"Kenapa Azura terdengar marah?" Zane merasa khawatir.
.
"Oy bajingan!" ada seseorang yang memanggil Azura dari belakang.
"..." Azura membalik badan perlahan menatap siapa yang memanggilnya. Ternyata Rasendriya.
"Kenapa?" tanya Azura dengan postur tubuh berani.
"Hoo... berani yah? Beneran berani?" tanya Rasendriya yang memberi isyarat dan ternyata ada kira-kira sepuluh lebih orang mengepung Azura.
"... apa maksudnya?" tanya Azura sembari melirik kanan-kirinya.
"Apa? Tentu saja aku ingin menghukummu dan membuat kesombonganmu hilang dengan merusak wajah tampan mu," ucap Rasendriya yang langsung menyuruh anak-anak itu menyerang Azura.
"Ah... aku malas berkelahi..."
Azura terpukul beberapa kali, lalu disaat ia benar-benar tidak bisa berdiri lagi datang orang lain yang ternyata merasa dirugikan. Sangat rugi.
"Akkh!!! Sakit tau Azura!!!" suara melengking ceria yang familiar. Azura melirik arah suara itu. Surai coklat ash, manik merah darah, tinggi yang hampir lebih tinggi dari Azura. Siapa lagi kalau bukan,
"Zane?" tanya Azura yang melihat Zane sedang berdiri kelelahan.
"Hm? Siapanya si brengsek ini?" Rasendriya langsung mendekati Zane dan menjambak rambut Zane.
"Akh... sakit..." Zane memegang tangan Rasendriya yang menjambak rambutnya.
"Cowok ini... warna rambutmu mirip preman-preman tapi gaya rambutmu seperti anak cupu... oh... ternyata kau cengeng seperti anak perempuan juga yah? Tadi siapa namamu? Zane? Zenny? Hahaha!! Mirip cewek!! Siapa coba yang ngasih nama kaya gitu ke kamu..." Rasendriya menambah keras jambakannya, Zane menutup mata kesakitan, Azura yang melihatnya tidak tahan.
"Hei keparat kakak kelas! Lepaskan Zane!" Azura berteriak dengan keras kepada Rasendriya.
"Apa? Kau memanggilku keparat? Khehe... lalu untuk apa aku melepaskan anak ini? Apa dia anak buahmu?"
"Mana mungkin! Zane itu temanku! Dia selalu membantuku! Lepaskan dia!!" Azura semakin marah. Rantai transparan itu mulai terlihat memanas, warnanya perlahan menjadi warna merah.
"Teman... kau tinggal bersama anak ini?"
"..."
"Hahaha!! Padahal aku cuma nebak tapi kalian beneran tinggal bersama?! Oh oh! Apa yang dia lakukan padamu? Membantumu? Membantu dalam hal apa? Oh... wajah cantik, sifat imut... brengsek Azura... kau memang brengsek yah. Kau melakukan 'itu' dengan laki-laki?! Hahaha!!!" ucap Rasendriya yang ternyata mengundang kemarahan Azura, "Berarti kau seorang gigolo yah?" tanya Rasendriya pada Zane yang sedang kesakitan karena rambutnya terus-terusan dijambak.
"Ahh... aku sudah muak. Apa katanya? Gigolo? Zane bukan persetan seperti itu bajingan..."
Trakk!!
Ditengah amarah rantai yang transparan itu pecah dan meninggalkan seutas benang merah, benang itu bisa dilihat oleh semua orang. Rasendriya yang menyadari munculnya seutas benang melayang itu kaget, apalagi setelah mengetahui kalau ujung benang itu menempel pada tubuh Zane dan leher Azura.
Angin yang asalnya damai berubah menjadi gejolak amarah. Rasendriya melepas cengkraman tangannya dan membuat Zane jatuh tersungkur ke tanah, semua orang membuat jarak dari Azura.
Azura memandang Rasendriya dengan sebuah tatapan menekan, dilihatnya tangan yang tadi menjambak rambut Zane. Gelombang tenang yang diciptakan alam berubah drastis menjadi mencengkam dan menangtang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ego or Humanity
Teen FictionKetika dia terbangun dari salah satu tidurnya sosok itu muncul. Dunia hitam putih miliknya berubah menjadi lebih berwarna. Sayangnya sosok itu bukanlah seorang manusia. Tamat