Happy reading!
**
*
Previous chapter.
"Ya Tuhan!" Elena memekik keras seraya menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Kejadiannya bahkan begitu cepat dan hampir tidak disadari olehnya. Ia buru-buru turun dari mobil, dan berlari menghampiri saudarinya yang saat ini terkapar di pinggir jalan akibat ditikam pada bagian perut oleh orang tidak dikenal berbaju biru dongker, yang muncul mendadak dan sekarang telah melarikan diri.
Joan Jung, aku mohon, bertahanlah!
*****
[seluruh kejadian di bagian ini merupakan flashback sebelum kecelakaan Joan]
"HALO, namaku Joan. Aku tetangga baru yang pindah di samping rumahmu."
Joan kecil, yang sebentar lagi akan berusia 6 tahun tersenyum lebar, menampakan gigi gingsulnya yang lucu. Rambut hitamnya, yang terdapat beberapa helaian yang berwarna cokelat karamel bergoyang-goyang mengikuti arah angin yang berhembus di sore hari.
"Minggir!" Anak kecil dengan wajah manis itu menatap tajam Joan.
Joan yang merasa kaget karena baru pertama kali ada seseorang yang menatap tajam padanya kini sedang menahan tangis. Kedua matanya berkaca-kaca dan ia menggigit bibir bawahnya agar isakan tangisnya tidak terdengar.
"Kamu mau main, ya? Aku boleh ikut, enggak?" Joan tidak menyerah, setidaknya ia harus memiliki teman meski hanya seorang.
"Aku bilang minggir!" bentak anak kecil itu.
"Namamu siapa?" Joan kecil yang tidak mengenal takut itu bertanya lagi kepada tetangganya.
Sementara itu, tetangga Joan yang ternyata adalah seorang anak laki-laki mencebik dan berdesis sebal. Manik kelamnya menatap Joan kecil tidak suka.
"Ayo dong, kasitau namamu, ya. Barangkali kita bisa jadi teman," tawar Joan penuh harap.
Ia menyentuh lengan milik tetangganya itu dan setelah itu ia jatuh terjembab di jalanan beraspal.
"Hiks, sakit. Mama ..."
Joan mulai terisak pelan. Napasnya hampir putus-putus sebab ada ingus yang menyumbat hidungnya. Sementara tetangga barunya itu menatap Joan tidak percaya. Ia juga tidak sadar kalau ia mendorong Joan agak keras hingga sikunya tergores aspal dan membuat luka yang lumayan panjang.
"Dasar cewek jelek cengeng! Makanya jangan ganggu aku, lagian mukamu tuh aneh banget. Mata abu-abumu juga aneh dan norak, bikin orang sakit mata aja. Kamu juga kalau ngomong gak jelas, apa orang tuamu nggak ngajarin kamu bahasa Korea yang bener?" cerocos lelaki kecil itu.
Walaupun ia mengomeli Joan, sebetulnya dalam hati ia merasa bersalah juga. Anak yang bernama Joan itu juga tidak salah, hanya saja suasana hatinya sedang tidak baik untuk sekedar menyambut orang baru.
"Aish! Berhenti nangis, dong. Kalau kamu nangis terus aku nggak mau nih jadi temanmu," kata anak laki-laki itu.
Mendengar hal itu, Joan langsung berhenti menangis. Cewek itu mengusap air matanya cepat. Ia tidak boleh sampai kehilangan teman pertama--setidaknya calon teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Unseen ; choi beomgyu
Fanfiction"Tiap orang pasti punya rahasia yang bahkan nggak akan kau kasih tahu ke siapapun, bahkan orang terdekatmu. Aku, Choi Beomgyu, punya satu rahasia. Biar kuberitahu, aku ini bukan manusia biasa." © crownedqueen ; started from July 2019 [ #1 in Unseen...