Setelah kejadian dikontrakan,masing masing dari mereka mencoba berkomunikasi. Ayahnya Tio dan Pak Muji berharap keadaan bisa kembali seperti sedia kala. Kesempatan itu digunakan untuk menjelaskan semuanya. Ketersediaan waktu membuat Tio dan Karni berpikir. Membuat mereka juga berkaca.
Akhirnya mereka semua berdamai dengan keadaan dan menerima diri masing masing. Dan langkah pertama untuk memulainya adalah dengan makan siang bersama dirumah kontrakan Pak Muji yang sekarang menjadi tempat bernaung mereka berdua sebagai pasangan.
"Sayur capcaynya mana Mas???" ucap Ayahnya Tio dengan serbet dipundaknya.
"Itu didalem plastik putih" Pak Muji memonyongkan bibirnya.
Mereka berdua sibuk didapur mempersiapkan makan siang.
"Menurut Mas,rendangnya pake piring lebar ini atau mangkok besar ini?".
"Rendangnya dipiring aja. Capcaynya dimangkok,kan berkuah".
"Ok Mas!".
Pak Muji lanjut merapihkan sudut sudut ruang tamu. Sedangkan Ayahnya Tio menata makanan diatas meja. Hiasan bunga turut mempercantik dekorasi. Pak Muji ingin semuanya terlihat sempurna.
Semuanya sudah beres. "Gimana,aku gak kucel kan? gak terlalu keringetan kan?" Pak Muji bertanya.
Ayahnya Tio tersenyum "Enggak,masih rapih dan juga ganteng". tak lupa mengelap keringat didahinya Pak Muji.
Suara knalpot kaleng terdengar didepan rumah.
"Mereka sudah datang..." ucap Pak Muji yang menggenggam tangan Ayahnya Tio. Mereka ciuman sebentar untuk saling menguatkan. Mereka menuju pintu depan dan menyambut Karni,Bang Tono,Tio dan Om Gani.
"Haloooooo..." Pak Muji menyambut dengan tangan yang terbuka lebar.
Karni lantas mencium tangannya Pak Muji pun mencium tangan Ayahnya Tio. Begitu juga Tio mencium tangan Ayahnya pun mencium tangannya Pak Muji. Mereka saling berpelukan.
Om Gani membawa kue bika ambon dan lapis legit kedoyanan Ayahnya Tio. Kalau Bang Tono membawa klengkeng sama semangka kedemenan Pak Muji. Memang mereka berdua mantu idaman!
"Tau aja kalian buat ngerebut hati mertua" Pak Muji meledek. Om Gani dan Bang Tono tersenyum malu. Ayahnya Tio berdiri disebelah Pak Muji ikut tersenyum juga.
Karni nyelonong masuk. "Wah.. enak enak nih makanannya" Karni berkomentar saat melihat lauk yang disajikan.
"Yowesss.. kita makan siang dulu. Udah pada laper kan".
"Banget Pak" Jawab Karni yang duduk tanpa dipersilahkan.
3 pasangan,6 orang lelaki menyantap makan siang bersama. Tio duduk disebelah Pak Muji dan Karni duduk disebelah Ayahnya Tio. Posisi ini memang disengaja.
Tio mengambilkan nasi untuk Om Gani. Sedangkan Bang Tono mengambil nasi untuk Karni. Pak Muji jelas diambilkan nasi sama siapa.
"Wes.. wes.. jangan banyak banyak,sedikit aja" Ucap Pak Muji.
"Diet nih yeee" celetuk Karni.
"Kata Pak Dokter harus jaga pola makan. iya gak Dok?" Pak Muji menoel dagu Ayahnya Tio.
"iiiisssshh" Wajah Ayahnya Tio memerah.
"Oh sekarang Ayah Dokter. Kirain suster..." Tio meledek. Ayahnya melotot. Semuanya tertawa.
"Gani... makan yang banyak,jangan malu malu" ucap Ayahnya Tio.
"Iya Pak...".
"Jangan sok jaim Om jangan sok jaim" Tio meledek. Om Gani yang biasanya konyol sekarang dokem saja karena Bapak mertua tepat didepan mata. Tidak berkutik dia!
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGAGUM BAPAK BAPAK
Fantasy----- Bapak bapak,pria dewasa,kakek,opung,om,paman,tulang,ayah dan abah,gadun adalah mahluk yang mempunyai keindahan tersendiri-----Kalau ditanya bagaimana awalnya,tentu Tio tidak bisa menjelaskannya----Rasa itu hadir begitu saja. Hasrat itu bergejo...