S A T U

364 51 8
                                    

Gimana ya caranya menyampaikan awal cerita di cerita pertamaku ini biar nggak terdengar membosankan? Jujur ini cerita klise banget,
mainstream dah pokoknya! tapi walaupun begitu,kalian tetep harus baca. Kasih aku dukungan dengan cara komen dan vote. Btw, nyenengin orang dapat pahala juga lho.

-oOo-

Ketika bel berbunyi menandakan istirahat, sebelum guru di depan kelas benar-benar mengucapkan kalimat penutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika bel berbunyi menandakan istirahat, sebelum guru di depan kelas benar-benar mengucapkan kalimat penutup. Ketiga sahabat Siena sudah lari dan berkumpul menjadi satu di meja Siena, membuatnya menghela napas.

"Gimana udah berubah pikiran belum?"

Siena menggeleng. "Gue nggak ikutan, udahlah sana kalau mau party yaudah party aja,"

"Ishh! Ayolah ini party cowok gue yang ngadain!!" Bujuk Reva dengan tampang memelas.

Siena heran setiap minggu pasti ada aja siswa sekolah yang mengadakan party di rumah mereka. Hanya bersenang-senang dengan meneguk minuman alkohol yang mereka bawa secara sembunyi-sembunyi.

Ghea berdecak. "Lo tuh butuh seneng-seneng dikit, biar nggak terlalu serius hidup lo,"

"Ayolah! Sesekali aja, yang kemarin kan lo selalu nolak," ujar Nadia.

Siena terlihat ragu-ragu sekarang. Pendiriannya untuk tidak ikut goyah. Hatinya bimbang. "Ngapain sih disana? Lihatin orang mabok?"

Reva memutar bola matanya. "Mau nggak mau, tunggu jam lima gue jemput lo."

Siena tak menjawab. Toh, apapun jawabannya mereka akan tetap menjemput Siena.

-oOo-

Pantas saja mereka yang mengadakan party seperti ini ternyata dari orang yang berada. Orang tua mereka tidak selalu di rumah sibuk mengurusi bisnis ke luar negri.

Ia baru sadar ketika mobil yang dikendarai Reva memasuki perumahan elite. Memasuki gerbang tinggi dengan perkarangan rumah yang begitu luas. Sudah banyak mobil terparkir rapi disana.

"Oh My God! Siena.. akhirnya lo dateng juga," Sapa Jena si pemilik suara lembut itu. Siena tersenyum simpul sebagai jawaban.

"Kalau nggak kita paksa, mana mau dia berangkat, Jen.." adu Nadia pada Jena yang ditanggapi tawa ringan.

"Yaudah gue kesana dulu ya, enjoy this party!"

Ketika keempat cewek itu tengah duduk santai di sofa pojok ruangan sembari mengobrol dan bercanda. Suara gaduh mengalihkan mereka. Ternyata kedatangan Reno dan ketiga temannya. Menjadi pusat perhatian adalah makanan sehari-hari untuk mereka. Apalagi Reno yang notabenenya playboy populer di sekolah. Cowok yang ditaksir Nadia, sejak Reno mengantar Nadia pulang ketika hujan. Dasar Nadia! Gitu doang bisa jatuh cinta.

ALOHA SIENA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang