👻 HARI KEDUA PUASA

1.9K 306 8
                                    

Prilly duduk bersender di rerumputan kebun belakang pesantren. Disini gelap, sudah malam. Perutnya kekenyangan akibat makan terlalu banyak saat berbuka tadi, Dirinya cuma di temani jangkrik. Sebenarnya ia ingin kembali ke kamar, namun malas.

Perlahan matanya menyorot ke arah mangga yang ada tepat di atas kepalanya. Kira kira berjarak tiga meter."Wah ada mangga tuh," Ia bergumam senang. Dalam hati, ada niat untuk mengambil mangga itu. Namun, ia tidak mempunyai jolok.

"Ah, jangan panggil gue Prilly kalau gak bisa manjat ni pohon!" Katanya penuh keyakinan. Ia pun bangkit dari duduknya dan bersiap memanjat pohon mangga yang sangat besar itu.

Yap. Ternyata bisa, ia terus memanjat dengan sekuat tenaga. Dan sampai lah di pucuk pohon mangga tersebut,"Queen of rebel di lawan." Gumam-nya lagi. Ia pun berusaha meraih mangga yang berada di pucuk ranting pohon. Ada enam buah yang sudah masak.

"Ish, susah banget sih." Gerutu-nya. Namun ia tak putus asa, Gadis itu tetap mencoba meraih mangga tersebut.

Klek.

Brak.

"AWWWW SETANN!"

Tubuh Prilly terjungkal ke bawah. Bokong-nya terasa sakit serta ngilu,"Gusti.. gini amat nasib gue!" Gadis itu bergumam. Matanya kaget saat ada cahaya senter menuju ke arahnya.

Dengan gerakan merangkak, ia bersembunyi di balik pohon mangga. Pasti itu penjaga pesantren, Mati mampus kalau ia ketahuan nyolong mangga tengah malam begini.

Setelah penjaga tersebut pergi, Prilly menghela nafasnya. Ia kembali ke pesantren dengan membawa mangga yang ia dapatkan dengan susah payah. Bisa untuk makanan tambahan sahur besok.

.
.
.

"Heh heh heh," Nichol menarik tangan Agatha mendekat. Gadis itu memekik kaget saat tangan Nichol dengan berani menyentuh nya,"Haduh, budeg gue lama-lama." Nichol kesal.

"Jangan pegang-pegang aku Kak, bukan muhrim." Agatha memperingati tajam. Oke, dicatat. Mulai detik ini, Agatha tak suka pada Nichol.

Nichol menaikkan alisnya,"Yaelah.. cuma pegang doang. Lebay lo," Nichol meledek rendah.

"Di dalam islam, Jika laki laki dan perem---

"Stop!" Nichol menutup mulut Agatha dengan tangan-nya. Agatha lagi-lagi berteriak saat tangan Nichol menyentuh mulut nya, Astagfirullah. Dosa banyak ia hari ini,"Lo tuh bisa gak sih, gak usah teriak?!"

"Aku?"

"Yaiya elo!"

"Jadi duta shampo lain? HAHAHA. Ups!" Agatha malah meledek Nichol. Baru kali ini, ia meladeni orang gila macam Nichol."Abisnya kakak megang-megang.. mana udah dua kali lagi," Agatha mencerocos. Padahal, ia ini adalah sosok yang pendiam.

"Makan-nya lo gak usah teriak begitu," Nichol tetap tak mau kalah."Adek ipar kok galak," Cowok itu nyengir saat Agatha menatapnya.

"Adek ipar? Males." Agatha kemudian berjalan meninggalkan Nichol yang memasang wajah masam-nya.

Nichol dengan langkah cepatnya menyusul Agatha yang nampak menghindari dirinya,"Ngomong apa lo barusan? Dasar gak sopan."

Agatha memutar bola matanya. Baru kali ini ia bisa sekurang ajar ini pada seseorang,"Apasih kak?" Tanya Agatha kesal.

"Gak. Lo cantik." Nichol memuji asal. Tapi, Agatha langsung menghentikan langkahnya. Ia membuang wajahnya yang merah padam."Ngapa lo? Blushing ya? Duh." Nichol tersenyum mengejek.

"Astagfirullah.."Agatha geram sendiri jadinya."Untung aku sabar orang-nya," Agatha kemudian berjalan lagi meninggalkan Nichol yang meneriaki namanya berkali kali.

CuteBad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang