Sampai Kapan?

54 9 2
                                    

Sampai kapan?

Sampai kapan aku harus merasakan kegelisahan perkara rindu yang terus menghantui pikiranku sendiri?

Tak tahu harus bertindak apa. Memilih diam atau lebih baik berterus terang pada dirinya?

Memilih diam?
Percuma. Yang didapatkan hanya kegelisahan yang berkepanjangan.

Atau, berterus terang?
Ah, rasa-rasanya tak pantas jika seorang gadis sepertiku mengeluarkan segala apa yang sedang dirasa, terlebih pada dirinya.

Dalam dadaku, ada rindu yang menggebu-gebu.

Ia ingin segera merampungkan perihal semua ini. Namun, semesta berkata lain. Rindu ini sudah tak memiliki Tuan-nya.

Nampaknya, Tuan yang sedang kurindukan, sedang merindukan seseorang yang menurutnya berharga dalam kehidupannya. Yang jelas, seseorang  yang Ia rindukan itu bukan aku.

[].

I'am back, yuhuuu. Setelah sekian lama tidak bersua dengan dunia orange ini. Saya ucapkan terimakasih untuk semua pembaca setia saya. Terimakasih sudah mendukung saya. Terimakasih juga sudah berkenan menjadi kawan baru saya.

Saya hanya manusia amatiran. Jadi, mohon dimaklumi jika ada kalimat atau kata yang kurang masuk dalam pikiran kalian.

Salam literasi,

Hanin Nafisa <3

Senduan SanubariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang