D U A B E L A S

62 9 0
                                    

"AKU MENCINTAIMU LEBIH DARI YANG KAU TAUUU HUUUUU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AKU MENCINTAIMU LEBIH DARI YANG KAU TAUUU HUUUUU..MESKI KAU TAKKAN PERNAH TAU! LANJUT RAM.." Suara Raka menggelar memberikan tempat pensil entah milik siap yang ia jadikan mic, itu kepada Rama yang tampak ogah - ogahan.

"HAARUS KU SADARI CINTAKU BERTEPUK SEBELAH TANGAN UWO UWOO.." Rama tetap melanjutkan.

"Kurang obat," ujar Garda berusaha tidak mempedulikan sahabatnya. "Temen lo Ren,"

Merasa terpanggil, Reno menoleh dan menggeleng kuat. "Bukan temen gue,"

"AYANG IH! KOK GITU NGOMONGNYA," Seru Raka menggoda Reno yang daritadi sibuk menggoda Zara. Raka turun begitu saja dari meja lalu menghampiri Reno  yang memandangnya jijik.

Raka memonyongkan bibirnya mendekati Reno. "Cium yang.."

Semua teman sekelasnya terutama murid perempuan sudah jejeritan nggak karuan melihat adegan itu. Reno yang sudah dikekang oleh tangan Raka hingga sulit sekali untuk menghindar jauh - jauh. "RAKA GOBLOK! JAUH - JAUH DARI GUE,"

Rama dan Garda sudah ketawa hingga  roll depan roll belakang. Nggak, nggak becanda guys! Mereka berdua ketawa hingga memukul lantai berulang kali.

Akhirnya Reno bisa lepas dari jeratan Raka lalu mendorong tubuh Raka kasar. "Najis lo bangsat!" Ujar Reno emosi.

Raka tertawa melihat hal itu, kapan lagi kan bisa bikin Reno begini?

"TELAPAK SEPATU SIAPA INI KURANG AJAR BANGET NAIK - NAIK MEJA GUE!" Sang empu meja depan itu datang dari kantin. Kok tau? Iya, karena kedua tangannya penuh dengan jajanan kantin.

"Raka, Ver yang naik meja lo!" Sahut Reno melirik Raka sambil mengangkat alisnya.

"Anjir lo cepu!"

"Mampus lo Rak gue nggak ikutan!" Rama mengangkat kedua tangannya.

"RAKA! SINI LO BERSIHIN DULU TELAPAK LAKNAT LO! NAJIS BANGET KALAU ADA TAI GIMANA.."

"Lah iya! Tadi pagi Raka bilang sepatunya nginjak tai kucing." Sahut Garda mengompori.

"Setan lo pada!" Raka merengut sebal, namun tetap melangkah ke meja Vera untuk membersihkan meja itu. Ketukan pintu kelas membuat mereka yang berisik tiba - tiba diam dan menoleh untuk melihat siapa orang yang berdiri di pintu kelas.

Merasa diperhatikan, Siena menelan ludahnya kasar. Seketika tujuannya kemari hilang bagai dibawa angin. Astaga, kenapa aku ini tremoran.

"Eh Siena! Ada apa neng? Tumben ke kelas kita." Sapa Raka menyadarkan Siena.

"Cari Reno," Jawab Siena cuek, ekspresinya juga tidak berubah. Flat saja tidak ada modifikasi lain. Setelah mengatakan itu, keadaan kelas kembali bersuara namun tidak seramai tadi. Ada yang sudah kembali dengan kegiatan masing - masing dan ada yang masih melihatnya penuh selidik.

ALOHA SIENA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang