A Different Feeling

261 36 21
                                    

Kinan buru-buru turun dari kamarnya dan lari ke ruang tamu begitu mendengar Icak sedang menunggunya disana. Tentu saja ia kaget, ada angin apa Icak tiba-tiba betada dirumahnya. Bahkan tanpa pemberitahuan.

"Kok disini aja? Ada apaan?", Kinan laku mengedarkan pandangannya ke samping Icak.

"Loh, David ikut juga?"

"Hai, Kak Kin! Disuruh Kak Icak", Kinan manggut-manggut begitu melihat David meletakkan sebungkus plastik berisi mangga.

"Bang Rafie belom balik ya?", sambung Icak cepat.

Kinan menggeleng, "Belom. Masih jaga dia balik jam 8an mungkin. Astaga ini masih jam 7 pagi?? Kalian mau ada urusan apa sih? Mama masak aja belom kelar"

David nyengir lebar, "Hari ini mau nengok sodara jauh di Bandung. Kak Kinan ikut yah!", Icak dan Kinan saling melempar pandangan, seperti meminta persetujuan.

"Serius?"

"Iya gue dah bilang Mama lo katanya boleh", jawab Icak.

Kinan mengusap tengkuknya bingung. "Tapi gue belum mandi?"

"Ya mandi", jawab Icak dan David bebarengan.

"Terus urusan kalian ama Bang Rafie?"

"Mau pinjem mobil itu mereka", Mama Kinan datang dengan secangkir lemon tea hangat.

"Ayo diminum. Ntar sarapan dulu ya", lanjut Mama Kinan.

"Bang Rafie belom balik tapi, tar gue coba chat deh", kata Kinan mengekor Mamanya kembali ke dapur.

"Diminum! Gue mandi dulu".

***

"Itu kalo mau nyalain mesin rada kenceng neken tombolnya. Dari kemaren rada susah di starter gatau kenapa", titah Bang Rafie yang masih lengkap menggunakan jas dokternya plus muka lelahnya karena jaga semalaman.

"Tapi semua aman kan, Bang?", Icak menanggapi sambil mengulurkan tangan meminta kunci.

"Aman. Jangan lu lecetin, Cak. Ini investasi gue sebagai dokter kalem, tampan dan idaman"
Kinan berpura-pura muntah mendengar jawaban Bang Rafie yang menggelikan.

"Jijik lo sono minggir. Mandi kek sumpah bau bangke lu", sergah Kinan begitu Bang Rafie lewat didepannya.

"Kok lu tau? Gue abis bantuin otopsi mayat seminggu lalu nih nih cium!", Bang Rafie menyodorkan tangannya kedepan hidung Kinan.

"AP- APAAN SIH- IH! A-ABANGGGGG!! MAMAAAAH", senjata utama Kinan sebagai anak bontot dikeluarkan. Bang Rafie terpaksa mengakhiri sesi jahilnya dan berpindah target ke David yang sejak tadi berdiri meringis geli melihat pertengkaran mereka.

"Eh siapa sini lu kenalan dulu", Bang Rafie mengibaskan tangannya seolah meminta David mendekat.

"David, Kak. Adiknya Icak", David tersenyum lebar namun langsung merubah ekspresi wajahnya begitu melihat Bang Rafie mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Mungkin David pikir itu tangan abis otopsi mayat dan bekasnya masih tertinggal disana.

"Jangan manggil Kak. Abang aja. Gue orang palembang asli", katanya menjelaskan.

Diam-diam David melap tangannya ke belakang celana, "Kenap- YAELAH SALAMAN AJA KALI INI TANGAN ABIS OTOPSI JUGA MAKE SARUNG TANGAN KAGA TANGAN GUE MASUK PERUT MAYAT TERUS OBOK-OBOK ISI DALEMANNYA"

David mengangkat bahunya ngeri setelah Bang Rafie menjelaskan itu semua. Namun mereka berakhir dengan melepas salaman dengan damai.

Mama Kinan keluar rumah dengan tergesa-gesa, "Serius gamau bawa bekal?"

My Silly Boyfriend - Park WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang