3.4 (AKHIR) TAMU TAK DIUNDANG

10.6K 177 16
                                    

Pak Burhan sudah didepan pagar. Ayahnya Tio mempersilahkan masuk walau setengah hati. Tatapannya Pak Burhan seperti singa yang kelaparan. Ayahnya Tio mempunyai firasat buruk.

"Kenapa kamu tidak pernah menjawab setiap kali saya hubungi?". Pak Burhan tidak banyak cingcong langsung mengutarakan maksud dan tujuannya datang.

"Maaf Pak saya lagi banyak urusan". Ayahnya Tio tertunduk.

"Alasan!".

Ayahnya Tio ingin segera menyuruh Pak Burhan pulang. Dia sedang pusing dengan semua masalah yang terjadi dan tidak ingin menambahkan masalah dengan Pak Burhan.

Pak Burhan berdiri dihadapan Ayahnya Tio. Resleting celananya dibuka. Kontolnya yang masih lemas dikeluarkan. Ayahnya Tio diam tidak berkutik. Pak Burhan menempelkan kontolnya yang lembek kewajah Ayahnya Tio.

"Di isep dong...". Perintah Pak Burhan namun Ayahnya Tio tidak menggubris.

Kontolnya mulai ereksi dibibir Ayahnya Tio. "Saya lagi pengen nih. Ayo di isep...". Ayahnya Tio masih diam.

Otaknya sedang berpikir untuk mengusir Pak Burhan dari dalam rumahnya. Namun dia khawatir Pak Burhan malah bikin keributan. Satu satunya cara agar semuanya cepat selesai hanya dengan menuruti kemauan Pak Burhan.

Dengan berat hati Ayahnya Tio membuka mulutnya dan mempersilahkan kelaminnya Pak Burhan masuk.

"Aaaaahhhhh... isepanmu enak sekali!".

Ayahnya Tio segera menservis kontolnya Pak Burhan dan berharap pejunya cepat muncrat!. Pak Burhan melepaskan bajunya. Dia lepaskan gespernya. Dipelorotkan celananya. Sekarang dia bugil.

"Buka juga bajumu". Perintah Pak Burhan. Ayahnya Tio menuruti. Mereka berdua sudah telanjang.

Pak Burhan Duduk disofa dan Ayahnya Tio bersimpuh menghisap kontolnya. Pak Burhan meringis setiap kali Ayahnya Tio mengemut ujung kontolnya,rasanya ngilu. Ayahnya Tio cuma memejamkan mata dan terus menghisap dan tanpa dia sadari kontolnya juga ikutan ngaceng.

Ayahnya Tio terbuai dengan kontol gemuknya Pak Burhan. Sekarang dia sudah telentang dan Pak Burhan sibuk menjilati tetenya. Makin ngaceng kontolnya! Mulutnya Pak Burhan bergantian mengenyot pentil hitam Ayahnya Tio. Lalu mereka ciuman lagi. Lidah mereka saling menindih didalam mulut.

Ayahnya Tio mengejan saat jarinya Pak Burhan mengorek isi pantatnya. Antara pedih dan ke enakan. Pak Burhan menyadari perubahan tekstur lobang pantat Ayahya Tio. Sudah tidak rapet lagi!

"Rupanya kamu sering dientot sekarang!". Ucap Pak Burhan dengan senyum menyeringai.

Ayahnya Tio diam.

"Jadi itu alasannya kamu enggak pernah ngejawab telepon saya!".

Ayahnya Tio bungkam.

Pak Burhan turun kebawah. Dia sedot kontol Ayahnya Tio. Sambil 3 jarinya keluar masuk bo'ol secara barbar. Tentu saja Ayahnya Tio teriak kesakitan. Dia berusaha menghentikan Pak Burhan namun ditepis. Pak Burhan malah menambah satu jari lagi. Mulut Ayahnya Tio disumpel sempak agar tidak berisik. Air mata menetes dipipinya. Pedih saat 4 jari merobek anusnya. Pedih...

Teriak kesakitan tetapi kontolnya semakin keras,kan bingung!. Pak Burhan justru seneng,dia langsung dudukin kontol Ayahnya Tio sambil terus mengorek lobang anus Ayahnya Tio.

Dientot sambil dikentot!

Berkeringat 2 lelaki paruh baya itu. Lantai menjadi basah. Pak Burhan lincah bergoyang diatas perut Ayahnya Tio. Sesekali dia tempelkan pantatnya kewajah ayahnya Tio untuk dijilatin. Udah dower lobang pantatnya Pak Burhan dan berlendir.

PENGAGUM BAPAK BAPAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang