Dua

2.5K 83 0
                                    

Alira keluar dari mobilnya, kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah mamanya. Waktu menunjukkan pukul dua siang dan Alira sudah selesai dengan kuliahnya.

"Mama, Alira pulang." ucap Alira saat ia sudah masuk ke dalam rumah besar itu.

Rani muncul dari arah dapur membawa secangkir kopi membuat Alira mengernyit, apakah Ayahnya sudah pulang? Mustahil sekali Ayahnya pulang dijam-jam segini.

"Tumben Ayah sudah pulang." celetuk Alira wanita itu mengikuti Rani yang berjalan ke arah ruang keluarga.

"Belum, suamimu yang sudah pulang." ucap Rani santai, sampai di ruang keluarga pemandangan Rafael dan Seira yang tengah tertawa menyambut netranya. Rani meletakkan kopi di meja kemudian duduk di sebuah sofa yang ada disana.

"Tumben?" ucap Alira, ia menjabat tangan Rafael kemudian beralih ke Seira yang menjulurkan tangannya meminta Alira menggendong bayi gemas tersebut.

Alira tersenyum kemudian merengkuh Seira ke gendongannya, ia pun duduk di sebelah Rafael yang tengah menyesap kopi yang Rani buatkan.

"Kerja sudah selesai." ucap pria disamping Alira.

"Tidak bawa mobil?"

"Mobil dikantor, pulang naik taxi." ucap Rafael dengan enteng yang hanya dijawab dengan gumaman oleh Alira, ia masih sibuk dengan babynya yang sekarang sudah bisa dijak bermain. Babynya itu sekarang sudah bisa berkata mama dan mamam. Itu sangat membuat Alira bahagia.

"Ayo pulang." tambah pria disampingnya itu dan Alira pun hanya mengangguk, kemudian menyerahkan Seira ke pangkuan Rafael, Alira menuju ke lantai atas untuk mengambil perlengkapan Seira.

Alira dan Rafael sangat beruntung memiliki keluarga yang pengertian, bahkan mereka tidak keberatan jika harus mengurus baby Seira saat mereka sedang sibuk dan memaklumi keadaan Alira dan Rafael yang sampai sekarang tidak berubah, mereka seperti orang asing yang tinggal bersama dengan seorang baby sebagai penengah.

Beberapa menit kemudian Alira turun dari kamar Seira dan membawa sebuah tas selempang dengan ukuran sedang tak lupa sebotol minuman kesukaan Seira yaitu asi. Walaupun menjadi ibu muda dengan ketidak sengajaan Alira tetap akan berusaha menjadi ibu yang baik untuk babynya, ia tetap memberikan asi sesuai kebutuhan babynya itu.

"Baby haus?" tanya Alira ketika ia sampai dihadapan Rafael yang tengah menggendong Seira, Alira tersenyum kala babynya itu kegirangan melihat botol susu yang berada di genggamannya, dengan segera ia memberikan itu dan langsung dilahap oleh bayi lucu di depannya.

"Mama kami pulang." ucap Alira kemudian menjabat tangan mamanya itu diikuti Rafael kemudian wanita paruh baya tersebut menciumi pipi gembul cucunya itu dengan gemas.

Mobil Alira yang dibawa oleh Rafael meninggalkan pekarangan rumah Rani, melaju dengan kecepatan sedang, mobil tersebut berhenti saat lampu merah menyala, Seira sudah tertidur dipangkuan Alira, wanita itu tersenyum kemudian melihat pengendara sekitar yang juga tengah menunggu lampu hijau menyala.

Ada raut keterkejutan saat Alira menengok tepat ke samping kiri mobilnya, tepat di sebelahnya ada sebuah mobil dengan kaca terbuka dan seorang laki-laki tengah menatap jalanan di depannya, laki-laki itu adalah Alvian, pacarnya. Beruntunglah Alira karena mobilnya menggunakan kaca yang gelap jadi Alvian tidak bisa melihatnya sekarang.

Dengan segera Alira memalingkan wajahnya menghadap ke arah Rafael yang ternyata juga tengah menatanya.

"Kenapa?" tanya pria itu.

"Kau sudah makan?" pertanyaan itulah yang keluar dari bibir mungil Alira.

"Belum, mau beli makan?" tanya Rafael yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Alira sebelum akhirnya ia memandang sendu Seira yang tampak tenang dalam tidurnya.

un incidenteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang