Chapter 6

2.6K 247 9
                                    

Happy reading zeyeng 😂
Vote untuk up cepet, kalo mau hehe :D

*****

"Udah bunda bilang diminum kan sayang. Kamu bikin khawatir satu rumah loh ini, ngga enak sama yang lain," Ujar Bunda Hyeri. Menasehati anak bungsunya yang tertunduk di hadapannya.

"Maaf bunda," Cicit Lisa.

Bunda Hyeri maju, mengelus pelan pucuk kepala anak gadis keduanya itu. "Sekarang perutnya udah enakan?"

Lisa mengangguk, "Ngga sesakit tadi, bun."

"Bunda pengen sekarang Lisa istirahat, tidur," Titah sang bunda. Mau tak mau membuat Lisa mengangguk pasrah.

Bunda Hyeri berbalik mendapati anak sulungnya yang sedari tadi berdiri dibelakangnya. Tangan beliau terangkat mengelus pipi Jennie.

"Bunda keluar dulu," Ucap beliau kemudian melangkah keluar dari kamar yang biasanya ditempati Jennie dan Lisa itu.

Setelah sang bunda keluar, Jennie duduk berhadapan dengan Lisa yang menunduk. Tangannya terangkat mengelus pelan pipi sang adik sehingga membuat Lisa mendongak menatap sang kakak.

"Lain kali turutin kata bunda. Kan kalo udah sakit repot, Ca," Ujarnya pelan. Berusaha keras agar tak membuat sang adik merasa terhakimi.

"Ica ngga suka eonni, bikin mual minumnya," Adu Lisa. Nada bicara gadis itu sedikit bergetar.

Jennie dengan sigap memeluk sang adik. "Ntar kalo udah ngga sering sakit lagi, pasti ngga bakal minum lagi kok. Ica juga kan baru minumnya," Ujar Jennie pelan.

Jadi, ceritanya Lisa sakit perut karena ia sedang kedatangan tamu bulanannya. Sebenarnya sakit perut itu baru dua bulan ini Lisa rasakan. Mengetahui itu sang bunda pun membuatkan sebuah ramuan herbal, karena menurut kata orang-orang dulu harus begitu agar kelaknya tidak menjadi penyakit. Dan Bunda Hyeri percaya itu. Jadi ketika Lisa mencoba meminum ramuan herbal itu, bukannya dihabiskan ia malah membuangnya. Dan jadilah rasa sakit itu yang kembali datang menghantam diri Lisa.

"Lagian Ica ngga kasian sama bunda? Bunda capek buatin, tapi Ica malah buang minumannya," Ujar Jennie lagi.

Kali ini tangis Lisa pecah. Hal itu membuat Jennie kelabakan sendiri, karena bukannya mencegah ia malah membuat tangis sang adik pecah.

"Ehh, sssttt. Udah, ngga papa. Bunda ngga bakal marah kok, kan tadi udah minta maaf juga sama bunda."

Jennie mengurai pelukannya. Kemudian mengusap pipi sang adik yang basah air mata. "Udah, sekarang tidur, oke?"

Lisa mengangguk. Kemudian membaringkan dirinya di tempat tidur.

"Eonni, kerjaan kita gimana?"

Jennie mendengus, "Kita diberentiin sama Jungkook. Dia kira kamu sakit karena capek kerja."

Raut sedih nan bersalah itu kembali muncul di wajah Lisa. Jennie cepat-cepat mengusap kepala adiknya sembari tersenyum.

"Udah ngga papa, lagian udah mau masuk sekolah ini. Ntar kita pikirin masalah kerjaan," Ucapnya. Lisa mengangguk mengerti.

"Tidur," Titah Jennie. Namun seraya terkekeh.

Lisa turut terkekeh kecil dengan mata basahnya, "Oki doki eonni."

*****

Bunda Hyeri menutup pintu itu perlahan. Saat beliau berbalik berbagai pandangan sudah menunggunya.

"Ica kenapa, bun?" Tanya Jungkook. Matanya sarat akan kekhawatiran.

Bunda Hyeri tersenyum, "Sakit perut biasa kok, udah baikan juga. Bunda suruh tidur itu anaknya."

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang