L I M A B E L A S

70 18 5
                                    

"Kak Reno, masih ingat aku? Gladis yang ketemu di Linus waktu itu.." Ucap gadis itu yang tiba - tiba datang menghadang langkahnya.

Lupa, jujur itu. Banyak sekali perempuan yang ia temui di tempat seperti Linus. "Gladis?" Tanyanya masih berusaha mengingat.

Oh, ayolah! Pikiran dan matanya sedang tidak singkron. Kalau ditanya ingat ngga ingat, tentu jawabannya tidak. Karena yang ia ingat hanya gadis bermata tajam dengan setelan sederhana dan tertutup ketimbang yang lain yang ada disini. Jeans belel membentuk kaki jenjangnya dan cardigan croptop menutupi bahu cantik gadis itu.

Siena, sejak bertemu tatap dengan gadis itu. Yang baru ia sadari ternyata sama sekali tidak pernah ia lihat sesekali Siena tertawa atau tersenyum menikmati acara malam ini. Yang ada malah terlihat tidak enjoy dan buru - buru ingin keluar.

"Ah, iya inget gue. Yang ketemu di Linus itukan? Kok bisa ada disini?" Alibinya agar obrolan ini cepat selesai dan ia bisa menghampiri Siena.

"Dapet link dari saudara, katanya umum jadi aku kesini deh.. eh taunya ada Kak Reno.."

Reno tertawa tanpa niat. "Yaudah sok nikmatin acaranya ya, gue pergi dulu.." ujarnya buru - buru. Sekelebat bayangan kecewa ada di wajah Gladis. Tapi ia tidak pedulikan. Ia mengambil langkah pasti untuk menuju ke arah teman - temannya berdiri yang tengah asik menggoda dan mengejek Siena membuat gadis itu berkali - kali bersungut sebal.

"Wassup, bro?! Lawan siapa nih?" Sapa Danan, lagi - lagi langkahnya dihadang.

Anjing! Sesusah itukah menghampiri Siena?

Reno menghela napas pelan. Oke, mungkin bukan saat ini dengan banyak orang yang pasti akan membuat gadis itu di sorot oleh mata - mata FBI. Mungkin nanti, kalau sudah sepi ia akan menghampiri gadis itu dan bertanya. 'Mengapa menghindarinya?'

"Lawan sama anak DPR, si Bimoli." Jawab Reno diiringi kekehan. "Mobilnya tuh hijau neon, geber kek knalpot kampung.." lanjutnya lagi memancing gelak tawa keduanya.

"Apa kabar, Nan? Kaget gue, akhirnya lo dateng juga setelah sekian lama rebahan di hotel prodeo," Canda Reno merangkul bahu Danan sembari tertawa.

"Bangke..bangke!" Danan tertawa mendengar penuturan Reno sambil memukul perut Reno pelan. "Puji Tuhan, baik. Lo apa kabar?"

"Allhamdulilah baik juga. Kapan keluar kok lo nggak ada hubungi gue?"

"Seminggu yang lalu," Jawab Reynan. "Sibuk daftar sekolah, dipersulit karena gue udah ada riwayat kriminal,"

Reno mengangguk. Danan teman SMP-nya yang harus mengalami nasib nahas karena tertangkap oleh  Satresnarkoba di rumahnya saat itu. Sedang membungkus beberapa paket narkoba yang akan di kirimkan pada konsumen.

Tidak perlu ikut bersedih karena orang tua Danan sendiri adalah golongan old money yang mana mereka sering bertemu diacara jamuan pesta perusahaan atau sekedar pesta perayaan. Uang bisa bertindak bukan? Bahkan sekarang cowok itu saja berdiri gagah di depannya. Jadi, untuk masalah mencari sekolah pun tidak perlu risau. Karena, ya.. balik lagi ke uang.

"Mau spik cewek ah, lama udah ngga main.."

"Cari sana! tapi jangan yang itu, punya gue soalnya.." ucap Reno yakin. Danan memincingkan matanya melihat gadis yang ditunjuk Reno.

"Ck! Nggak ah! Bukan tipe gue," jawab Danan cepat. "Tertutup gitu, apa yang bisa dilihat?" seloroh Danan mendapat toyoran dari Reno.

-oOo-

Diam - diam, di dalam hatinya. Siena berharap Reno memenangkan balapan di sirkuit ini. Sedikit menggeram kala mobil yag dikendarai Reno sempat tertinggal beberapa meter dari mobil hijau neon yang memimpin. Tapi tak berselang lama, mobil hitam dengan suara halus itu ganti memimpin jauh dari mobil hijau neon membuat pemilik mobil hijau neon yang ia ketahui bernama Bimo, anak ketua DPR itu berulang kali memukul stir mobilnya.

ALOHA SIENA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang