Bulan Baik

167 36 27
                                    

Ini tentang kisah yang tak kunjung usai, tentang kamu.

Tentang kamu, yang mendadak pergi tanpa mengeluarkan sepatah katapun,

Tentang kamu, yang selalu membuatku tersiksa atas semua perasaan yang membelenggu,

bisa dikatakan rasa ‘rindu’ dan ‘kehilangan’, mungkin?

Rindu tak kenal lelah.

Ia sungguh menyiksa. Menyiksa
Jiwa, hati, pikiran, menyiksa semua hal yang bersangkutan dengan diri ini.

Padahal bulan sudah berganti, tapi tetap saja rasa ini tak ingin selesai, tak ingin berpindah tempat.

Begitupun juga dengan kehilangan.

Rasa-rasanya ini yang lebih tersiksa, bagaimana tidak?

Aku telah kehilangan diriku sendiri, diriku yang sebelum mengenalmu nampak selalu bahagia tak pernah merasakan kesedihan.

Juga kehilangan dirimu yang sudah cukup lama mengisi kekosongan hari dan hati ini. Tak ada yang tersisa.

Aku telah mendapatkan dua rasa itu diwaktu yang bersamaan.

Tak ingin banyak berharap pada semesta untuk bulan yang baik ini.

Harapku hanya satu, semoga semesta mengerti apa yang sedang aku rasakan, agar aku tak selalu merasa ‘sendirian’ di bumi ini.

Dan, kupersembahkan khusus terimakasihku pada semesta,

Terimakasih, telah membuat aku kuat sampai detik ini, sampai hari ini, bahkan.. Sampai bulan silih berganti, seperti ada perjanjian pada diri sendiri,

Jangan sampai bulan ini menjadi bulan buruk, bulan kegalauan, bulan kesedihan hanya karena perihal perasaan yang tak kunjung usai.

Selamat datang bulan yang baik. Semoga akan terus begitu.

Senduan SanubariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang