6: Bikin Repot

9 0 0
                                    


Kepergian Anastasia dari kelas, membuat Anneth memutuskan bergabung dengan temannya yang lain. Yah.. Daripada ia hanya duduk-duduk tidak ada kerjaan. Cewek itu pun bergerak menuju kerumunan di belakang kelas, sebenarnya ia takut menganggu temannya. Tapi mau bagaimana lagi.

"Haii? Kalian lagi pada ngapain nih?" tanya Anneth lembut, kedua matanya jadi mengecil karena ia tersenyum. Anneth duduk di sebelah anak yang berkuncir kuda dengan sopan.

"Eh, ada Anneth!! Tumben gak bareng Anastasia?" tanya seorang temannya. Permainan ONU mereka jadi terhenti melihat Anneth yang bergabung di lingkaran mereka.

"Oh, dia lagi ada urusan hehehe. Eh kalian lanjut aja mainnya, gapapa kok. Lagian gue cuma mau liat, gak ngerti main," kata Anneth yang tak enak. Masa cuma gara-gara dirinya permainan teman-temannya jadi berhenti.

Salah satu teman ceweknya tersenyum, "Mau ikut main? Nanti di ajarin kok," ajaknya.

Anneth tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Asiknya punya teman sekelas baik gini, bikin betah dirinya berada di kelas.

Lalu ia di suruh mengambil kartu yang sudah di bagikan ke masing-masing pemain. Karena Anneth bergabung, mereka jadi mengulang permainannya.

"Pokoknya kalau ada kartu kayak gini di skip, terus kalau kayak gini lu cari yang angkanya sama. Dan..., blablablblablabaabaaaa......" jelas temannya berupaya membuat Anneth mengerti.

Tapi Anneth hanya mengerti sedikit, tapi karena tidak ingin merepotkan temannya cewek itu mengangguk saja. Dan permainan pun di mulai.

***

HHMMMM..., biasanya kalau murid baru di masukin di kelas IPS gak sih? Coba kesana dulu deh, batin Anastasia.

Di tempat lain, Anastasia sibuk mencari keberadaan Kenneth. Sialnya ia lupa bertanya dimana kelas cowok itu pada Anneth tadi. Walaupun ia tidak tau Anneth mengetahuinya atau tidak. Temannya itu hanya asik mengingat masalalu, sampai di rendahkan pun ia diam saja. Bukan seperti Anneth yang ia kenal.

Sampai di koridor kelas IPS, Anastasia memutuskan mendekati kelas yang paling dekat dulu. XI IPS 1.

Tok.. Tok.. Tok..

Anastasia mengetuk pintu tapi tidak kunjung di buka dari dalam, membuatnya heran. Ia pun mencoba mengintip di jendela apakah ada orang atau tidak di kelas itu. Tapi tidak terlihat karena terhalangi hordeng berwarna krem. Tapi pada akhirnya pintu kelas itu terbuka, menampilkan wujud cewek dengan rambut pirang di balik pintu. Cewek itu tersenyum saat melihat Anastasia.

"Wah Anak Ipa kesini, ada apa nih ya?" tanyanya.

Anastasia menggaruk bagian belakang lehernya, "Woi, Zeta! Lu tau kelasnya anak baru gak?" beruntung cewek di balik pintu itu adalah teman se-SD-nya, jadi tidak canggung.

Zeta terlihat berpikir, "Bukannya dia masuk kelas Ipa ya? IPA 1 kalo gak salah," jawaban Zeta membuat Anneth membulatkan matanya.

"Lah? Serius-duarius lu?" tanya cewek itu tidak percaya.

Zeta mengangguk yakin, "Ngapain gue bohong coba? Eh daripada cuci mata ke anak baru itu, mending masuk kelas gue. Ada yang mau kenalan sama lu nih kebetulan," ajaknya sambil menaik-turunkan alis, berharap Anastasia akan tertarik.

Anastasia mendengus, "Lu tau gue gak ada waktu buat itu, Zet,"

"Yaelah, bentar aja napa. Siniiiii..," tanpa persetujuan Anastasia, Zeta langsung menarik tangannya masuk ke dalam kelas. "WOIIII! Liat siapa yang dateng nih," teriak cewek itu yang membuat seluruh perhatian menuju padanya.

Anastasia membuang napas kasar. Pantas saja tadi lama sekali buka pintunya, ternyata hampir semua murid di kelas ini sibuk dengan urusannya masing-masing. Sampai cewek itu melihat Boyband kw yang sedang memegang sapu, piring, dan alat lainnya di kelas ini.

"Wah, siapa ya kek kenal," celetuk cowok yang memegang panci di belakang. Anastasia menaikkan sebelah alisnya, ia juga merasa tidak asing. Oh, shit, ada mantan!

"Mau ikut piknik gak, Ta?" tawar seorang cewek yang sedang duduk diatas karpet dengan teman-temannya yang lain. Anastasia dapat melihat aneka makanan dan minuman tersaji di tengah-tengah mereka.

Ia terdiam sebentar, menatapi satu persatu wajah di kelas itu yang tersenyum padanya. Aha! Ide bagus baru saja lewat di otaknya. Kenapa ia tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk mempermudah rencananya?

"Gue mau minta tolong dong,"

"Minta tolong apaan?" tanya Zeta mewakili temannya yang lain.

Anastasia tersenyum, "Bantuin gue nemuin murid baru."

***

Suara langkah kaki sangat cepat sedang menuju arah kelas XI IPA 5. Ia berharap temannya itu berada di kelas sekarang, kalau tidak... "AAANNNEEEETTTHHHH!!!!" teriak Anastasia sesaat membuka pintu kelas. Untungnya kelas ini kedap suara, jadi tidak perlu takut kalau guru mendengar suaranya.

Anneth menggerutu di tempatnya. Kalau sudah ada Anastasia pasti cewek itu akan membuatnya tambah repot. Ini saja sudah repot, karena tidak mengerti main ONU sama sekali. Dengan terpaksa ia berdiri dan menghampiri, "Kenapa?"

"Eh, eh, eh, mukanya jangan cemberut gitu doongg.., gue barusan ngelakuin hal yang senonoh, loh!" kata Anastasia dengan antusiasnya.

Kening Anneth mengerut, "Senonoh apaan?"

"Tadi gue suruh anak IPS 1 buat nyariin tuh si Kenneth-Kenneth, jadi gampang labrakinnya ya kan? Pinter gak gue?" jelasnya lalu meminta pendapat Anneth.

Anneth memperbaiki kuncir rambutnya yang longgar, "Lu dari dulu kalau nyelesain masalah harus pake kekerasan ya?"

"Iya dong, biar impas!" balas Anastasia cengengesan.

Tiba-tiba masuk cahaya dari luar. Pintu kelas terbuka, menampakkan wujud Zeta yang ngos-ngosan. "Kenneth udah ketemu, dia di kantin lagi makan sama teman-temannya,"

Anastasia tersenyum puas, " Liat kan, Neth? Makanya gue nyuruh lu buat baik sama orang, jangan kasih tampang jutek mulu. Biar kalau lagi susah, ada yang nolongin," kata Anastasia lalu tersenyum lebar, beralih menatap Zeta di pintu. "Anterin gue ke kantin, Zet!" ekspresi cewek itu berubah serius.

"Oke," lalu Zeta dan Anastasia keluar dari kelas dengan terburu-buru. Karena Anneth takut hal yang tidak di inginkannya terjadi, ia berusaha mengikuti langkah kedua temannya itu. Padahal rasanya malas sekali, ingin rasanya Anneth bolos ke UKS sampe jam mata pelajaran terakhir.

"Buset, cepet amat larinya," keluh cewek itu di tengah-tengah ia berlari, punggung Zeta dan Anastasia hampir menghilang di pandangannya. Keringatnya pun mulai bermunculan di bawah matahari siang ini. Tapi tiba-tiba saja sebotol aqua muncul di depannya.

"Mau minum?" itu Askar. Cowok yang tidak pantang menyerah mengambil hati Anneth sejak ia kelas 9 SMP.

"Oh, makasih," tapi tetap saja, Anneth hanya menganggap Askar sebagai temannya, tidak lebih.

"Lo ngapain lari-lari sih? Gimana nanti lo kecapekan terus pinsan? Mama lo bakal nyeramahin Kepala Sekolah lagi," tanya Askar dengan nada sedikit tegas di akhir kalimatnya.

Anneth terkekeh, "Gara-gara lu kan, gue udah ketinggalan jauh deh. Dah, Skar! Nanti aja ngobrolnya.., ada yang lebih penting," lanjutnya sebelum berlari meninggalkan Askar begitu saja.

"Hah?"

NETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang