02

3.7K 146 14
                                    

Aku terbangun dari tidur ku begitu aku merasakan sebuah tangan yang semakin erat melingkar di pinggang ku yang masih saja tak memakai sehelai benang pun dan hanya di tutupi oleh selimut yang sedang ku pakai saat ini.

Begitu aku membuka kedua kelopak mata ku, aku langsung menyadari jika itu adalah tangan milik mas Juna yang masih tertidur di hadapan ku dan berada sangat dekat dengan ku. Dirinya ternyata juga masih tak memakai apa pun di balik selimut yang kami pakai. Hal itu otomatis langsung membuat wajah ku memerah dan merona malu.

Apalagi begitu aku kembali mengingat kejadian yang terjadi tadi malam di antara aku dan mas Juna. Serta perlakuan – perlakuan manisnya tadi malam pada ku. Di tambah lagi aku yang kemarin malam memeluknya dengan erat dengan kondisi kami berdua seperti ini. Astaga aku benar – benar malu jika harus bertatap muka dengan mas Juna pagi ini.

Karena aku berada di dalam pelukannya dan menyandarkan kepala ku di dadanya. Aku pun akhirnya memberanikan diri mengarahkan wajah ku sedikit ke atas sembari memandang ke arah wajah tenang dan damai milik mas Juna yang sedang tertidur lelap. Wajah tampannya langsung mengarah ke arah ku dengan hembusan nafas yang tenang dan teratur. Aku sedikit bersyukur dirinya bisa tidur nyenyak kali ini.

Entah sejak kapan aku mulai merasakan jika aku sudah jatuh hati dengan dirinya dan juga pada wajah tampannya yang bagi beberapa orang terkesan dingin dan misterius. Aku begitu menyukai tatapan dan bentuk bibirnya saat dirinya tersenyum. Bukan tatapan dan senyum yang manis. Tapi tatapan tajam dan senyumnya yang tipis bahkan mungkin lebih tepat di bilang seringai di bandingkan senyuman. Entah kenapa aku begitu menyukai senyum dan tatapan miliknya itu.

*****

" Udah sepuluh menit lho Des. Masih belum bosen liatin mukanya mas? Hm? Mas tau kok mas ini tampan banget. " ujar mas Juna secara tiba – tiba buka suara dan membuka ke dua matanya.

Sehingga dirinya langsung menatap wajah ku yang masih memandang wajahnya dan langsung tersenyum lebar. Membuat wajah ku langsung merona merah dan tertunduk malu memandang perutnya yang rata dan di hiasi abs, yang tidak tertutup oleh selimut yang kami pakai berdua saat ini.

" Mampus aku! " batin ku karena ketahuan mas Juna.

" Kenapa nunduk sih. Sampe segitunya kamu sampe gak mau liat muka mas? Hm? " tanya mas Juna sembari jemarinya mengangkat pelan dagu ku untuk memandang dirinya lagi.

Aku tahu betul jika ke dua matanya bisa menangkap semburat merah di pipi ku. Wajahnya tetap di hiasi senyum yang begitu ku sukai.

" Malu mas. " sahut ku singkat dan mengarahkan kedua bola mata ku ke arah lain dan aku sama sekali tak berani menatap dirinya yang masih memandang ku.

Aku benar – benar tak habis fikir. Bagaimana bisa mas Juna sengaja untuk berpura – pura tidur dan membiarkan ku memandang dirinya yang ku kira sedang terlelap selama itu.

" Lagian kenapa pake acara pura – pura tidur sih. " ujar ku lagi dengan sedikit rasa kesal karena aku merasa di permainkan oleh mas Juna yang berdiam diri dan berpura – pura tidur. Aku pun bersingut ke sisi ranjang untuk menjauhi tubuhnya karena aku merasa sedikit kesal dengan dirinya.

Namun dengan segera mas Juna menahan tubuh ku untuk tetap berada di sisi tubuhnya sembari mengecup bibir ku dengan perlahan dan lembut untuk mengikis rasa kesal ku terhadap dirinya saat ini karena ulah dirinya yang berpura – pura tidur. Mau tak mau akhirnya membuat ku membalas ciumannya dan membatalkan niatan ku untuk menjaga jarak dengan tubuhnya.

*****

" Mas emang sengaja pura – pura tidur biar kamu nenangin diri, Des. Mas tahu kamu butuh waktu untuk memproses semua yang terjadi dengan kita berdua sejak tadi malam. Jangan pikir mas gak tau kemarin waktu kamu munggungin mas, kamu nangis lagi karena masih kesakitan kan. Dan karena kamu gak mau mas tau, kamu sampai gigitin bibir mu sampe luka begitu. " ucap mas Juna dengan telak ke arah ku saat dirinya melepaskan ciumannya dari bibir ku dan membuat kami berdua sedikit tersengal – sengal karena kekurangan nafas.

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang