👻 PUTUS?

2.2K 282 21
                                    

Prilly menatap Ali kesal."Lagian lo kok diem aja sih pas Mami gitu? Jadi salah paham kan?!" Kesal-nya frustasi.

Ali menatap Prilly."Saya ndak tau kalau ini bakalan terjadi. Kamu juga diem aja kan? Jadi yang salah bukan cuma saya." Ali mulai membela diri.

"Ck, sialan."

"Heeeh. Puasa!"

Prilly memutar bola matanya."Udah ah, gue mau ke toilet." Prilly bangkit dari duduknya dan menuju ke arah toilet.

Di lain tempat Agatha terkaget saat knop pintu toilet di masjid tidak bisa dibuka."Kok macet?" Gumam-nya panik. Ia mencoba membuka knop pintu itu dengan kasar. Sungguh, masih tidak bisa dibuka.

"Tolong!" Teriak-nya sambil menggedor-gedor pintu toilet tersebut. Apakah diluar tidak ada orang sama sekali? Apakan masjid sedang sepi akan orang sehingga tidak bisa mendengar teriakannya?

Nichol yang sedang berjalan santai melewati tempat wudhu wanita pun menoleh bingung. Ada suara teriakan.. Prilly bukan sih? Suaranya begitu mirip dengan suara Prilly. Tapi.. ini suara Agatha. Ya, ia yakin ini Agatha dan bukan Prilly.

Nichol pun mencari sumber suara tersebut."TOLONG!" Suaranya semakin kuat. Berasal dari arah toilet wanita, Ia pun bergegas kesana.

"Ta! Ini lo?!"

"Siapapun yang diluar tolongin aku!"

Benar. Ini Agatha. Tidak mungkin Prilly menggunakan kosa kata aku-kamu kecuali bersama dirinya."Lo mundur dari situ gue dobrak pintu-nya." Nichol memberi aba-aba. Segera ia mundur untuk bersiap diri.

Sementara Agatha pun menjauh dari sisi pintu, keterbatasan ruang membuatnya hanya bisa nyempil di pojokan.

BRAAAKKKKKKK!

"AAA!!!" Agatha berteriak saking kaget-nya mendengar suara pintu di dobrak. Tubuh-nya terhuyung membentur tembok karena dorongan Nichol yang kuat.

Sementara Nichol merasakan bagian lengan kanan-nya nyeri. Pintu itu terbuat dari kayu, siapa yang tidak sakit jika mendobrak-nya?

Agatha perlahan membuka matanya. NO! dia berada dalam..

"Agatha?"

Lamunan-nya terbuyar saat mendengar suara. Ia terbelalak kaget saat melihat Prilly ada tepat di ambang pintu."Kak Prilly?" Ia buru-buru mendorong tubuh Nichol yang memeluknya dengan lancang tadi.

Prilly geleng-geleng kepala."ADEK SIALAN LO!" Prilly berteriak marah lalu menarik tangan Agatha keluar dari kamar mandi. Kepala Nichol masih berkunang.

Gadis itu membawa Agatha ke tempat wudhu dan menarik jilbab-nya."KAK PRILLY JANGAN!" Ikatan rambut Agatha terlepas begitu saja. Ia menangis menutupi bagian rambutnya yang terbuka.

Prilly membuang jilbab Agatha ke sembarang arah."Lo gak pantes pake itu! Murahan!" Teriak Prilly menghina.

Agatha menggeleng."Kak Prilly.. jilbab aku.." ia menangis terisak. Dengan cepat ia meraih jilbabnya dan menutupi rambutnya dengan cepat. Ia tak mau ada orang yang melihatnya.

Terlambat.

Agatha melihat Nichol menatap ke arah-nya. Pedih. Ribuan helai yang belasan tahun ia jaga kini sudah tidak ada artinya lagi. Sudah ada lelaki bukan mahram melihatnya. Agatha menangis.

"Ngapain nangis lo?! Mau nge-drama?!"

Agatha menggeleng sambil terisak.

Nichol datang dengan amarah yang berapi-api."Prill kamu apaan sih?! Jangan gini sama Agatha! Dia gak salah! Kamu salah paham! Tadi aku nolongin dia yang lagi kekunci---

CuteBad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang