"Kenapa? Kau tidak suka dengan apa yang kuberikan?" ucap wanita paruh baya tersebut kepada pria yang kini menatapnya dengan amarah yang terpendam.
"Wanita kotor sepertimu tidak seharusnya masih bernafas dengan lega di muka bumi ini." ketus pria paruh baya tersebut dengan nada tajam.
"Hah..ahahahaha."
Pria tersebut pun hanya menatap datar wanita yang berada di hadapannya tersebut dengan berpangku tangan.
"Yaampun, kau dan mulutmu manismu itu membuat kedua tanganku menjadi semakin bergairah... untuk mencekikmu sampai mati." ucap wanita tersebut dengan menampikkan senyuman miring miliknya.
Pria bernama lengkap Kim Hee Jun tersebut hanya menatap wanita gila di hadapannya tanpa minat. Sudah lama sekali ingin menjerumuskannya ke dalam penjara namun semua bukti yang dia punya tidak cukup membuktikan jika wanita tersebut adalah pelaku utama atas kematian sang kakak, Kim Jin Hee.
Jika ular memiliki racun berbisa maka tak lain dengan wanita yang kini telah menyandang marga Oh itu.
"Tenang saja, kau bisa mencekikku sepuasmu tapi kau harus ingat akan satu hal. Jika sampai kapan pun dan sekeras apapun kau berusaha, kau tidak akan pernah bisa menggeser posisi kakak iparku." tegas Hee Jun pada wanita yang kini mengepalkan tangannya dengan penuh emosi.
Membandingkan dirinya dengan wanita yang telah merampas mimpi dan masa depan miliknya adalah hal yang paling dibenci olehnya.
Wanita asal kelahiran Selandia Baru yang bernama 'Erika Kim' tersebut.
"Berhenti membawa wanita sialan itu ke dalam percakapan kita!" tekan Sa Rang dengan sedikit berteriak histeris. "Dia sudah mati! Dia sudah mati! Hahahaha!"
Sekujur tubuh Hee Jun pun menjadi panas dan dengan sekeras usaha dia mencoba kembali untuk menahan emosi yang telah menguasai dirinya tersebut.
'Tidak! Sekarang bukanlah waktu yang tepat, Hee Jun.'
Memejamkan kedua matanya sejenak, Hee Jun pun berujar dingin. "Dan kau akan menjadi yang selanjutnya."
Ucapan yang didengarnya itu pun membuat Sa Rang terdiam sejenak namun tak lama kemudian terkekeh.
"Kau bukan penentu takdir ku Hee Jun, bahkan Tuhan yang kau sembah sekalipun. Hanya aku, Oh Sa Rang." jawab nya teramat angkuh.
"Kau memang tidak waras!"
"Says the one who's been tragically in love with their own sister in law." ledek wanita tersebut dengan menjatuhkan bom realita milik tokoh pria yang berada di hadapannya tersebut.
Pria itu pun reflek menjauh dan menatap horror pada wanita di hadapannya. "Kau.. darimana bi— ?"
"OMG? Jadi kau serius menyukai wanita itu? Bagaimana ini? Padahal aku hanya berniat bercanda saja!?" potongnya dengan nada terkejut yang dibuat buat.
"Aduh, miris sekali jika aku berada di posisimu. Harus menahan sesuatu yang tidak akan pernah menjadi milikmu sejak awal?" lanjutnya kembali dengan nada mencemooh.
'Hah, wanita gila ini benar benar sudah diluar kendali!'
Maka dari itu, pria tersebut memutuskan untuk menarik lengan wanita tersebut dan membawanya ke dalam sebuah bilik sempit yang berada di ujung restoran tersebut.
Kemudian mendorong wanita itu pada salah satu tembok di dalam bilik tersebut dan menghimpitnya.
"Br*ngsek! Lepaskan!" amuknya setelah merasakan benda tumpul tersebut memasuki pusat miliknya sembari melawan pergerakan liar pria tersebut di dalam tubuhnya.
"Diam kau jalang!" bentak pria tersebut dan kembali menyiksa wanita dengan mulut manis tersebut tanpa peduli akan rintihan kesakitan yang didengarnya.
"Mati saja kau!" teriak wanita itu dengan nafas yang tersenggal sembari mengcengkram kedua lengan kemeja pria yang kini menyutubuhi dirinya tersebut seperti kesetanan.
~
Sudah satu jam berlalu semenjak kejadian memalukan itu terjadi dan sudah satu jam pula dirinya terkapar lemas di atas kasur hotel miliknya."Permainanmu sangat hebat dan menakjubkan." takjub pria tersebut kepada wanita yang kini menutup wajahnya menggunakan lengan miliknya.
"Pergi." perintahnya pada pria itu namun tak kunjung dituruti membuat wanita bermarga Bae tersebut menjadi semakin murka. "Kubilang pergi sialan!"
"Ah! Kenapa kau galak sekali sih?!" bentak pria berkulit sawo matang tersebut sedikit kesal dan memakai kembali pakaian miliknya.
Setelah terdengar suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali, membuat Irene mau tidak mau harus terbangun dari posisi awalnya dan reflek melihat pada bagian bawahnya yang kini terasa penuh. "Br*ngsek dia malah mengeluarkannya di dalam!"
Meskipun permainan keduanya sangat begitu panas dan intens, membuat wanita cantik tersebut lupa akan tujuan awalnya.
'Mencari keberadaan wanita bermarga Kim tersebut.'
Dengan menghela nafas nya kasar, Irene memutuskan untuk segera mandi dan menghilangkan jejak pria asing yang baru saja ditemui olehnya tersebut.
"Persetan dengan kehamilan, aku cukup tinggal menggugurkannya saja." ucapnya ketus pada pantulan dirinya di cermin.
'Karena jika aku hamil, maka semua rencana dan permainan ini akan segera berakhir. Tidak akan kubiarkan hal tersebut terjadi.'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘿𝙄𝙎𝘾𝙊𝙉𝙏𝙄𝙉𝙐𝙀𝘿 (major editing)
Fanfic"The hard situation that we are in right now would be better if we 𝗱𝗶𝘀𝗰𝗼𝗻𝘁𝗶𝗻𝘂𝗲𝗱 all these feelings before we start losing ourselves." ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀-𝘬𝘵𝘩 ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀🥀 "How can we lose ourselves when these feelin...