Tiga

1.9K 73 0
                                    

Alira sedang di kampus sekarang, setelah semalam begadang mengerjakan tugas dibantu oleh Rafael kini ia sangat mengantuk, bahkan penjelasan para dosen pun tak ada yang ia dengarkan.

Akhirnya setelah melewati menit-menit yang terasa sangat berat bagi Alira, kini wanita itu sudah bebas, mata kuliahnya hari ini sudah selesai dan ia akan segera pulang ke rumah mama Rina menyusul Seira.

Alira membereskan barang-barangnya dan tepat saat itu Devina, Airin, dan Stevani menghampirinya.

"Mall yuk." ajak Devina gadis itu tengah sibuk dengan kacanya, memoles sedikit lipstik kemudian kembali fokus kepada teman-temannya.

"Kalian saja, aku mau pulang." ucap Alira, selesai memasukkan semua barang-barangnya ke dalam tas, Alira meletakkan kedua tangannya diatas tas yang berada di atas meja dan menatap ke tiga temannya. Jujur ia sangat ingin pergi bersama mereka, namun ia tidak lupa ada kewajiban lain yang harus ia lakukan.

"Memangnya kau mau kemana?" tanya Stevani memastikan, gadis dengan rambut pendek dan lesung pipi itu terlihat lebih manis dengan kacamata bulat yang hinggap di hidungnya.

"Semalam aku begadang dan sekarang aku mau tidur." ucap Alira diakhiri senyuman, ia beranjak dari duduknya kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas meninggalkan teman-temannya yang sekarang mengikuti jejaknya.

Alira berjalan ke arah parkiran mencari mobilnya, ia berdiri di samping pintu mobilnya tangan kanannya menggorek tas mencari kunci mobil yang entah terselip dimana.

"Alira." sapa Alvian, pria itu tengah berjalan mendekatinya.

Alira tersenyum kemudian menghentikan aktivitas mencari kuncinya karena telah ia temukan.

"Hai Vian." sapa balik wanita itu.

"Sudah lama kita tidak jalan, mau sekarang?" tanya Alvian dengan nada hangatnya membuat Alira terkesima.
Sungguh tak ada celah yang mampu membuat Alira menemukan kelemahan difisik pria itu.

"Tidak bisa, aku harus pulang sekarang." ucap Alira dengan nada menyesal. Sunggu terkadang ia menyesal telah membohongi Alvian, namun untuk sekarang ia belum bisa melepaskan pria itu, katakanlah Alira brengsek.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya pria itu dengan heran, setaunya dia dan Alira selama ini baik-baik saja, hanya saja beberapa bulan ini mereka sulit bertemu secara langsung.

"Semalam aku begadang dan sekarang aku mengantuk, aku butuh tidur." ucap Alira tak sadar ada nada manja muncul disana membuat Alvian terkekeh mendengarnya.

"Baiklah, selamat istirahat sayang." ucap Alvian sebelum pria itu mengacak puncak kepala Alira kemudian melangkahkan kaki meninggalkannya.

Alira tersenyum entah karena senang atau sedih, ada rasa bahagia karena Alvian masih sama seperti yang ia kenal dulu namun disisi lain rasa bersalah itu kian hari kian besar, membuat Alira frustasi.

🍁🍁

Alira memarkirkan mobilnya di depan rumah mama Rina setelahnya ia berjalan memasuki rumah, seperti biasa keadaan rumah sepi, hanya ada mama dan Seira disini.

Alira melangkahkan kakinya menuju ke lantai atas mencari Mama dan Seira setelah tadi melihat di ruang keluarga tidak ada siapa-siapa.

Alira membuka pintu berwarna putih di depannya kemudian melangkahkan kaki memasukinya, aroma minyak telon dan bedak khas bayi menyeruak menusuk indra penciumannya.

Pemandangan Seira yang tengah berada di gendongan mama Rina menyambut Alira.

"Mama Alira pulang." ucap Alira begitu mendekat ke arah Rina berjabat tangan. Membuat Rina tersenyum.

un incidenteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang