Setelah menge-post foto itu di Instagram miliknya, Anastasia menarik Anneth menuju ruang tamu sambil membawa tas selempang kecilnya. Sedangkan Anneth tidak membawa apa-apa, ia menitipkan barangnya di dalam tas Anastasia. Karena ia tidak mau ribet.
Di ruang tamu ternyata ada abangnya Anastasia dan seorang temannya sedang tertawa sambil menonton TV. Tapi tawa itu terhenti setelah mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Keduanya bersamaan menoleh, kening cowok itu mengerut.
"Gue sama Anneth mau jalan-jalan, nih. Nitip kunci rumah ya?" pamit Anastasia lalu menyerahkan kunci rumah itu ke abangnya.
Cowok itu menerimanya. "Mau di anter?"
Anastasia menggeleng, "Gak usah, uang gue masih banyak kok buat bayar taksi,"
Tapi sepertinya abangnya itu tidak percaya. "Mana liat?"
Anastasia mendengus, segera mencari dompet hitamnya di tas. Tangan cewek itu meraba-raba semua benda di dalam tasnya, tapi tidak kunjung menemukan dompetnya. Padahal ia yakin sekali dompet itu tidak ia keluarkan sama sekali. Muka cemas Anastasia terpampang nyata, baru sekarang ini ia kehilangan dompet.
"Ada?"
"HILAAANGG BANGGGG!!!!!" spontan cewek itu berteriak sambil meringis. "Gue yakin banget tadi dompet gue taruh disini," lanjutnya sambil kembali melihat-lihat isi tas itu. Karena kesal, ia membalikkan tasnya dan alhasil semua barang di dalam jatuh keluar. Terlihat kaca, dompet Anneth, dan ponsel keduanya saja. Tidak ada dompet hitam miliknya.
"Kok bisa? Perasaan tadi kita gak jajan deh, ngeluarin dompet aja gak," kata Anneth heran. Hanya ada satu kemungkinan, seseorang mencurinya.
"Iya kan? Pasti ada yang nyuri nih!" tebak Anastasia, matanya terlihat berapi-api. Anneth yakin cewek itu akan marah besar.
"Lo yakin naruh di tas?" tanya abangnya, menaikkan alisnya sebelah.
Anastasia mendengus, "Yakin banggg!! Suer! Gue inget banget," jawabnya yakin.
"Berarti ada yang ngambil,"
Anastasia menghentak-hentakkan kakinya di lantai, di lemparkannya tas itu ke segala arah. Beruntung Anneth segera menenangkannya, "Kita balik ke sekolah, siapa tau jatuh di kelas,"
"Serius? Sekarang kan udah jam pulang, bisa aja pagarnya udah di kunci," jawab Anastasia yang sudah tenang kembali.
Anneth menggeleng, "Enggak dengan pintu ketiga," ucap cewek itu sambil mengedipkan matanya sebelah.
Anastasia terdiam.
***
Dengan baju santai, kedua cewek itu kembali masuk ke dalam lingkungan sekolah. Melewati jalan yang mereka lewati sebelumnya dengan perasaan was-was. Pasti dompet itu tidak jauh dari sini. Tapi sepanjang koridor mereka tidak menemukan sama sekali dompet itu. Di tambah sekolah yang sepi dan sunyi, membuat nyali mereka mencius saja. Tidak heran, saat itu langit sudah mulai gelap.
"Gak ada nih Neth, pulang aja yuk?" usul Anastasia sambil memeluk kedua lengannya, cewek itu kedinginan.
"Kan kita belum cari di kelas, Ta. Sapa tau ada," tolak Anneth masih terus mencari.
"Kok lo bisa yakin banget sih?"
"Lo gak ngerasa aneh gitu? Kita kan gak pernah kehilangan barang tiba-tiba kayak gini. Pasti ada orang yang usil," jawab Anneth yakin.
Dari kejauhan, terlihat gerombolan cewek mengawasi mereka. Salah satu cewek itu tersenyum miring, mengangkat benda di tangannya tinggi-tinggi. "INI MAKSUD LO?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NETH
Teen FictionKalau Anneth seperti cherry. Kenneth adalah daunnya. "Gue gak mau persahabatan ini hancur, Neth." nb. sori itu covernya typo heheh