Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhir-akhir ini semuanya jadi berubah. Setelah gosip tentang anak haram itu menyebar, semua orang memandang aneh kearah Mingyu. Awalnya hanya curi-curi pandang, sekarang mereka malah terang-terangan memandang remeh kearah Mingyu.
Tidak hanya itu saja, bahkan beberapa gadis secara lantang berbisik keras tentang gosip itu, seakan sengaja agar Mingyu dapat mendengarnya.
Teman kelasnya— yang awalnya membela Mingyu, satu persatu kini malah berubah menjadi tidak peduli. Meskipun tidak memperlakukan Mingyu seperti anak kelas lainnya, tapi tetap saja Mingyu dapat merasakan perlakuan yang berubah.
Bahkan Eric dengan seenak jidatnya mengusili Mingyu dan mengolok-oloknya dengan kata anak haram, seolah itu hanyalah candaan yang wajar untuk di gumamkan.
Beruntung masih ada Hyunjin. Disaat temannya yang lain mulai meninggalkan Mingyu saat mengetahui kabar tersebut, hanya Hyunjin yang masih tetap setia menemani Mingyu. Tidak jarang Hyunjin melawan Eric, hanya karena pemuda itu tidak mau disuruh untuk berhenti mengusili Mingyu.
Ah– seandainya tidak ada Hyunjin, Mingyu tidak tau harus bagaimana lagi.
Dan tentang Minju— gadis itu bahkan tidak peduli dengan kehidupan sekolah Mingyu saat ini. Bukankah seharusnya Minju sangat senang melihat keadaan Mingyu yang seperti ini? Bukannya gadis itu ingin Mingyu benar-benar dibenci semua orang?
Tapi senyuman itu tetap tidak terukir diwajah Minju.
"Eh anak haram, lo kan pinter, kerjaan gih tugas gue." Eric asal melempar buku tugasnya di depan muka Mingyu.
"Dih ngelawan. Mana nih temen-temen lo yang kemarin suka ngebela-belain lo? Udah pada pergi ya?" Eric tertawa, memandang remeh kearah teman sekelasnya. "Oh iya lupa, pasti mereka juga gamau temenan sama anak haram kan ya? Najisin banget sih hidup lo. Haha—"
Bugh!
Tawa Eric terpotong, Hyunjin yang baru saja kembali dari toilet langsung membabi-buta menggebuki tubuh Eric.
"JAGA OMONGAN LO BANGSAT! MULUT LO TUH YANG LEBIH NAJISIN!" Teriak Hyunjin.
Mingyu kalang kabut melihat tindakan Hyunjin. "Jin-- jin, udah jangan dilawan hyunjin."
Baik Hyunjin maupun Eric berhasil ditarik paksa, menjauhkan keduanya.
"Tapi orang kaya dia kalo di diemin malah makin ngelunjak gyu!" Deru napas Hyunjin terdengar begitu jelas.
"Udah, jangan diladenin. Nanti malah lo yang kena imbasnya gara-gara gue."
Kerikil itu terjun bebas dari ketinggian menuju dasar laut. Mingyu bergidik ngeri, apa tubuhnya juga akan terhempas seperti itu jika ia memilih untuk meloncat dari sini?
Biasanya jika Mingyu sedang berada dititik terendahnya, selalu ada teman sekelasnya yang membuat senyuman terukir kembali diwajah Mingyu. Tapi kini, semuanya benar-benar pergi.
Rasanya— tidak ada lagi orang di dunia ini yang mau memperdulikan Mingyu. Mingyu seperti tidak mempunyai alasan untuk tetap tinggal lebih lama lagi.
Satu langkah.
Satu langkah lagi tubuh Mingyu dapat melayang bebas di udara. Dipegangnya erat pembatas jembatan itu.
Tapi tiba-tiba saja tubuhnya ditarik paksa dari belakang.
"Kamu udah gila ya?!"
Mata Mingyu mengerjap. Menatap ragu sosok didepannya ini.
"Mama—?"
Seseorang, tolong katakan pada Mingyu. Semua ini bukan mimpi kan?
Apa seseorang yang baru saja menyelamatkan hidupnya ini, benar-benar ibunya? Apa seseorang yang tengah menangis dihadapannya ini, sungguh ibunya?
"Kamu— kamu tega mau ninggalin mama sendirian?"
Tunggu.
Apa Mingyu baru saja mendengar Krystal menyebut dirinya "mama" ?
