chapter nine - surprise

461 44 0
                                    

"Bonjour, je peux vous aider?" tanya pelayan restoran tersebut dengan ramah.

"Bonjour! Can I have one eggs benedict, one french toast, one cup of coffee and one warm fresh milk, please? Thank you." jawab pria berlesung itu.

"Rasanya aku tidak ada memesan apapun?" sarkas Jennie kepada pria bermarga Kim yang duduk di hadapannya setelah pelayan restoran tersebut mencatat pesanan.

"Tidak masalah, ku anggap itu sebagai tanda terima kasih darimu." jawab pria itu santai dan membuat Jennie menggulirkan bola matanya asal.

Namjoon hanya terkekeh melihat reaksi dari wanita yang sempat menarik perhatiannya itu dulu.

'Imut' gumamnya.

Jennie pun menjadi risih dengan reaksi Namjoon yang kini menumpu wajah di kedua tangannya dan sesekali tersenyum sembari memperlihatkan lesung pipi sang pemilik. "Kenapa kau melihatku begitu!?"

"Kau menggemaskan." ucap Namjoon secara gamblang dan membuat Jennie hanya bisa berdecak malas.

"Mau sampai kau melihatku seperti itu? Tatapanmu sungguh menggelikan!" sarkas wanita bermarga Kim itu, lagi.

Namun Namjoon tetaplah Namjoon yang tidak mudah merasa terintimidasi dengan perkataan seseorang terutama wanita yang terkenal akan kalimat sarkastiknya itu. "Kenapa? Apa kau perlahan sudah mulai jatuh cinta padaku~" godanya.

"ck! Kau sudah tidak waras."

Setelah itu pesanan mereka pun datang, bukan.. lebih tepatnya pesanan pria bernama lengkap Kim Namjoon tersebut. Namjoon segera memberi aba-aba kepada pelayan tersebut untuk menaruh french toast dan warm fresh milk pesanannya tadi ke arah Jennie.

"Merci." ucap Namjoon sopan kepada pelayan restoran tersebut.

"Aku akan membayar pesanan ini secara terpisah." sahut Jennie kemudian.

"Ya, terserah kau saja." balas Namjoon santai karena dirinya malas berdebat dan sudah sangat lapar.

Jennie pun hanya bisa menggeleng pelan melihat perilaku pria yang sangat bersemangat menyantap sarapan di hadapannya tersebut dan perlahan mulai ikut menyantap makanan yang sudah tersedia di hadapannya itu.

Dari jarak yang hanya terpisahkan dengan dua buah meja dari kedua insan berbeda gender bermarga Kim itu, kini perlahan mulai memperlihatkan senyum miringnya yang dapat terbilang sangat tipis.

~
"Fyuhh~ lega sekali rasanya!" desah pria itu setelah mengisi penuh perutnya yang tadi sempat kosong.

Tidak lama dari itu dirinya mulai merasa 'sosok yang tidak asing' juga ikut memperhatikan gerakan wanita bermarga Kim itu. Dengan mengerutkan keningnya perlahan dan mencoba untuk mengingat kembali siapa sosok tidak asing tersebut sampai dirinya tidak sadar bahwa sosok itu sudah mulai pergi melangkahkan kakinya menjauh dari tempat duduknya tadi.

Diliriknya kembali ke arah meja makan kedua insan yang sama-sama bermarga Kim tersebut masih menyantap makanannya dengan tenang.

'Bukankah wanita itu tadi memperhatikan Jennie? Tetapi kenapa wanita itu malah pergi?'

Seakan habis tertabrak truk dirinya kembali dikejutkan oleh fakta siapa wanita yang baru saja dilihatnya itu. 'Hah!? Jadi selama ini dirinya masih hidup?!'

"Ah sial! Kenapa aku tidak mengejarnya!"

Tanpa menunggu waktu lama, pria tersebut segera menelfon wanita bermarga Bae tersebut dan pergi menjauh dari lokasinya tadi.

"Ada apa?" jawab wanita tersebut tanpa berbasa basi.

"Wanita itu—"

"Wanita siapa yang kau maksud? Cepat waktuku tidak banyak. Aku masih ada meeting sebentar lagi!"

"Wanita itu masih hidup! Nyonya Kim, ibu dari Jennie. Aku melihatnya tadi di restoran!" jawab pria jangkung tersebut dan segera mematikan sambungan telfon karena melihat Jennie dan pria berlesung tersebut sudah mulai beranjak dari tempat duduknya.

~
Irene kini memijat pelipisnya sebentar setelah mendengar berita yang membuatnya cukup terkejut itu. Sebuah nama yang sangat dibenci olehnya itu.

Tidak lama ponsel irene kembali bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Dirinya kembali dikejutkan dengan sebuah pesan berupa gambar yang terpampang jelas di layar ponselnya tersebut.

"Look what I've found, my dear."

Dengan geram Irene segera menggerakkan seluruh anak buahnya untuk mengagalkan aksi gila dari wanita yang sangat dibencinya itu.

'Gila. Dia benar-benar sudah gila!'

"Cepat kalian cari keberadannya sekarang dan bawa dia kembali ke hadapanku!" perintah wanita bermarga Bae itu dan segera dipatuhi oleh anak-anak buahnya.

'Sial! semua rencanaku bisa gagal!'

𝘿𝙄𝙎𝘾𝙊𝙉𝙏𝙄𝙉𝙐𝙀𝘿  (major editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang