Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

1.1K 43 7
                                    

Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur. Penderita PCOS mengalami gangguan menstruasi dan memiliki kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan.

(Jadi penderita PCOS, hormon laki - laikinya terlalu berlebihan. Lebih banyak di bandingkan wanita lain yang tidak mengidap PCOS).

Hormon androgen yang berlebih pada penderita PCOS dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong - kantong berisi cairan. Akibatnya, sel telur tidak berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur. Akibat dari polycystic ovarian syndrome juga dapat menyebabkan penderitanya tidak subur (mandul), serta lebih rentan terkena diabetes dan tekanan darah tinggi.

Gejala Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

Gejala sindrom ovarium polikistik bisa timbul ketika seorang wanita mengalami haid pertama kali saat masa pubertas. Meski gejala , ada juga penderita PCOS yang baru mengalami gejalanya setelah dewasa atau saat periode tertentu, misalnya ketika mengalami kenaikan berat badan secara signifikan. Berikut adalah gejala PCOS :

Gangguan menstruasi

PCOS kerap ditandai dengan periode yang tidak teratur atau berkepanjangan. Sebagai contoh, penderita PCOS hanya akan mengalami haid kurang dari 8 - 9 kali dalam setahun. Jarak antar haid dapat kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, atau darah menstruasi mengalir deras.

Gejala akibat kadar hormon androgen yang meningkat

Peningkatan kadar pada wanita dengan PCOS dapat menyebabkan munculnya gejala fisik seperti pria, seperti tumbuhnya rambut yang lebat di wajah dan tubuh (kaki, ketiak, kumis, dan lain sebagainya). Serta munculnya jerawat yang parah dan kebotakan.

Menderita kista ovarium yang banyak

Pada penderita PCOS, bisa ditemukan kantong - kantong kista di sekitar sel telur (ovarium).

Warna kulit menjadi gelap

Beberapa bagian tubuh penderita PCOS bisa menjadi gelap, terutama di daerah lipatan, yaitu lipatan leher, selangkangan, dan bagian bawah payudara.

Pertumbuhan rambut berlebih pada wajah, dagu, bawah hidung (kumis), yang disebut dengan hirsutisme. Hirsutisme ditemukan pada 70 persen perempuan dengan PCOS.


Jerawat pada wajah, dada, dan punggung bagian atas.

Kenaikan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan.

Penipisan rambut atau kebotakan dengan pola kebotakan laki-laki.

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri ke dokter jika muncul gejala PCOS, seperti haid yang tidak teratur. Polycystic ovarian syndrome yang tidak ditangani bisa mengakibatkan penderitanya sulit untuk hamil atau karena sel telur tidak dapat dilepaskan (tidak ada ovulasi).

Penderita PCOS yang sedang hamil juga berisiko, mengalami, menderita tekanan darah tinggi, dan mengalami. Oleh karena itu, lakukan kontrol rutin ke selama hamil agar kondisi kesehatan ibu dan janin terpantau.

Penyebab Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

Sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan PCOS. Namun, ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab PCOS, yaitu :

Kelebihan hormon insulin

Hormon Insulin adalah hormon yang menurunkan kadar gula dalam darah. Insulin yang berlebih akan membuat tubuh meningkatkan produksi hormon androgen dan mengurangi sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Faktor genetik

Hal ini karena sebagian penderita PCOS juga memiliki anggota keluarga yang menderita PCOS.

Diagnosis Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

Tidak ada tes yang dapat dilakukan untuk langsung mendiagnosis PCOS. Oleh karena itu, biasanya dokter akan menanyakan ada tidaknya gejala polycystic ovarian syndrome pada penderita. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda - tanda dari penyakit ini.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat adanya pertumbuhan rambut berlebih atau adanya jerawat yang parah. Pemeriksaan fisik ini juga termasuk pemeriksaan dalam untuk memeriksa.

Setelah pemeriksaan fisik dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi :

Tes darah, untuk memeriksa kadar hormon androgen, tes toleransi terhadap gula darah, dan yang sering kali meningkat pada penderita PCOS. USG panggul, Untuk memeriksa ketebalan lapisan rahim pasien dengan bantuan gelombang suara.

Jika penderita sudah dipastikan menderita PCOS, maka dokter akan melakukan sejumlah tes lain untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi akibat PCOS.

Pengobatan Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

Pengobatan bagi tiap penderita PCOS berbeda - beda, tergantung pada gejala yang dialaminya, seperti kemandulan, hirsutisme, atau jerawat parah. Secara umum, PCOS dapat ditangani dengan beberapa cara berikut ini :

· Perubahan gaya hidup

· Obat - obatan

· Prosedur medis khusus

Komplikasi Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

PCOS yang tidak ditangani dapat membuat penderitanya berisiko mengalami komplikasi berikut ini :

Gangguan tidur, Gangguan makan, Gangguan kecemasan, Kemandulan, Keguguran, Kelahiran bayi prematur, Hipertensi saat hamil, Diabetes dan diabetes gestasional, Sindrom metabolik, Hepatitis, dan Kanker endometrium.

Pencegahan Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

PCOS sulit dicegah, tetapi dengan menjaga berat badan ideal, gejala dan risiko komplikasinya dapat dikurangi. Berikut adalah cara yang bisa dilakukan untuk menjaga berat badan ideal :

Batasi konsumsi makanan manis, Perbanyak konsumsi serat, Olahraga secara teratur.

# Informasi dari https://www.alodokter.com/

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang