Pada hari itu, aku merasakan terpuruk yang amat dalam.
Bahkan, aku sendiri tidak mengenal diriku yang sebenarnya saat itu.
Bingung, bimbang.
tak tahu harus berbuat apa.Dan, memberanikan diri menanyakan perihal itu pada diri sendiri.
“Kemana diriku yang sebenarnya? apakah ia akan meninggalkanku untuk waktu yang sangat lama? Atau bahkan, Ia akan meninggalkanku untuk selama-lamanya?”
Setelah kejadian itu, aku merasa hidup sendiri di muka bumi ini. Aku merasa tidak ada seorang pun yang peduli akan keterpurukanku.
Dan akhirnya, aku paham.
Tidak semua orang peduli akan kesedihanku,
Tidak semua orang peduli akan keterpurukanku.
Di sisi lain..
Aku percaya bahwa diluar sana,
orang-orang yang selama ini tak pernah kuanggap keberadaannya, tak pernah kupedulikan perihal
kepeduliannya terhadap diriku. Bahwasanya mereka menyanyangiku lebih tulus dari mereka yang hanya berbuat baik didepanku saja.Jadi,
jangan pernah sekalipun kau menampakkan kesedihanmu, keterpurukanmu dan
semacamnya kepada publik.
Karena percuma saja, yang akan kau dapatkan hanya kesia-siaan semata, buang-buang waktu pula.
Ingat, tidak semua orang perduli akan kesedihan dan keterpurukanmu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senduan Sanubari
Poetry[q u o t e s] ____________ Isinya hanya keluhanku. Jangan bilang siapa-siapa, ya. Biar ini jadi rahasia kita saja. - Most impressive rating: 🏅#275 - True [29/04/20] 🏅#12 - Sanubari [01/05/20] 🏅#46 - Thoughts [11/05/20] 🏅#148 - Poem [30/05/20]