Chapter 8

2.5K 211 10
                                    

Happy reading. Sempet unpub, maaf :)

*****

Jungkook mengelus pucuk kepala Lisa, yang asyik makan bersama ketiga gadis lainnya.

"Kookie mau?" Tawar Lisa. Lisannya pun sedikit tak jelas, sebab gadis itu berbicara sembari mengunyah makanan dimulutnya.

"Abisin aja buat kamu," Jungkook menggeleng seraya tersenyum. Lisa mengangguk seadanya.

Di sebelah Lisa, Rose sedang tertawa kecil.

"Eonni ternyata laper juga?" Kekehnya. Berkata pada Jisoo dan Jennie.

"Yeu, yakan sekalian dibeliin sama Jungkook. Masa ditolak ya kan, Jenn?" Jisoo bertanya, meminta persetujuan Jennie.

Jennie mengangguk dalam kunyahannya, tanpa kata sedikitpun. Rose hanya mencibir kedua kakaknya itu.

"Eh, Lis."

"Hm?" Lisa menoleh pada Rose yang barusan memanggilnya.

"Besok temenin gue beli seragam ya?" Pinta Rose.

Tanpa berpikir panjang, Lisa mengangguki permintaan Rose itu. Dalam hati, Rose mengucap syukur karena Lisa tak menaruh curiga padanya. Bukan tanpa alasan ia mengajak Lisa. Itu adalah sebuah alibi agar ia bisa memilihkan seragam juga untuk Lisa, tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Ga, Ica ngga boleh pergi," Sela Jungkook tiba-tiba.

"Wae?" Rose mengernyit tak suka.

"Ica lagi sakit, Je. Astaga," Decak Jungkook.

"Ani," Sela Lisa cepat. "Ica udah ngga papa kok, Kookie. Udah sembuh," Sambungnya.

Jungkook menggeleng, "Aku ngga izinin."

"Ica ngga papa, Kookie. Ica pengen ikut Roje, ntar kasian kalo belanja sendirian," Rengek Lisa.

Ah, gadis itu selalu tahu cara meluluhkan Jungkook. Hingga akhirnya pemuda itu tak bisa menolak permintaan sederhananya.

"Yaudah," Jungkook mengangguk dengan berat hati. Tak urung juga membuat Rose dan Lisa langsung bertos-ria.

"Gue ikut dong," Sahut Jisoo.

"Seragam gue udah buluk semua," Sambungnya.

Rose mengangguk mempersilahkan.

"Temenin gue ya, Jenn?" Jisoo mengedip-kedipkan matanya pada Jennie.

Gadis bermata kucing itu mengernyit. "Kok ngajak gue? Kan ada Roje sama Ica, eonn," Ujarnya.

Jisoo menggeleng. "Gue maunya elo ikut, bantuin milihin gue segala macem pernik sekolahan yang baru. Kan lo tau gue ngga jago milih-milih kayak gituan," Rengek Jisoo.

"Ada Ica kok, eonn. Ica bisa bantu eonni, kok," Kilahnya.

"Yakan ntar Lisa jadi konsultannya Roje. Nah elo, jadi konsultannya gue," Jisoo menyengir lebar.

"Yayaya, mau ya?" Rayu Jisoo.

Tak tega melihat Jisoo seperti itu. Jennie akhirnya mengangguki permintaan Jisoo itu. Karena senang, Jisoo bahkan memeluk Jennie dari samping.

"Aah! Makasih, Jenjen!" Serunya.

Jungkook menggeleng melihat adegan demi adegan di depannya itu. Lisa dan Jennie terkadang terlalu mudah mengiyakan permintaan Jisoo dan Rose. Walaupun permintaan itu demi kebaikan Jennie dan Lisa sendiri, namun Jungkook tak menyukai itu.

Jangan salah sangka, pemuda itu tidak suka karena tahu alasan mengapa Jennie dan Lisa bersikap seperti itu. Kedua kakak beradik itu terlalu menurut karena penerapan anggapan majikan dan bawahan yang harus menuruti majikan. Padahal mereka sama sekali tidak pernah menganggap Jennie dan Lisa seperti itu. Sudah kubilang bukan, Jennie dan Lisa itu juga bagai putri Keluarga Jeon. Ah tidak, mereka memang putri Keluarga Jeon selain Jisoo dan Rose.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang