"Aku kekasihnya Jack." Ujarnya penuh kemenangan. Kamu terkejut dengan pupil mengecil dan keringat dingin bercucuran di pelipismu.
"A..apa maksudmu?!" Panikmu sambil menggenggam tangannya yang menarik rambutmu. Ia hanya tertawa puas. "Aku dan Jack telah berpacaran secara resmi di depan banyak orang di kantin tadi siang. Kini jangan banyak bicara dan jelaskan apa hubunganmu dengan Jackyku bila kau tidak mau rambutmu ini hancur." Kamu menelan saliva dengan susah payah.
Kamu tidak peduli tentang rambutmu, yang kamu khawatirkan adalah hubunganmu dengan Jack.
Kamu mulai mengeluarkan air matamu.
Dia tertawa keras saat melihatmu menangis dan menarik rambutmu. Kamu tidak peduli soal rambutmu, bahkan kamu menarik tubuhmu agar bisa lepas dari cengkraman tanpa peduli kulit kepala yang terpaksa tertarik dan rambut yang putus."Maaf, tapi saya mohon, tolong lepaskan dia." Suara familiar terdengar di telingamu. Pemuda itu melepaskan cengkraman siswi gila itu dari rambutmu dan memelukmu.
"[Name]?" Panggilnya pelan. Kamu enggan menatap wajahnya dan malah memilih untuk memeluknya.
-skip time-
Kini kamu berada di rumah yang bernuansa coklat dan kayu. Api pun hanya tinggal bara di perapian. Pemuda bersurai kecoklatan terang itu pun mengelus kepalamu perlahan.
Kamu sedikit meringis ketika pemuda yang berada di hadapanmu ini mengelus bagian kepalamu yang terluka dan berdarah karena aksi penjambakan tadi.
"Jelaskan padaku, kenapa bisa begini?" Suara berat itu memulai pertanyaan. Kamu menghela nafas dan masih sesenggukan.
"Jack..." Suaramu yang serak pun membalas dengan lemah.Dia menghela nafas gusar dan membuka ponselnya. Beberapa menit ia berkutat dengan ponselnya, hingga suara dobrakan di pintu depan pun terdengar. Jack, Joseph, Arthur, dan Naib memasuki rumah pemuda beriris Hazel ini dengan paksa.
"Kenapa di dobrak? Buka saja pelan pelan, gak di kunci kok." Jelasnya kalem masih sambil mengelus kepalamu.
"Gimana bisa kalem kalo orang kesayangan gw botak!!!" Pekik Jack sambil menghampirimu. Naib yang sadar kalau kamu merasa sangat tertohok itu pun langsung menggaplok Jack dengan pedang Gurkhanya dan menaruh topi hijaunya ke atas kepalamu.
"Bego... Pacar sendiri lu katain botak. Di tampol ama si Arthur mampus lu." Tutur Naib sambil menatap Arthur dan Jack secara bergiliran.
"Ssht! Jangan berisik. [Name] jelaskanlah." Pinta pemuda itu sambil masih mendekapmu. Kamu yang berada di pangkuannya hanya bisa mengangguk pelan dan menyandarkan kepalamu pada dadanya.
"Ada seorang siswi- yang berkata menyuruhku menjauhi- Jack... Lalu dia menjambak rambutku, dia juga bilang, kalau dia sudah resmi berpacaran- dengan Jack... Selamat ya.." tuturmu sambil sesekali sesenggukan.
Pemuda yang masih setia memangkumu itu pun menatap Jack dengan tatapannya yang sinis. "Apa itu benar Jack?" Jack mencoba mengabaikan aura suram di belakangnya dan fokus untuk menjawab pertanyaan sahabatnya.
"Tentu tidak. Sejak kapan aku berpacaran dengan orang selain kamu, [Name]?" Jelasnya singkat. "Kau serius kan? Kau tidak memacari siapapun selain adikku kan galah?!" Pekik Arthur sambil mengeluarkan hawa gelap.
Jack pun neguk salivanya dengan susah payah. "Iya!" Masih dengan tatapan selidik, Arthur menghampiri Jack. "Kalau kau menyelingkuhi adikku, maka siap-siaplah mati di tangan The Soul Brekker ini, Jack." Tutur Arthur dengan skill andalannya, The Brekking Whispered. //Kepikiran bikin skill pasif buat OC yang satu ini//plak//
---
Kamu pulang ke rumahmu dengan di temani Jack, Hastur, dan kakakmu. Kalian berempat menaiki Mobil sedan merah milik Hastur. Hastur yang menyetir dengan Arthur di sisinya, dan Jack yang masih setia memelukmu dan mengelus kepalamu dengan lembut.
Sebenarnya, Joseph dan Naib juga ikut... Tapi biarkan lah mereka berdua tidur di kursi paling belakang.
"Jack..." Panggil Arthur ketika kalian hampir sampai di rumahmu dan Arthur. "Ya?" Pemuda itu menjawabnya dengan gugup. "Besok tidak usah berangkat bersama [Name]." Tuturnya dengan nada yang menusuk.
"Eh? Kena-"
"Aku tidak mau adikku kenapa-napa... Beruntung tadi ada Bane... Bila tidak apa yang akan terjadi...?" Potong Arthur. Hastur pun menatap mereka dari kaca sepionnya. Ia masih fokus menyetir serta mendengarkan kesuraman yang terjadi di mobilnya. Sesekali ia menaikkan kacamata hitam merahnya atau membenahi poninya yang mulai memanjang.
"Aku akan mengurus soal ini, Arthur. Tenang lah, [Name] biar aku yang antar. Besok aku tidak ada kelas pagi." Tawar pemuda bersurai putih itu sambil mengingat-ingat jadwal ngampusnya.
[Name] hanya diam. Ia masih takut. Apa yang akan terjadi padanya besok? Apa yang akan di lakukan para siswi itu padanya?
Semua itu muncul di kepalanya dan membuatnya terdiam dalam ketakutan.
Ia kira semuanya akan baik-baik saja bila ia berpacaran dengan Jack The Ripper. Seorang anggota The Hunters senior. Sedari tadi, gadis itu hanya menatap tato HR dengan hiasan lambang Oletus, kabut dan FogBlade yang terukir di lengan kiri Jack.
Sejenak ia juga memikirkan tato SS yang berhias Lambang Oletus yang retak dan peralatan Ilmuan, yang terukir di pahanya.
Tak terasa, kalian pun sampai di rumahmu dan Arthur. "Terimakasih atas tumpangannya, Has... Ayo [Name]." Kamu dapat menebak bahwa Jack melepaskan pelukannya dengan berat hati.
Kamu pun sempat menatap Jack dalam ketakutan sebelum akhirnya di tuntun turun oleh Arthur.
---
Keesokan harinya, Hastur benar-benar menjemputmu. Dan hari-harimu kembali suram layaknya kemarin. 'tenang [Name] kamu pasti bisa melaluinya!' batinmu mencoba menguatkan diri.
Saat jam pelajaran di mulai, guru pun datang. Namun ia tidak sendiri. Ada seorang pemuda beriris kelabu yang berada di sisi Guru. Kamu pun langsung mengenali pemuda itu dan tersenyum kearahnya. Pemuda itu hanya menatapmu sejenak dan menganggukkan kepalanya riang.
Ia pun duduk di sebelahmu.
"Kenapa? Kamu di sini?! Bukannya kamu di kelas sebelah?" Tanyamu pada pemuda bersurai abu-abu terang itu. Dia tersenyum kecil di balik maskernya. "Nona Michiko datang ke Survivors Manor semalam. Bersama ibumu juga." Kamu mengerutkan alismu khawatir.
"Jadi Kak Arthur sudah cerita ke mama ya..." Gumammu sambil menatap punggung Jack yang terlihat sedang tertawa. "Ya.. dia terlihat sangat santai. Bahkan Tuan WuJiu sampai marah..." Refleks kamu menatap pemuda itu dengan tatapan khawatir.
"Lalu?! Apa yang terjadi?" Cecar mu. Dia menghela nafas. "Kata Nona Michiko, Jack dan Tuan WuJiu bertengkar hebat di Hunter Manor. Selebihnya aku tidak tau." Dia pun menopang dagunya di meja.
"Ugh... Jack..." Gumammu yang diselingi ringisan pelan. "Trims Sep... Nanti aku bertanya pada Kak Bane atau Tuan Bi'an..." Aesop pun mengangguk-angguk. Dan kalian pun kembali hanyut dalam kesunyian diri serta kebisingan kelas.
----------
Terlalu panjang!!!
So To Be Continued!!
Tertanda
GM999
KAMU SEDANG MEMBACA
Identity V Family Story
Fanficini adalah karya gila yang ku buat kalo ada waktu dan ide! Identity V bukan milikku aku cuman meminjamnya untuk hiburan semata~ Identity V and all of Character is belong to N.E a.k.a NetEase eheq, disini mengandung kalimat kasar, adegan kasar, kuli...