chapter two - 𝕨𝕙𝕚𝕥𝕖 𝕝𝕚𝕖𝕤

1K 100 2
                                    

"Kau datang." sambut wanita tersebut dengan menampikkan senyum palsu miliknya.

"Bagaimana tidak, kita kan teman lama!" seru wanita bernama Jane Kim itu. "Bagaimana kabarmu?"

"Kabarku baik seperti yang kau lihat sekarang dan sebenarnya aku disini ingin memberimu sebuah undangan pernikahanku." ucapnya tanpa berbasa basi.

"APAA?! Kau akan menikah??? Oh my God, who's the lucky guy ?" sahut Jane dengan penuh antusias. "Dan sudah berapa lama kalian kenal? Oh tidak, bagaimana pertemuan pertama kalian?? Oh yaampun, maafkan aku yang terlalu banyak bertanya ini." paniknya yang membuat wnaita bernama Bae Jo Irene tersebut terkekeh geli.

'Dasar bodoh.'

Kemudian mengulurkan sebuah undangan pernikahannya yang sudah terbungkus cantik. "Namanya Kim Taehyung." sahut wanita itu dengan senyum miringnya yang seketika membuat wanita di hadapannya tersebut memberhentikan aktifitasnya yang tengah membuka undangan itu.

Deg.

Kim Taehyung?! Kim Vee Taehyung???

"A-apa yang kau pikirkan Jane ? Tidak mungkin, pasti aku salah mendengar." gelengnya cepat seraya melanjutkan aktifitasnya membuka undangan tersebut dengan tangan yang sudah mulai bergetar namun harus terhenti kembali dikarenakan suara seorang pria yang sangat dikenalinya itu.

"Itu benar aku akan menikah dengannya." sahut pria yang namanya sedari tadi disebut dan membuat Jennie tersontak kaget.

'Tidak mungkin!'

"A-aku pasti bermimpi, bangunlah Jennie Kim!" balas wanita tersebut sambil menepuk nepukkan kedua tangan miliknya pada wajahnya dengan perasaan tidak percaya.

"Hahaha yaampun, kau itu tuli ya?" sarkas wanita bernama Irene itu. "Biar kuberi tahu satu fakta tentang dirimu, kau Jane Ruby Kim hanyalah wanita yang secara terang terangan menggoda calon suami dari temanmu sendiri dengan tidak malunya! Tebal sekali wajahmu, dengan berani telah menjalin hubungan secara diam diam dengan pria yang sudah lama menyandang sebagai tunanganku! Kau pikir siapa dirimu itu?!" teriak wanita bermarga Bae tersebut yang kini sudah marah besar setelah melihat dengan jelas sebuah cincin yang tersemat pada jari wanita bernama Jane Kim tersebut.

Deg.
Untuk yang kedua kali.

"T-tapi, waktu itu—" balas Jane yang kini sudah bergetar hebat.

"Jane—" ucap pria tersebut seraya menatap lembut kekasihnya itu. "Satu fakta yang perlu kau ketahui, jika selama ini hanya dirimulah yang berhasil menyita seluruh perhatianku dari awal kita bertemu. Kamulah gadisku, ratuku, permataku yang tam dapat ternilai oleh apapun. Terima kasih untuk semua rasa kasih sayangmu yang begitu besar dan tulus terhadap diriku yang rapuh ini. Maka dari itu-" kemudian pria tersebut berlutut di hadapannya dengan mengeluarkan sebuah kotak biru beludru dari saku miliknya. "Menikahlah denganku karena aku ingin terus bersamamu, menggenggam tangamu sampai kita menua nanti. Aku mencintaimu Jane Ruby Kim, jadilah istriku."

"Maaf tapi lupakan lah semua yang pernah kukatakan padamu, karena itu tak akan pernah terjadi." ucap pria itu. "Selamat tinggal Jane Kim." tanpa menunggu balasan dari wanita yang baru saja disebutkan namanya dan berjalan menjauh bersama wanita yang akan bergelar menjadi istrinya itu namun tertahan ketika mendengar perkataan wanita bermarga Kim itu.

"KAMU PERNAH MENGUCAPKAN CINTAMU PADAKU!! Tapi apa ini semua? Kenapa kau berbohong pada dirimu sendiri, brengsek ?! " tumpah sudah air mata yang sedari tadi dibendung oleh wanita itu dengan kedua tangan yang terkepal erat.

"Cih, dasar wanita delusional."

"Maafkan aku." kata terakhir yang diucapkan oleh pria itu dan melanjutkan langkah kakinya menjauh dari wanita yang kini terisak tangis pilu dengan menyaksikan kepergian pria yang sangat dicintainya itu.

Satu hal yang disesalkan adalah fakta bahwa semua itu benar terjadi dan menjadi mimpi buruk bagi seorang Jane Kim.

~
Sunyi,

Hanya terdengar bunyi gemuruh dan rintikan air hujan diluar sana.

Kini terlihat wajah seorang wanita yang sedang duduk termenung sambil melamunkan isi pesan yang baru saja diterimanya barusan.

'Maaf, lebih baik kita sudahi saja hubungan ini.'

Gila.

Apa yang baru saja dia baca? Maaf katanya? cih.

'Kau pikir semudah itu melupakanku, lihat dan tunggulah pembalasanku.'

"Karena aku Jane Kim, sangat benci dengan cerita yang tak ada akhiran. Maka dari itu kita harus selesaikan ini semua. Karena Kau dan Aku, telah dikutuknya." gumam wanita tersebut dengan senyum miring miliknya dan segera melepaskan cincin yang tersemat di salah satu jarinya lalu membuang ke sembarang arah.

𝘿𝙄𝙎𝘾𝙊𝙉𝙏𝙄𝙉𝙐𝙀𝘿  (major editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang