Galaxias 33 | Jinha hilang

309 45 4
                                    

a/n : DUNIA TERGUNCANG KARENA BIGHIT DAN SOUMU SATU GEDUNG!

AKU PAS BACA INI KAYAK GA YAKIN INI BENERAN, KUBACA BERULANG KALI BAHKAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKU PAS BACA INI KAYAK GA YAKIN INI BENERAN, KUBACA BERULANG KALI BAHKAN.

i'm crying😭

dan akhirnya writerblock ku kebuka karena berita tadi👍🏻

selamat baca dan janlupa vomment! maaf aku bacot.

***

Sejak Jinho hadir di keluarga mereka, setiap malam pasti ada tangisan Jinho. Sebenernya rada keganggu, tapi ya nanti juga ga lama Jinho besar.

Itu kalau Jungkook sama Eunha. Lain lagi kalau Jinha.

Dia bener-bener pengen ngebuang Jinho. Awalnya doang imut, lama-lama ganggu. Gitu kata Jinha.

"Ma, Jinho berisik banget ih!" adu Jinha lalu duduk sambil menendang-nendang kakinya di lantai. "Namanya juga masih bayi, bisanya nangis doang. Jinha dulu juga gitu" jawab Eunha.

Jinha mendengus. Dia inget punya pr gambar. Setelah mengambil peralatan gambarnya, ia nyari ayahnya buat ngajarin gambar karena sekarang hari libur.

"Ayah ajarin aku ga- IH JINHO DIEM DULU GANGGU BANGET"

Lagi-lagi keganggu adeknya.

Eunha lagi di toilet, jadilah Jungkook turun tangan buat ngegendong Jinho.  ART mereka lagi ke pasar buat beli bahan makanan.

"Ayah ayo ajarin Jinha gambar, cepetan" Jungkook cuma fokus ke Jinho. "Cup cup cup, kamu nangis kenapa?"

Melihat itu, Jinha makin kesel. Daritadi dia udah berusaha narik perhatian mama sama ayahnya, tapi tetep aja gagal gara-gara makhluk satu itu.

"Ayah ajarin aku gambar bunga, cepetan" Jinha narik-narik tangan ayahnya. Sayangnya malah ditepis sama Jungkook.

"Jinha liat kan? Adek Jinha lagi nangis. Gantian dulu dong ayah urusin Jinho dulu" bentak Jungkook. Jungkook bahkan ga nyadar udah ngebentak Jinha.

Jinha berjalan lesu ke kamarnya. Udah ga ada yang peduli sama Jinha, pikirnya. Gak lama Bi Sera dateng, ART mereka.

"Bi Sera temenin Jinha gambar yuk, bi" ujar Jinha sambil narik-narik tangan bi Sera yang penuh sama bahan makanan. Baru balik dari pasar soalnya.

"Gabisa ha, bibi mau masak dulu, nanti Jinha makan apa kalau bibi belum masak?" kata bi Sera sambil mengacak rambut Jinha. Jinha cuma manyun.

Akhirnya dia cuma tiduran di kamar, ngeliatin jendela. Diluar hujan, padahal dia mau main di luar.

Hujannya ga kelar-kelar. Begitu juga dengan tangisan Jinha yang ga kelar-kelar dari hujan baru mulai. Eunha dan Jungkook juga ga nge-cek Jinha.

"Kayaknya beneran.. hiks ayah sama mama ga sayang aku lagi" gumam Jinha. Tiba-tiba dia inget kata-kata Jieun. "Kalau ayah sama mama kamu ga sayang kamu lagi mending kamu kabur aja"

Jinha memilih buat ngikutin nasihat temen gesreknya itu. Namanya juga anaknya Taehyung sama Yerin, pastinya gesrek.

Dia jalan ke lemarinya dan mengambil tas sekolah yang biasa dipake, terus ia masuk-masukin beberapa potong baju buat kabur.

Setelah dirasa cukup, ia pergi ke dapur buat ngambil beberapa cemilan. Semua sibuk, gaada yang ngeh kalau Jinha ngambilin cemilan.

Semua sudah masuk ke dalam tas, Jinha melancarkan aksinya. Kebetulan hujan sudah berhenti, jadi ga usah ribet pakai payung. Tapi Jinha tetep jaga-jaga bawa jas hujan.

Kayak mau kemah.

Jinha ngendap-ngendap ke pager. Setelah berada di luar pager, ia ngecek lagi aman apa enggak. Kemudian ia mulai berjalan menuju ke luar komplek.

Ia berniat pergi ke taman bermain yang ada di kompleknya. Biasanya ia kesini dengan Eunha, tapi ia kesini sendiri karena ia yakin kalau ia mengajak mamanya pasti mamanya akan menjawab tidak dengan alasan sang adek.

Adek lagi adek lagi, Jinha benci!

"Kenapa semua orang cuma peduli sama Jinho? Jinha kira punya adek bakal menyenangkan, tapi ternyata enggak sama sekali" gumam Jinha.

Sekarang Jinha berada di rumah pohon yang ada di taman bermain tersebut.

"Kumohon, ayah sama mama sayang sama aku lagi, enggak sayang sama Jinho doang"

Tiba-tiba hujan turun dengan deras. Rumah pohon tersebut aman dari hujan, jadi Jinha memutuskan untuk tidur disitu sembari menunggu hujan reda.



***

"JUNGKOOK, JINHA MANA?"

Aku sudah mencari Jinha ke seluruh penjuru. Di kamarnya gaada, semua ruangan yang ada di rumah juga gaada.

"Di kamarnya paling Na, liat dulu yang bener" jawab Jungkook. Aku cuma bisa mendengus. "Liat aja, ga ada kook" jawabku.

Jinho sudah tidur, akhirnya aku, jungkook dan bi Sera bahu-membahu mencari Jinha. Namun hasilnya nihil.

"Apa jangan-jangan Jinha keluar Bu?"  ucapan bi Sera membuatku terkejut. Begitu pula dengan Jungkook.

"Sepertinya kita terlalu mengurusi Jinho dan Jinha cemburu, kita mungkin terlalu perhatian dengan Jinho, Na"

Ucapan Jungkook seolah menamparku. Aku merasa aku lah ibu yang sangat tidak baik.

"Tapi daritadi hujan, gamungkin Jinha hujan-hujanan keluar?" tanyaku ke Jungkook. Jungkook cuma diam.

Untunglah, tidak lama kemudian hujan kembali reda. Jungkook mengajak ku untuk mencari Jinha pakai motor.


***

Jinha terbangun dari tidur. Ia melihat jam tangannya. Sudah menunjukkan jam 4. Padahal tadi dia keluar dari rumah jam 2.

"Ternyata benar, Mama dan ayah benar-benar tidak peduli dengan ku" ucap Jinha. Ia menyender ke tas nya.

Di lain sisi, Jungkook dan Eunha mulai frustasi. Udah 30 menit mereka nyari-nyari Jinha, tetap ga ketemu juga.

"Lapor pak rt apa gimana kook?"

Jungkook menyipitkan matanya. "Itu Jinha bukan, yang di dalam rumah pohon?" ujar Jungkook.

Eunha berlari ke dekat rumah pohon dan meneriaki nama Jinha. "Jinha, mama dateng, kamu di dalam kan?"

Benar saja, Jinha langsung turun dari rumah pohon tersebut dan memeluk Jinha. Jinha mulai terisak di pelukan Eunha.

"Jinha kira hiks mama sama ayah udah ga sayang sama Jinha lagi, cuma sayang sama Jinho doang" ucap Jinha sambil terisak.

"Ayah sama mama minta maaf, tadi kita terlalu sibuk ngurusin Jinho. Jinha maukan, maafin ayah sama mama?" Jinha hanya mengangguk. Jinha pun memeluk ayahnya.

Jungkook mengendong Jinha dan membawanya ke motor. Eunha ikut dibelakangnya sambil membawa tas Jinha.

"Makan es krim dulu mau ha?" tanya Jungkook. Muka Jinha langsung ceria lagi. "Ayo!"

galaxias • eunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang