"Ya itu semua salah Ayah! Jadi cowo murahan!". Dia sontak kaget mendengar penjelasan tentang yang barusan terjadi antara Ayahnya dan Pak Burhan. Tio reflek membentak Ayahnya ditelepon.
"Ayah juga bingung Yo... Ayah takut".
"Ayah tuh... Ayah tuh banyak alasan! Ayah sama ibu banyak bohongnya. Tio benci!".
"Maafin Ayah,maaf".
Tio ingin menangis,suara Ayahnya membuat relung hatinya bergetar. Kebencian masih menggelayutinya. Namun ada hal yang lebih penting sekarang yaitu Pak Burhan. Mau bagaimanapun Tio harus membantu Ayahnya untuk lepas dari jebakan Pak Burhan atau hubungan Ayahnya dan Pak Muji kandas.
Lantas Tio menjelaskan sebuah ide. Ayahnya mendengarkan. Karena dia ketakutan kalau entotannya dengan Pak Burhan diketahui Pak Muji,jadi ide apapun yang Tio berikan pasti disetujui.
"Yasudah Ayah mengerti. Nanti Ayah kasih tau kalau Pak Burhan datang kerumah".
Mereka berdua sudah mengatur rencana. Tinggal tunggu tanggal mainnya. Telepon dimatikan. Ayahnya Tio merasa sedikit lega. Sedangkan Tio kepalanya tidak berhenti berpikir tentang semua kejadian yang terjadi saat ini. Tubuh minimalisnya sangat lelah diterpa masalah yang bertubi tubi.
Dia masuk lagi kedalam rumah dan melihat Pak Muji sedang tidur dikamarnya. Tio buka pintunya dan melangkah masuk. Dia naik keatas kasur dan tiduran disebelahnya.
Pak Muji membuka mata "Oh kamu...".
"Malam ini Tio tidur bareng Bapak yah...".
"Iyah...". Pak Muji mempersilahkan Tio menyandarkan kepalanya diatas dadanya. Pelukannya terasa empuk.
_________________________________________
Aktifitas sudah dimulai. Di iringi sinar mentari yang hangat. Ayahnya Tio diajak melipir sama Pak Muji kekontrakan sebelum pergi kekantor. Soalnya Pak Muji lagi birahi.
Pak Muji mencium Ayahnya Tio sambil melucuti pakaiannya. Dia lakukan tanpa berisik karena Tio masih tidur. Ayahnya Tio menahan bajunya agar tidak dibuka dengan alasan ngeri kusut. Dia cuma membuka celana dan Pak Muji langsung nyepong.
Sebetulnya Ayahnya Tio sengaja tidak membuka bajunya karena ada bekas cupangan Pak Burhan. Pak Muji asyik mengenyot peler Ayahnya Tio,dia tidak memperpanjang penolakan tadi. Yang dia perdulikan sekarang adalah kontol panjang Ayahnya Tio.
Tangan Pak Muji dengan lincahnya membuka gesper yang melingkar dipinggang Ayahnya Tio. Celananya langsung ditarik sampai selutut. Paha Ayahnya Tio dijilatin sambil digigit kecil. Membuatnya menyandarkan tubuh ketembok.
Namun saat jarinya Pak Muji mencucuk lobang anusnya,terasa perih. Tubuh Ayahnya Tio reflek. "Kamu kenapa sayang...?" Pak Muji mendangak.
"Gak apa Mas cuma ngilu aja...". Ayahnya Tio berusaha menutupi keraguannya. Gawat! anusnya masih perih karena dibobol tangannya Pak Burhan semalam. Dia khawatir kalau Pak Muji sampai menyadari.
Kontolnya Pak Muji sudah ngelongok dan merah siap membobol lobang anus Ayahnya Tio. Dia ingin bereproduksi pagi ini. Dia ingin muncrat.
Tibatiba pintu kamar Pak Muji terbuka. Tio melangkah keluar dengan muka bantal baru bangun tidur. Seketika dia mematung saat memergoki Ayahnya bersandar ditembok dan kontolnya ada didalam mulutnya Pak Muji.
Mereka berdua tak kalah terkejutnya. Mereka langsung gelagapan. Pak Muji segera mengeluarkan kontol Ayahnya Tio dari dalam mulutnya. Begitupun Pak Muji segera menarik celananya. Tio tidak berkata sepatah katapun. Dia bergegas kekamar mandi. ANEH RASANYA ANEH!!!
"Duh Tio udah bangun lagi...". Pak Muji rungsing. Pengen udahan tapi masih sange. Kontolnya saja belum masuk kedalam pantat Ayahnya Tio!
"Yasudah Mas dilanjut nanti aja kalau disini udah sepi. Gak enak juga Tio udah ngeliat tadi".
Pak Muji masih berusaha. Dia menciumi leher Ayahnya Tio berharap rangsangannya berhasil.
"Mas... gak nyaman jadinya. Udah yah nanti aja". Ayahnya Tio berbicara dengan intonasi selembut kain. Agar tidak menyinggung Pak Muji. Maklum orang sange kalau tidak dituruti baperan!
"Yaudah deh". Cemberut,gak ikhlas,uring uringan,kentang!
"Saya juga udah harus berangkat...".
"Iyah...". Pak Muji setengah hati memasukan kontolnya kedalam celana. Nasib... nasib...
"Tio...,Ayah berangkat ya".
"Iya Yah... hati hati". Tio teriak dari dalam kamar mandi.
"Itu ada bubur ayam diplastik,kamu sarapan".
"Iyah...".
Pak Muji sudah standby diatas motor. Celananya kembung karena kontolnya masih ngacung.
"ih burungnya kok masih tegak aja!". Ayahnya Tio mengejek.
Pak Muji bodo amat. Ayahnya Tio ketawa. lalu mereka berangkat. Sepagi ini Pak Muji gatot!
_____________"Pak Muji kemana Dek...?". Om Gani datang membawa juga bubur ayam untuk Tio.
"Nganterin Ayah". Tio begah kanan kiri bubur ayam.
"Bapak mertua tadi kesini?".
"Iyah. Kesini mau maen gak jadi".
"Maen?".
"Ngewe".
"Ooohhh... lah kok bisa gak jadi?".
"Akunya keburu bangun tidur. Aku juga gak tau kalau Pak Muji sama Ayah mau maen kan. Terus gak lama Ayah berangkat kerja...".
"Gak jadi maen dong mereka?".
"Yah enggak...".
Om Gani ketawa. "Lagian kamu bukan pura pura tidur aja".
"Enggak ah iseng pasti kan kedengeran Om".
"Iya juga sih... terus...".
"Terus apa Om?".
"Teruuuuusssss....". Wajahnya Om Gani berubah mesum.
"Apaaaa???".
"Terus Abang sama Adek kapan maen?".
"Om emang pengen?".
Om Gani mengangguk dengan wajah mesumnya.
"Yaudah hayu maen...". Tentu saja Tio tidak menolak ajakan Om Gani. Dia juga lagi kepengen dimanja.
Pintu sudah dikunci saatnya reproduksi!
Om Gani sudah telanjang,tattonya yang sering tertutup kini terpampang jelas. Menempel indah ditubuhnya yang gempal. Kontolnya pendek namun gemuk ukurannya. Dan jembutnya menumpuk hitam keriting. Perutnya buncit dengan payudara menggelayut. Ada sejumput bulu didadanya.
Satu kata yang pantas untuknya adalah BUAS. Om Gani memberikan cumbuan bertubi tubi. Tio cuma bisa pasrah membuka mulutnya dan membiarkan saja Om Gani merogoh isi mulutnya dengan lidah. Kedua tangannya juga aktif meraba tiap inci tubuhnya Tio. Apalagi mereka sudah lama tidak maen pantas saja Om Gani buas.
Pagi itu tubuhnya Tio dibulak balik. Om Gani mendominasi dikasur. 1 jam tanpa jeda tubuhnya Tio menjadi sasaran. Padahal Om Gani sudah ngencrit tetapi kontolnya masih terus keras dan ngajak mgentot lagi. Tio sudah kepayahan melayani nafsunya Om Gani. Tiap sendi tulangnya berasa copot. Tio akui kalau Om Gani perkasa. Seakan kontolnya didisain dari baja bukan tulang dan pejunya refill,gak abis abis!.
Selesai bercinta wajahnya Om Gani berseri. Keceriaan nampak. Auranya menyenangkan. Dia melangkah keluar sambil bersiul. Sedangkan Tio loyo,lembek,lesu,terkuras habis tenaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGAGUM BAPAK BAPAK
Fantasy----- Bapak bapak,pria dewasa,kakek,opung,om,paman,tulang,ayah dan abah,gadun adalah mahluk yang mempunyai keindahan tersendiri-----Kalau ditanya bagaimana awalnya,tentu Tio tidak bisa menjelaskannya----Rasa itu hadir begitu saja. Hasrat itu bergejo...