Story by: GM999
Inspired by: Some Picture
Pair: Wu Chang (BlackxWhite)
Gendre: Normal/Fluffy Angst
AU: Normal
Pict diatas di ambil pas aing mao berangkat sekolah😂 aing mao pamer aja gitu😅Start!
---
Michiko menatap heran pada anak angkatnya, Robbie. Dalam beberapa hari ini, anak laki-laki itu terlihat sedih, maka Michiko menghampiri bocah itu dan sedikit menegurnya.
"Robbie, ada apa?" Anak laki-laki itu terkejut, sontak ia menggelengkan kepalanya kala melihat wajah Michiko. "Tidak ada apa-apa kok Mamiiih! Robbie gak apa apa!" Dusta Robbie sambil mencoba terlihat bahagia.
Namun Michiko Tau, maka ia duduk di sebelah Robbie dan mengelus punggungnya. "Kalau ada sesuatu, katakan saja sayang... Jangan di pendam sendiri..." Jelas Michiko sambil menyenderkan ranting yang terbalut karung itu di tubuhnya.
Robbie terhenyak sejenak, hingga akhirnya anak kecil itu mulai menangis lagi...
"Dari awal... Robbie merasa, semenjak Robbie datang... Tuan Wujiu tidak menyukai Robbie sama sekali... Tuan Wujiu sering menjauhi Robbie... Ketika Sedang bertemu dengan Robbie, Tuan Wujiu selalu menghindari Robbie dan tidak pernah menatap Robbie sama sekali... Pernah, sekali Tuan Wujiu berteriak pada Rob-"
"APA?!" Michiko pun memotong perkataan Robbie dengan cepat. "Tidak apa kok mih... Robbie yang salah juga, tidak menjawab ketika tuan Bane memanggil, jadi tuan Wujiu berteriak untuk memanggil Robbie." Michiko menggeleng pelan. "Tapi tidak harus berteriak... Bisa saja ia menghampirimu dan menepuk bahumu..." Robbie hanya manggut-manggut mendengarnya, ia memilih diam.
Beberapa menit kemudian, Michiko pun izin pergi untuk Match 2 vs 8 di Lake Side Village. Dan beruntungnya, Michiko mendapatkan Wu Chang sebagai patnernya, dengan ini, dia bisa membalas perbuatan WuJiu dengan berbuat Toxic.
Match yang berlangsung selama 14 menit itu membuat Wujiu sangat kesal. Pasalnya, Michiko sangatlah Toxic hari ini. Entah apa tujuan Michiko. Namun ini bukanlah Michiko yang biasa Wujiu lihat.
Hampir saja, pria yang bermarga Fan itu me-report Michiko bila Bian tidak melarangnya dan membiarkannya.
"Ugh! Tapi dia itu toxic padaku Bian!!" Kesal Wujiu sambil melingkarkan tangannya pada lengan bian. Bian hanya terkekeh dan menggeleng pelan. "Sudahlah.. mungkin Robbie bercerita pada Michiko kalau kamu pernah memarahinya." Tutur Bian sambil terus berjalan.
"Tidak mungkin Robbie berani cerita?" Bian pun berhenti. "Kamu mengancamnya?!" Tanya Bian dengan nada tinggi. Wujiu mendengus kesal dan membuang muka, "ayolah... Jangan bicarakan karung kecil itu... Aku ingin tidur..." Ia mulai mencoba mengalihkan perhatian. Bian hanya menggelengkan kepalanya dan membiarkan Wujiu pulang ke kamar mereka, dan ia pun mulai berjalan menuju dapur.
Terdapat Michiko yang sedang santai di sana. "Nona Michiko?" Sapa Bian dengan lembut. Michiko pun menoleh dan tersenyum. "Tuan Bian." Sapanya balik.
"Tuan Bian, sebenarnya ada yang ingin saya bicarakan..." Michiko mulai membuka pembicaraan. Bi'an mengangkat salah satu alisnya dan duduk di sebelah Michiko. "Katakan saja, Nona..." Sahut Bi'an dengan lembut. Michiko mengangguk dan melanjutkan, "perihal Match tadi... Tolong maafkan saya... Saja telah berbuat toxic, saya minta maaf..." Michiko menundukan kepalanya sopan.
Bi'an pun menggeleng pelan, "ah, tidak perlu meminta maaf Nona... Pasti ada alasannya bukan? Mengapa nona bisa bersikap toxic sepanjang Match tadi?" Michiko pun menghela nafas gusar. "Sebenarnya saya mendengar cerita Robbie, dan saya mendapati bahwa tuan WuJiu pernah berteriak pada Robbie... Saya merasa tidak terima, jadi saya bersikap Toxic... Mohon maafkan saya..."
Bi'an pun langsung berdiri dan membungkukkan tubuhnya, "Tidak! Ya ampun nona, saharusnya anda tidak perlu meminta maaf soal itu. Seharusnya saya yang meminta maaf, karena patner saya telah berbuat kasar pada Robbie..." Dan terjadilah aksi saling meminta maaf, padahal ini bukan lebaran.
"Bila boleh tau, bisakah anda menjelaskan sebab dari ketidak sukaan Tuan WuJiu kepada Robbie?" Tanya Michiko sopan. Bi'an pun nampak berfikir sejenak. "Tidak suka... Hmm.. sepertinya bukannya tidak suka..." Gumam Bi'an. Michiko pun mengerutkan alisnya, "lalu?"
Bi'an berfikir keras hingga ia mengingat sesuatu, "Oh! Mungkin lebih tepatnya kurang nyaman!" Seru Bi'an sambil menatap Michiko. "Maaf, apa?" Michiko pun memiringkan kepalanya bingung. Bi'an tersenyum sendu, "WuJiu bukannya tidak suka pada Robbie... Ia hanya kurang nyaman bila melihat Robbie..." Tutur Bi'an perlahan.
"Namun, mengapa?" Michiko pun terlihat meminta penjelasan. "Tali yang di ikatkan di leher Robbie untuk menjaga agar karung itu tetap berada pada tempatnya... WuJiu memiliki trauma serius saat melihat tali yang di ikatkan di leher, terutama yang di ikat asal seperti itu..." Jelas Bi'an sambil menghela nafasnya sedih. Michiko mengangguk paham.
"Baiklah Tuan, maafkan saya. Saya sudah salah paham..." Tutur Michiko dengan sopan. Bi'an hanya tersenyum kecil dan kembali duduk di sebelah Michiko.
Pada akhirnya mereka kembali mengobrol sambil bersulang dan minum.
-
Sementara itu, di lorong Oletus Manor, Robbie tengah berjalan santai, hingga akhirnya ia mendapati sosok WuJiu di ujung lorong yang berjalan menuju dirinya. Atau lebih tepatnya ujung lorong di belakangnya.
Namun Robbie tidak mau kabur dan akhirnya memutuskan untuk terus berjalan.
Disisi lain, WuJiu yang tengah menuju Ke ruangannya pun dapat melihat Robbie di ujung lorong. Yang selalu membuatnya kesal adalah, matanya tidak bisa teralihkan dari simpul asal yang terikat di leher Robbie. Itu membuat kenangan lamanya bangkit. Dan dia sudah muak dengan kenangan menyakitkan itu.
Maka, WuJiu berniat mengahirinya...
Ia pun memanggil Robbie tepat ketika mereka berpapasan. "Robbie..." Panggil WuJiu. Robbie hanya menoleh dengan takut-takut, "i-iya Tuan?" Sahut Robbie gugup.
WuJiu pun menatap bocah itu dengan tajam, terutama di bagian lehernya. Robbie yang merasa di tatap pun hanya terdiam kaku. Kini anak laki-laki tanpa kepala itu dapat merasakan ikatan tali di lehernya yang mengendur... Lantas ia berjengit sejenak dan menatap WuJiu yang kini tengah berlutut sambil membuka simpul asal yang mengikat leher Robbie.
Beberapa saat berlalu, kini simpul acak yang mengikat lehernya telah berganti menjadi simpul pita yang imut dan tidak menyesakkan. WuJiu pun terlihat bangga dengan hasilnya.
Robbie sedikit kebingungan, namun ia lega ketika mengetahui WuJiu bukannya tidak menyukainya, jadi Robbie pun bergegas menuju dapur dan WuJiu hanya melanjutkan perjalanannya menuju kamarnya...
Fin
-----
Gimana? Hehe.. gaje ya? Ini terinspirasi dari sebuah foto... Tapi ku lupa save fotonya.. jadi gak ada deh:")
Yaudah lah
Tertanda
GM999

KAMU SEDANG MEMBACA
Identity V Family Story
Fiksi Penggemarini adalah karya gila yang ku buat kalo ada waktu dan ide! Identity V bukan milikku aku cuman meminjamnya untuk hiburan semata~ Identity V and all of Character is belong to N.E a.k.a NetEase eheq, disini mengandung kalimat kasar, adegan kasar, kuli...