S E P U L U H

98 26 1
                                    

Sesungguhnya diam – diam aku sedang mengenalimu lebih dalam.

Dalam diam. -Siena

-oOo-

Keadaan sekolah yang sepi dimanfaatkan oleh seorang perempuan yang sejak tadi menunggu Reno selesai ekstrakulikuler renang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan sekolah yang sepi dimanfaatkan oleh seorang perempuan yang sejak tadi menunggu Reno selesai ekstrakulikuler renang. Mengikuti kemanapun Reno melangkah walaupun perempuan itu kesusahan.

"Lo kenapa jadi gini sih, Ren?" rengek seorang perempuan yang menggandeng lengan Reno posesif.

Reno menghentikan langkahnya karena merasa risih dengan gandingan perempuan ini. "Apa lagi sih? Udah gue jelasin kan?"

Perempuan itu mendengus. "Kalau lo nggak suka sama gue, kenapa ngajak pacaran? Terus kenapa lo nyium gue waktu kita jalan bareng, Ren?" Ujar perempuan itu frustasi.

Reno mendongakkan kepalanya jengah sambil memejamkan matanya.

Dan secara tiba – tiba, perempuan itu merangkul leher Reno manja, sang empu juga diam saja tidak menolak padahal mereka masih di lingkungan sekolah. Emang nggak tau malu!

Reno melirik sinis kearah tangan yang sudah bertengger di lehernya, lalu kembali menatap si perempuan. Sedikit merendahkan kepalanya dan berbisik."Lo pikir, lo satu – satunya orang special karena gue ajak jalan? Huh?" suaranya merendah membuat perempuan itu perlahan menurunkan rangkulannya, wajahnya pias menyedihkan.

Reno senang mendapati perempuan ini melemah, cowok itu juga tidak pernah lupa dengan smirk yang terbit dibibirnya karena berhasil membungkam Felisha, nama perempuan itu.

"Terus lo tanya kenapa gue cium lo waktu itukan? Kelakuan lo yang mancing gue duluan, bukannya itu respon alami ya?" Jawab Reno santai dengan senyuman remeh.

Setelah mengatakan hal yang menyakitkan itu Reno berlalu begitu saja sambil mengangkat telepon dari seseorang.

-oOo-

Siena dan Ghea jalan bersisihan di koridor sekolah yang sepi. Bunyi bel sudah berdering 20 menit yang lalu, tapi sepertinya mereka adalah dua orang yang malas untuk pulang ke rumah. "Lo balik, Sien?"

Siena mengendikkan bahunya.  "Males gue.."

Ghea mengangguk paham, karena dia juga mengalami. "Terus lo mau kemana?"

"Kemana aja yang penting nggak clubbing," Jawa Siena menyindir sahabatnya dengan nada jumawa.

Ghea mencebik. "Asik tau! Lo bisa lampiasin masalah lo disana tanpa orang lain tau dan ikut campur.."

"Nggak sadar aja, ternyata clubbing juga salah satu hal terfavorit gue.."

"Tobat, Ghe.. astaga!" Ujar Siena menggeleng karena ucapan Ghea serasa tidak masuk akal.

ALOHA SIENA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang