05. hospital

48 0 0
                                    

Happy reading! 

**






BEL pulang berdenting ke seluruh penjuru sekolah. Para murid berhamburan keluar dari tiap kelas yang mengajar. Sebagian ada yang langsung pulang ke rumah, sebagian lagi ada yang pergi ke tempat kursus, dan sebagian lainnya menetap di sekolah untuk menjalankan kegiatan ekstrakurikuler maupun organisasi. Tapi Joan tidak. Ia sengaja mengosongkan jadwalnya hingga hari Rabu, demi kelangsungan rencana pesta ulang tahun Beomgyu. Ia juga sudah memberitahukan rencanya kepada orang tua Beomgyu, untungnya mereka setuju-setuju saja.

"JJ, mau langsung pulang?"

JJ adalah nama panggilannya di sekolah, sebab banyak dari teman-teman Koreanya yang susah mengeja namanya. "Iya, Jinri. Kamu sendiri?" tanyanya balik kepada teman satu kepengurusan OSIS.

"Nope, ada hal yang perlu kuurus dulu, sih," kata Jinri. "Eh, aku duluan, JJ."

"Oh, oke. Semangat Jinri-ya!"

"Tentu, kamu hati-hati pulangnya."

Keduanya berpisah di persimpangan lorong. Joan menerusnya berjalan lurus sesekali membalas sapaan dari beberapa adik kelasnya. "Halo, Senior JJ," serta kata-kata lain yang serupa dengan itu.

Sampai akhirnya, ia berhenti di pelataran lobi gedung timur, yang saat ini ia tempati, dimana banyak murid-murid yang berlalu-lalang. Termasuk Elena yang menunggu dirinya. Mereka tidak memiliki satu kelas pun yang sama di hari ini. Makanya Elena menunggunya di lobi.

"Ayo pulang, Joan. Om Hyun udah nunggu di depan," ajak Elena lalu merangkul pundak perempuan bermata kelabu itu.

"Aku kira kamu gak bakal masuk hari ini"

"Urusannya udah beres, makanya aku nyusul di jam ketiga."

Joan mengangguk-ngangguk. Sesekali ia bernyanyi tanpa suara mengikuti lirik lagu yang sedang diputar di dalam mobil. Ketika lampu merah sedang berlangsung, kedua mata kelabu Joan memandang pejalan kaki yang sedang menyebrangi jalanan. Ia menebak bahwa ada beberapa pegawai kantoran jika dilihat dari pakaian mereka, lalu ada beberapa anak sekolah, bahkan ada yang memakai seragam yang sama seperti miliknya, lalu ada anak kecil yang sedang berjalan sambil mengamit lengan ibunya.

Melihat anak kecil itu, ia jadi teringat dirinya sendiri yang waktu itu masih awal-awal menetap di Korea Selatan dan tidak terlalu fasih bahasa di negara ini. Sambil bernostalgia, ia memandang satu persatu penyebrang jalan itu hingga ada sebuah mobil Jeep berwarna hitam melaju dengan kecepatan yang tidak lazim dan menyerempet salah satu pejalan kaki di sana.

"Astaga!" Secepat kilat, Joan langsung keluar dari mobil sambil membawa kotak darurat P3K yang ada di mobil itu.

Brak!

Elena membanting pintu mobil. Ia menyusul saudarinya.

Sementara, Mr. Hyun mulai menepikan mobilnya ke sisi jalan. Barangkali orang yang terserempet itu terluka dan perlu diberi pengobatan di rumah sakit.

Joan menerobos kerumunan pejalan kaki yang bergerombol. Lalu ia mendekati orang itu, yang dilihatnya tadi terserempet mobil. Joan memperkirakan lelaki itu berusia sepantaran dengannya. Untungnya, sudah ada beberapa orang yang memapah laki-laki itu dan mendudukannya di salah satu bangku halte bis.

"Ya ampun, apa kau nggak apa-apa?"

Lelaki itu meringis sedikit. Joan melihat ke bawah, tepatnya pada kaki kiri lelaki itu. Celana kain yang digunakannya sedikit robek di bagian lutut hingga betis. Ia tidak segera menjawab pertanyaan Joan, membuat perempuan itu menyimpulkan bahwa kakinya pasti terluka parah dan terasa sakit sekali.

[1] Unseen ; choi beomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang