1 Prolog

5.7K 101 0
                                    

Typo bertebaran!

Kring....

Dengan malas wanita yang tengah bergelung dengan selimutnya meraba-raba nakas untuk mengambil ponselnya. Dan setelah didapat ia segera mengangkat panggilan yang tertuju untuknya.

"Ya?"

"Baiklah"

"Sebentar lagi aku akan pergi"

"Ya"

Entah siapa yang tadi berada di seberang sana, yang jelas ia ingin kembali bergelut dengan selimut tebalnya, hingga detik berikutnya ia menyadari suatu hal dan berakhir ia harus bangun dan melakukan ritual paginya yang menyebalkan.

Setelah selesai wanita itu berniat untuk sarapan di lantai bawah, sebelum setelahnya ia harus kembali bergelut dengan pekerjaannya yang semakin menumpuk setiap harinya.

"Hei, apakah tidak ada keinginan di hatimu untuk bangun lebih awal?" gerutu seorang pria yang sudah duduk manis di kursinya.

"Diamlah kau." ucap wanita tersebut bosan dengan ocehan pria di depannya ini.

"Kau bahkan kalah dengan anakmu ini yang sudah bangun sejak dini hari." tak ada puas-puasnya pria itu mengoceh.

Wanita tersebut menghembuskan nafas pelan kemudian mengambil alih seorang baby kecil yang sangat mirip dengannya. Baby kecil yang usianya masih berusia satu tahun kurang dua bulan.

"Hei baby, how are you today? Sorry" ucap wanita tersebut diiringi kecupan-kecupan hampir di seluruh wajah baby kecilnya itu dan berakhir dengan tawa.

"Ah lucu sekali kau baby." ucapnya gemas.

"Aku ke kantor dulu." ucap pria yang sudah kembali dari dapur kemudian mengambil tas di meja makan itu. Mengecup dahi dan pipi gembul Seira kemudian beranjak pergi.

"Baiklah aku akan antar baby ke mama." ucap wanita itu, jujur sekarang ia sudah sangat terlambat, biasanya pria yang kini sudah pergi menggunakan mobilnyalah yang mengantar Seira ke rumah omanya, namun hari ini adalah tugasnya. Mungkin pria itu terburu-buru dengan pekerjaannya di kantor.

Seperti biasanya Alira akan pergi ke kampus dan sebelumnya akan menitipkan Baby Seira ke rumah omanya atau lebih tepatnya ke rumah mamanya.

Ya semua terjadi begitu saja saat Alira baru saja akan mengadakan ujian nasional kelulusan SMA dia dan teman-temannya mengadakan party di sebuah club dan see pasti kalian tahu incident apa yang terjadi sampai takdir mengantarkannya disini.

Lebih tepatnya kejadian itu terjadi sekitar satu bulan sebelum ujian-ujian dimulai, mereka menginginkan bersenang-senang sebelum memaksa otak bekerja lebih keras dari biasanya.

Alira tidak menyesali atas apa yang terjadi padanya, ada yang ia syukuri sebab kedua orang tuanya tak sampai membuangnya ke negeri antah berantah karena kejadian itu. Dan pria yang menjadi ayah dari Babynya itu sudah mapan jadi ia tak perlu pusing-pusing untuk mencari biaya untuk kehidupan rumah tangganya itu.

Dan yang menjadi bonusnya lagi ia melahirkan seorang Baby lucu yang pintar. Tidak sepenuhnya Seira mirip dengannya, hidung dan mata tajam bayi itu mirip dengan pria itu.

Bersyukur karena anaknya itu tidak rewel jika harus di oper kesana kemari karena dia dan pria itu sibuk dengan dunia masing-masing.

Ngomong-ngomong tentang pria itu, dia bernama Rafael Alendra seorang CEO muda yang bekerja mengelola hotel bintang lima di ibu kota, tak hanya hotel pria itu juga mengelola beberapa rumah makan yang tak kalah populer.

Tidak ada yang istimewa dari menjalin rumah tangga karena 'kecelakaan'. Tidak ada cinta, tidak ada acara romantis-romantis suami istri dan semua berjalan sesuai dengan persetujuan awal, dimana tidak ada yang mencampuri urusan satu sama lain. Mereka masih pada dunia masing-masing hanya saja mereka harus ingat bahwa ada Baby Seira yang membutuhkan mereka.

Ya mereka sama-sama bertahan untuk Baby Seira yang semakin lama akan semakin tumbuh besar.

🍁🍁

Alira keluar dari mobilnya digendongannya ada Seira yang tampak memejamkan matanya, perjalanan dari rumah ke rumah mamanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit membuat babynya itu tertidur diperjalanan.

Alira masuk ke dalam rumah saat sebelumnya telah mengetuk pintu. Dan seperti biasanya mamanya sudah menyambut di ruang tamu. Mendengar ada pergerakan dipintu membuat Rina, mamanya beranjak dari duduknya dan meletakkan katalog yang tadi sempat menemani wanita paruh baya tersebut.

"Tidur?" tanya Rina.

"Seperti biasanya." jawab Alira, wanita itu berjalan menaiki anak tangga diikuti Rina di sampingnya, masuk ke sebuah kamar yang di dekor khusus untuk baby Seira.

Alira menurunkan Seira dari gendongannya ke sebuah box bayi yang ada di kamar tersebut setelahnya meletakkan tas berisi perlengkapan Seira ke sebuah nakas yang terletak tak jauh dari box bayi itu.

"Lira berangkat ma, nanti siang Lira yang jemput Seira." ucapnya, ia menjabat tangan mamanya kemudian mengecup dahi dah pipi gembul babynya, setelahnya ia keluar dan menuju ke kampus.

Perjalanan ke kampus tidak membutuhkan waktu lama hanya sekitar lima belas menit Alira sudah sampai dikampusnya. Seperti biasa, suasana kampus tidak ada yang berubah.

Alira baru saja menjadi mahasiswa baru di tahun ini, akibat dari incident yang terjadi padanya membuat gadis itu harus menunda kuliahnya, tiga bulan setelah melahirkan baru ia menjadi mahasiswa resmi.

Semua berjalan normal, tidak ada yang mengetahui kebenaran tentang dirinya, Alira sudah memutuskan untuk menutupi semuanya termasuk dari teman-teman SMAnya dulu. Bagaimana caranya?

Satu minggu setelah mengetahui bahwa dirinya hamil, Alira langsung mencari keberadaan Rafael, sebab hanya dengan pria tersebut ia melakukan 'itu' tak mungkin jika ia hamil dengan pacarnya bukan? Sebab dengan pacarnya waktu itu dia sama sekali tidak melakukannya.

Sampai akhirnya ia menemukan keberadaan Rafael, tanpa basa basi ia meminta pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka lakukan pada malam itu, walaupun dalam keadaan dibawah sadar namun berkahir membuahkan hasil dan itu membuat Alira harus berbicara pada Rafael dan tanpa di duga setelah menunggu beberapa menit untuk berfikir akhirnya keluarlah kata setuju.

Satu minggu setelah menemui Rafael dan melakukan pertemuan keluarga keputusan yang diambil adalah menikah. Pernikahan kecil yang hanya dihadiri oleh keluarga berjalan lancar sampai pada akhirnya Alira harus tinggal serumah dengan Rafael di rumah pria itu.

Menginjak usia kehamilan 24 minggu Alira dan Rafael setuju terbang ke Singapura, itulah cara yang dilakukan Alira untuk menutupi yang sebenarnya dari siapapun termasuk pacarnya sendiri, ia sangat mencintai pacarnya yang bernama Alvian Herdiansyah, pria itu adalah cinta pertamanya dan akan selalu seperti itu walaupun keadaannya sekarang sangat susah bagi Alira. Hubungan mereka masih terjalin sampai saat ini.

🍁🍁

Woo hai😁
Enjoy!!

un incidenteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang