat gue ya." Prilly mengambil mangkuk bubur itu.

"Itu punya Papi." Agatha menjawab cepat.

Reno mengangguk."Iya. Dasar rakus! Siniin, Papi mau makan." Reno berusaha merebut mangkuk itu namun seluruh badannya tiba tiba sakit."Aws.."

Agatha tersenyum. Setidaknya sang Papi mau makan sekarang, ternyata Reno hanya butuh Prilly yang datang untuk mendapatkan nafsu makan."Papi nyusahin Prilly banget." Gadis itu berucap blak-blakan.

Reno mendelik."Anak durhaka kamu!"

Prilly tak menjawab lalu memasukkan bubur tersebut perlahan ke dalam mulut Reno. Lelaki paruh baya itu menerimanya."Gimana keadaan kamu sama.. bayi kamu Prill?" Reno bertanya pelan.

Prilly terpaku sejenak."Baik kok, hehe." Prilly nyengir begitu saja dengan gaya kaku."Sebenernya---

"Assalamualaikum Papi." Prilly dan Agatha menoleh ke sumber suara. Ada sang Mami berdiri di ambang pintu sambil memegang kantung plastik bening berisi buah buahan. Pandangan Mami Prilly bertemu dengan Prilly untuk beberapa detik saja, kemudian Mami Prilly mengalihkan pandangannya.

"Waalaikumsalam." Semuanya menjawab serempak."Mami bawa apaan tuh?" Reno berantusias.

Mami Prilly nyengir."Buah buahan seger, nanti Papi makan ya. Agatha mau?" Mami Prilly menawarkan buah tersebut.

Agatha tersenyum."Nanti aja deh Mi." Jawab-nya. Buah itu kemudian di letakkan di atas meja.

Prilly terpaku lagi. Biasanya, dia yang di tawarkan sesuatu oleh Maminya lebih dulu karena sejak kecil ia dekat dengan Mami-nya. Tapi.. sekarang.. apa Mami benar benar marah padanya?

CuteBad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang