Happy reading luv <3
*****
Jennie menatap ragu kearah luar. Jisoo dan Rose sudah bersiap turun dari mobil yang membawa mereka. Sedangkan Jennie semakin ragu saat melihat banyaknya kilatan flash kamera yang menyorot setiap tamu yang datang ke acara itu.
"Eonni, gue ngga jadi ikut deh ya?" Ujar Jennie ragu.
"Mwo?" Jisoo dan Rose langsung menatap Jennie.
"Wae? Lo sakit?" Tanya Jisoo langsung.
Jennie menggeleng pelan nan ragu. "Ani, gue malu, eonn," Ucapnya.
Rose yang tadinya terdiam langsung menghela napas lega. "Astaga gue kira apaan, eonni," Desahnya lega.
"Malu kenapa sih eonn? Eonni tuh udah perfect banget tau," Ujar Rose lagi.
"Gapapa, Jenn. Ada kita," Timpal Jisoo tersenyum menyakinkan. Jennie terdiam, namun akhirnya gadis itu mengangguk ragu seraya tersenyum kecil, setelah sebelumnya menghela napas dalam.
"Lagian gue yakin kok, semua orang bakal muji kita bertiga cantik nanti," Jisoo berucap konyol, sekadar mencairkan keadaan. Berhasil, candaan Jisoo itu membuat mereka tertawa sesaat.
"Yaudah, yuk," Ajak Jisoo seraya memperbaiki rambut bawah Jennie yang sedikit berantakan.
Rose dan Jennie mengangguk kemudian ketiga gadis itu mulai keluar dari mobil yang membawa mereka, yang diawali oleh Jisoo, Rose, dan terakhir Jennie.
Berbeda dengan Jisoo dan Rose yang sesekali tersenyum kearah kamera saat nama mereka dipanggil, Jennie malah menunduk selama mereka melangkah di sepanjang karpet merah itu. Seakan-akan gadis itu sedang memperhatikan betul jalan yang dilewatinya, padahal malah sebaliknya, pikiran gadis itu buyar sehingga ia tidak terlalu memperhatikan jalannya. Bahkan saat menaiki tangga gadis itu tetap menundukkan kepalanya. Lagipula memang tak ada yang memanggil namanya, karena tidak ada reporter yang mengenal dirinya. Berbeda dengan Rose dan Jisoo yang memang cucu keluarga Jeon, yang jelas saja terkenal.
Hingga mereka sampai di ruang utama aula yang besar nan megah itu. Lumayan banyak tamu yang telah datang. Karena kedatangan mereka itu, tak sedikit yang memandang mereka dengan berbagai macam pandangan, seperti kagum, terpesona, iri, dan benci mungkin(?)
Mata Rose berbinar saat melihat presensi sepasang ibu dan anak yang sedang mengobrol. Rose langsung menarik tangan Jennie dan Jisoo untuk mengikuti langkahnya.
"Eonni, tuh. Yuk yuk," Ajak Rose.
Jisoo turut berbinar saat matanya turut melihat kedua orang yang dimaksud Rose. Sedangkan Jennie, gadis itu melotot. Hendak menahan tarikan Rose, namun apa daya saat Jisoo malah turut menariknya untuk menghampiri dua orang tadi.
"Gih Je, lo jalan duluan. Ntar kita baru keluar, okay," Setelah mendapat persetujuan, Rose berjalan mendahului Jisoo dan Jennie.
Dari jauh, Rose yang sudah berjalan terlebih dahulu melambaikan tangannya semangat. Salah satu dari dua orang tadi, yaitu sang ibu turut berbinar senang saat mata beliau menangkap Rose yang berjalan kearah mereka. Beliau belum menyadari dua orang yang mengikuti Rose dari belakang.
Melihat ibunya yang tiba-tiba terlihat senang dan tiba-tiba berjalan melewatinya menuju ke arah belakangnya, sang anak pun berbalik dan mendapati sepupunya, Rose. Sama seperti sang ibu, pemuda itu juga tidak menyadari keberadaan Jisoo dan Jennie. Terlebih lagi kedua gadis itu tertutupi beberapa orang yang berlalu lalang.
"Loh, Rojeee."
"Hua, tante, kangen," Ujar Rose.
Wanita tadi, Taehee, memeluk sang keponakan yang jarang dijumpainya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Fanfiction[ON GOING] Istimewanya seorang insan itu luas, terkadang objektif bisa juga subjektif. Namun, hakikatnya setiap insan itu sama, tidak ada yang istimewa. Bukan hanya kamu, aku juga. Kita sama-sama manusia kan? Yaudah, cukup itu aja. Semua itu tentang...