Anneth berjalan gontai menuju rumahnya. Sempit-sempitan di angkot membuat cewek itu kehabisan energinya. Di tambah kejadian di sekolah tadi, yang masih terbayang-bayang di kepalanya.
Terlihat Katrine melambaikan tangannya pada Anneth. Cewek itu menghampiri, salam pada Mamanya, "Gue pulang," ucapnya dengan lesu.
Katrine menatap anak semata wayangnya itu dengan heran. Ada apa dengan Anneth hari ini? Biasanya cewek itu langsung menceritakan kejadian-kejadian lucu di sekolahnya.
"Gimana sekolahnya? Kok lesu?" tanya Katrine penasaran.
Anneth menghela napas. Ingin ia berbohong, tapi cewek itu tidak pandai berbohong. Lagipula kedua orangtuanya paling tidak suka kalau Anneth berbohong barang sekecil pun.
"Kenneth balik, Ma," kata Anneth pelan, hampir seperti gumaman.
"Kenneth? Siapa Kenneth?" tanya Katrine lagi. Entah efek umur atau Mama memang sudah melupakan Kenneth dari hidup Anneth.
"Mama lupa?" tanya Anneth balik. Katrine mengangguk sekali.
"Yaudah," Anneth dengan cuek berjalan meninggalkan Mamanya yang kembali menyiram tanaman di luar. Cewek itu masuk ke dalam rumah, langsung menuju kamarnya.
Anneth membuka ponselnya sesaat cewek itu berbaring di atas kasur. Mencari kontak Anastasia, dan langsung menelpon temannya itu.
"Halo?" terdengar suara Anastasia di sebrang sana.
"Halo, ini gue Anneth,"
"Iya tau, kenapa?"
Anneth mencari posisi wenak di kasurnya, "Mama gue udah lupain Kenneth, Ta,"
"Kenneth? Anak baru yang gue tunjukin ke lu itu kan?"
Tidak tau kenapa, kalau Anneth boleh jujur. Anastasia sudah seperti nenek-nenek. Padahal umurnya masih sangat muda, tapi lebih pelupa dari Mamanya. Buktinya, baru beberapa jam berlalu saja, cewek itu sudah tidak ingat.
"Pelupa banget sih!" kata Anneth kesal.
Anastasia terkekeh di telepon, "Iya, bener kan? Terus kenapa kalo Kenneth di lupain?"
"Salah gue cerita ke lu, Ta,"
Anastasia terkekeh lagi, "Ih baperan banget sih Anaknya Tante Katrine. Yaudah, mau gak kita ke mall deket rumah? Cuci mata gitu, gausah mikirin dia mulu ah, Neth. Udah masa lalu juga," ajaknya.
Anneth berpikir sebentar, "Oke,"
"Oke!" tut. Sambungan telepon terputus.
Sebaiknya cewek itu bersiap-siap sekarang. Karena Anastasia terkenal dengan pribadinya yang tepat waktu, bisa-bisa temannya itu menunggu lama.
Anneth memilih baju yang tidak terlalu mencolok, hanya baju putih lengan pendek dan celana jeans bolong di lutut. Dengan jaket pink yang bertengger di bahunya.
Cewek itu berlari menuju ruang tamu. Sudah hampir sore, takut tidak bisa berlama-lama di mall nanti.
Katrine terheran-heran melihat Anneth terlihat rapi sekali siang ini, seperti ingin pergi saja. "Mau kemana?"
Anneth nyengir, "Ma, anterin Anneth ke mall dekat rumah dong! Mau jalan sama Anastasia,"
"Temen kamu itu? Kamu kan baru pulang sekolah, emang gak capek?" tanya balik Mamanya.
"Gak kok, Ma. Ayolah...,"
"Oke."
***
Sampai di mall, Anneth berpamitan dengan Katrine sebentar. Sebelum cewek itu berlari masuk ke dalam Mall, menemui Anastasia yang menunggunya di sebuah cafe.
Terlihat Anastasia sedang bertopang dagu sambil meneguk minumannya. Anneth datang membuat hampir seluruh orang di cafe itu menatapnya, tidak tau kenapa ia juga bingung.
"Kok lama sih? Capek tau nunggunya," protes Anastasia saat Anneth duduk di hadapannya.
Anneth mengatur napasnya sebentar, "Mama gue dandan dulu, gila. Katanya ada arisan lagi sama teman-temannya,"
"Arisan ibu-ibu penyebar gosip?" tebak Anastasia, walaupun ia sudah tau pasti jawabannya.
"Iya, kek biasa. Siang jam dua, udah kumpul di pondok," tambah Anneth acuh tak acuh.
Anastasia terkekeh. Matanya melihat ke sekitar, "Lu tau gak sih Neth,"
"Apa?" tanya Anneth sepenuhnya menatap cewek itu.
"Semua orang ngeliatin lu dari awal masuk tadi," kata Anastasia dengan tatapan serius.
"Terus?" tanya Anneth tidak mengerti.
"Lu cantik," jawab Anastasia terkekeh.
Anneth menaikkan sebelah alisnya, "Lu gombal?"
Anastasia tidak bisa menahan tawanya, membuat semua orang menatap kearah mereka. Cewek itu menarik tangan Anneth keluar cafe, sambil menahan tawa.
Saat sudah di luar cafe, tawa Anastasia pun meledak lagi. Membuat Anneth hanya bisa geleng-geleng di sebelahnya. Tiba-tiba matanya tertuju pada salah satu cowok dengan topi di kepalanya yang baru masuk mall. Terlihat tidak asing di matanya.
"Itu Kenneth bukan sih?" tanya Anneth tidak sadar.
Anastasia menghentikan tawanya, mengikuti arah pandang Anneth. "Mana? Mana?"
"Itu.., yang lagi buru-buru banget!" jawab Anneth menunjuk kearah cowok itu. Anastasia mengikuti, tiba-tiba mukanya terlihat antusias. "Itu murid baru yang di sekolah kita!!"
"Ayo kita ikutin," Anneth menarik tangan Anastasia mengikuti langkah cowok yang di duga adalah Kenneth itu.
Sampai cowok itu masuk ke dalam sebuah restaurant menemui seorang cewek di dalam. Saking ramainya, Anneth dan Anastasia jadi tidak kebagian tempat.
Anastasia berseru, "Waduh, siapa tuh ceweknya?"
Diam-diam Anneth merasa hatinya tersentil melihat pemandangan itu, "Ceweknya ya?"
"Yah.., udah punya cewek Neth,"
"Tunggu-tunggu, mereka keluar tuh!" seru Anneth menarik tangan Anastasia lagi. Terlihat cowok itu bersama cewek asing di sebelahnya keluar dari restaurant sambil berpegangan tangan.
"Masa kita ke mall cuma buat buntutin pengagum rahasia lu sih?" gerutu Anastasia yang sudah capek tangannya di tarik-tarik oleh Anneth.
"Diem, Ta!" ingat Anneth menaruh telunjuknya di tengah bibir, menyuruh cewek itu diam. Anastasia hanya pasrah menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NETH
Teen FictionKalau Anneth seperti cherry. Kenneth adalah daunnya. "Gue gak mau persahabatan ini hancur, Neth." nb. sori itu covernya typo heheh