11: Hujan Bikin Kesal (1)

13 0 0
                                    

Anneth PROV

Hari liburku ku lewatkan begitu saja. Hanya berdiam di rumah, karena Anastasia yang pergi dengan keluarganya. Biasanya kan cewek itu yang selalu mengajakku pergi. Dan Mama juga lebih banyak kumpul dengan teman-temannya, membuatku lebih banyak waktu sendiri.

Tidak terasa hari ini sudah hari senin. Upacara lagi, belajar lagi, sekolah lagi, seperti itu terus. Sampai aku bosan sendiri rasanya. Aku segera mengambil tas selempangku dan pergi ke meja makan. Mama sedang memakan sarapannya menoleh padaku, "Tumben mau sarapan? Katanya sakit perut?" tanya Katrine sambil mengunyah nasi di mulutnya.

Aku memang tipe orang tidak bisa sarapan. Tidak tau kenapa kalau sarapan, perutku malah sakit dan mules. Jadi kalau pagi-pagi aku minum susu dan air putih saja.

"Makannya yang bener, Ma. Aku gak mau sarapan kok, cuma nungguin Mama aja," jawabku. Lalu Katrine menawarkan susu dan air putih di meja untuk kuminum.

"Tuh cepet minum, nanti telat,"

10 Menit kemudian aku dan Mamaku mengunci pintu rumah dari luar. Ia menawariku untuk membawa payung di tangannya, katanya nanti pulang sekolah akan hujan. Tapi aku tidak percaya, membawa payung hanya menambah beban tasku.

"Gak usah deh, Ma, nanti aku pinjem punya temen aja," tolakku halus. Tidak ingin menyakiti perasaannya.

Katrine masih bersikukuh menyuruhku membawa payung, tapi lagi-lagi aku menolak sampai ia pun menyerah. Dan payung itu di kembalikan ke tempatnya, padahal ukuran payung itu kecil, aku saja yang malas ribet.

Perjalanan ke sekolah kami isi dengan obrolan ringan. Mama suka menanyaiku tentang masa depanku nanti, menyuruhku untuk menyiapkannya dari sekarang. Katrine adalah Mama yang baik buatku, ia tidak pernah menyuruhku untuk mengikuti kemauannya. Ia pasti setuju apapun pilihanku, asal itu hal-hal yang baik.

Katrine sangat lancar menyetir, ia hampir tau semua jalan-jalan tikus. Untuk berjaga-jaga kalau ada macet di jalan nanti. Tak terasa, mobilku sudah berhenti di depan pagar sekolah. Ku lihat murid-murid dengan baju seragam sekolah sepertiku masuk melewati gerbang itu, dan beberapa juga ada yang menyapa satpam sekolah.

Aku menyalami tangan Mamaku dan menciumnya, "Mama nanti bisa jemput?"

"Gatau? Nanti Mama kabarin deh,"

"Oke,"

Aku keluar dari mobil, dan terkejut melihat Anastasia yang tengah berdiri di samping mobilku. Sepertinya anak ini menungguku. Wajahku jadi berjarak hanya beberapa senti saja dengannya.

"Heyyooo, Neth!" senyum cerianya telah kembali, membuatku tahu satu hal. Kami akan baik-baik saja hari ini.

Aku tersenyum tipis menjawabnya, Anastasia melambaikan tangannya pada Mamaku saat mobilnya pergi menjauh.

"Gue mau cerita banyak nih anjir, dan lo pasti bakal teriak deh," Anastasia menarik tanganku memasuki gerbang sekolah. Kami berjalan menuju kelasku di dekat kantin, tepat di sebelahnya. Karena kelasku adalah kelas IPA terakhir.

"Apaan?" tanyaku penasaran. Walaupun aku tahu pasti jawabannya. Pasti tentang cogan, mengingat aku yang tergila-gila dengan cowok ganteng karena terlalu lama men-jomblo ini.

"Nanti lah, abis ucapara ya gue kasih tau?"

Aku tidak menjawab, karena melihat Bu Novi yang berdiri di depan kelasku. Sepertinya guru itu akan marah kalau kami masuk kelas sekarang, sehingga langkahku terhenti.

Anastasia ikut terdiam di tempat saat melihat Bu Novi yang berceloteh panjang lebar dengan teman sekelasku itu, "Kayaknya gak aman deh,"

"Minta siapa ya, yang bisa bantuin naruh tas kita di kelas, Ta?" tanyaku pada Anastasia.

NETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang