Jennie baru saja pulang dari sekolahnya, ia berencana setelah pulang sekolah dia akan pergi ke supermarket, karena persediaan makanan di rumahnya sudah menipis.
Ia keluar dari mobilnya. "Ck, Hari ini panas banget ya?" Gumam jennie.
Ia langsung melangkahkan kakinya ke arah super market yang jaraknya kurang lebih 10 meter dari tempatnya berdiri.
Jennie berjalan mendekati pintu supermarket tersebut.
Kakinya berhenti berjalan ketika melihat sosok laki laki bertubuh tegap sedang duduk di teras supermarket sambil memeluk kedua lututnya.
Entah perasaan jennie saja atau bagaimana, ia merasa bahwa laki laki itu sedang menangis, karena ia bisa melihat dari bahunya yang bergetar.
"Dia kenapa?"gumam jennie.
Ia berjalan mendekati laki laki itu, sebenarnya jennie adalah tipe orang yang tidak perduli dengan lingkungan sekitarnya, tapi—entahlah, laki laki itu terlalu menarik perhatiannya.
Jennie Menepuk pundak laki laki itu, "Hei? Lo kenapa?"tanya jennie.
Laki laki itu mendongak, dan menatap wajah jennie. ia terdiam, sedetik kemudian senyumannya tertarik, menghiasi wajahnya yang sudah di penuhi air mata "Mama~"
Jennie menyernyit ketika laki laki itu memanggil dirinya dengan sebutan 'Mama'
"Muka gue emang udah setua itu ya?"gumam jennie.
Laki laki itu berdiri, dan memeluk jennie dengan erat, "Mama... Hiks."
Jennie terdiam ketika merasakan pelukan itu, beberapa detik kemudian, ia langsung mendorong tubuh laki laki itu, agar melepas pelukannya, "Lo tuh kenapa si?! Emang kita saling kenal, sampe sampe lo bilang gue dengan sebutan 'Mama', mana sambil meluk meluk badan gue lagi!"
"Kamu bukan mama limario?"tanya laki laki itu dengan nada polos.
"Heh, umur gue baru 17 tahun! Yakali gue punya anak yang gedenya ngelibihin badan gue sendiri!"ucap jennie sambil memperhatikan penampilan laki laki yang bernama 'Limario' tersebut.
Seketika raut wajah limario kembali murung, "Kamu bukan mama limario ya?" Ia kembali terduduk sambil memeluk kedua lututnya.
"Badan aja gede, tapi napa dia cengeng banget si?!" Gumam jennie sambil menghela nafasnya.
"Mama.. kenapa mama tega ngebuang Limario? Hiks."
Jennie sedikit tertegun ketika mendengar penuturan yang keluar dari bibir limario, "Lo... Di buang sama mama lo sendiri?"tanya jennie dengan ragu.
Limario mendongak—menatap wajah jennie, kemudian ia mengangguk kecil, tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"M-maafin gue," ucap jennie dengan nada bersalah.
"Buat apa?"
"Atas perlakuan gue yang kasar tadi."jawab jennie, ia mendudukan bokong nya di samping limario
"Gapapa, Limario sering di perlakuin kaya gini kok, jadi limario udah terbiasa," jawab limario sambil tersenyum kecil.
"Em, gue boleh nanya nggak?" Tanya jennie.
Limario menatap jennie sejenak, kemudian ia mengangguk kecil.
"Kenapa ibu lo ngebuang lo?"tanya jennie dengan hati hati, karena ia takut bahwa laki laki yang ada di sampingnya kembali menangis.
"Mama malu punya anak kaya limario, Soalnya limario sering di bully, karena tingkah limario yang kaya anak anak."jawab limario
"Kenapa lo nggak ubah sifat lo aja? Maksud nya, kenapa lo gak ubah sifat lo yang awalnya kayak anak kecil jadi lebih dewasa?"tanya jennie, seraya memperhatikan raut wajah pria yang ada di sampingnya.
Limario menghembuskan nafasnya, "kamu tau gak? Kata mama limario, limario menyidap little space syndrome," jawab limario, dan senyuman lembutnya masih tergampang jelas di wajahnya.
Reaksi jennie? Tentu saja terkejut.
"A-apa?!" Jennie berdiri dari posisinya, dan menatap limario dengan tatapan sulit untuk di artikan.
"Kenapa? Kamu pasti jijik ya sama limario? Gara gara limario nyidap liittle space syndrome?" Tanya limario, senyuman lembut di wajahnya kini sudah hilang, dan di gantikan dengan raut wajah murung.
Jennie berjongkok di depan limario, "Bukan gitu, Gue cuman kaget, kamu mau di anterin pulang nggak?"tanya Jennie dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.
"Emang kamu tau rumah limario?"tanya limario
Jennie menggeleng, "Kan ada kamu, kamu pasti tau dong, alamat rumah kamu dimana."
Limario menggeleng, "Mama udah nggak tinggal di situ lagi hiks."
"Jadi selama ini lo jadi gelandangan?"tanya jennie, matanya memperhatikan wajah limario yang terlihat kucel.
Limario mengangguk kecil.
"Lo mau nggak tinggal sama gue? Soalnya gue kesepian kalo di rumah sendirian." Entah sadar atau tidak sadar jennie mengucapkan kalimat ini, tapi sungguh! Ia sangat iba kepada laki laki yang ada di depannya.
Raut wajah limario seketika langsung berbinar, "beneran?!"
Jennie mengangguk sambil tersenyum lembut.
—T b c—
Hai! Hehe, Jadi tanggapan kalian soal Ff ini apa? Barang kali ada kritikan soal karakter atau penulisan, Tolong masukan ya! Aku masih pemula hehe😅
Jangan lupa tinggalkan jejak!
13-07-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOT!
RomanceKadang yang terindah bukanlah yang terbaik, yang sempurna tak selalu menjanjikan kebahagiaan. namun, jika kita dapat menerima kekurangan menjadi kelebihan, itulah kesempurnaan yang sebenarnya. Karna pada dasar nya cinta tak memandang dari segi apapu...