Chapter 4.1

0 0 0
                                    

Rasanya bosan mengawali semuanya dengan pagi hari yang indah, pagi hari yang tenang, pagi hari yang... karenanya kali ini tidak diawali dengan sebuah pagi. Namun di sebuah siang yang sunyi di dalam kelas Zane juga Azura. Bagaimana bisa tidak sunyi, saat itu juga ulangan mendadak sedang dilakukan.

"Menyebalkan. Kenapa harus disaat seperti ini??" Azura pasti akan mengeluh setiap menemukan soal yang tidak ia ketahui jawabannya.

"Hm... apa Azura baik-baik saja? Kelihatannya dia sedikit murung..." komentar Zane melirik Azura yang ada di depannya.

Waktu berlalu dan kini saatnya hasil ulangan mereka dikumpulkan. Azura berhasil mengerjakan semua soalnya walau masih ada yang mengandalkan keberuntungan, sedangkan Zane sudah menyelesaikannya 5 menit setelah soal dibagikan.

Setelah semua jawaban dikumpulkan akhirnya mereka bisa istirahat. Sebelum Azura sempat mengajak Zane untuk ke kantin bareng ada seseorang yang lebih dulu memanggil Azura.

"Azura..." ucap suara itu pelan dengan sedikit malu di depan pintu kelas. Dengan otomatis Azura melirik siapa yang memanggilnya.

"... Fhira?" tanya Azura mendekati wanita itu diikuti Zane di belakangnya.

"Hm? Ini Fhira yang waktu itu diceritain sama Azura?" tanya Zane pada Azura dari balik punggungnya.

"Iya," jawab Azura singkat sedikit melirik pada Zane.

"Ada apa?" tanya Azura pada Fhira.

"Itu... mau ke kantin bareng?" tanya Fhira membuang rasa malunya.

"... Zane?" tanya Azura.

"Hm? Tidak, tidak... Zane gak mau ganggu Azura~"

"Tidak... kau tidak akan menganggu kok," jawab Azura tenang namun aura Fhira menjadi lebih kelam.

"E... a... tidak, tidak. Kali-kali Azura menikmati masa muda tidak masalah, kan?" jawab Zane.

"Kau bicara seperti sudah dewasa saja..." Azura berpikir, "padahal kalau yang dikatakan si brengsek itu benar, berarti umurku sudah 21 atau 22 tahun, kan?" pikir Azura di dalam hati.

"Khehe..." jawab Zane pelan.

"Yasudah. Kamu hati-hati," jawab Azura menepuk kepala Zane lalu mengambil tangan Fhira dan mengajaknya pelan menuju kantin.

"Eh eh... hah?? Tunggu!!!" Fhira melepaskan pegangan Azura dengan wajah semerah tomat.

"Apa? Kenapa? Mau bareng Zane?" tanya Azura tanpa pikir panjang.

"Bukanlah!! Tapi itu... kalau tiba-tiba pegangan kaya gitu... siapa yang gak kaget..." ucap Fhira mencoba mengendalikan ekspresi mukanya.

"... oh... Fhira. Ayo ke kantin," jawab Azura mengulurkan tangannya dan mengatakan itu semua dengan wajahnya yang polos tidak berkespresi.

"... eh... ayo..." jawab Fhira yang langsung memegang tangan Azura dan merekapun pergi ke kantin.

"Hm... ada yang aneh," ucap salah satu teman Zane.

"Kok rasanya Azura seperti mengajak istrinya yah?" tanya Zane khawatir.

"Hah?! Kok kamu khawatir?" tanya teman Zane.

"Gak tau..." jawab Zane menghadap temannya dengan mimik sedih.

"Hah loh!! Kok kamu kaya abis diselingkuhin?!!"

...

"Azura... apa gak masalah kamu ke kantin bareng aku kaya gini?" tanya Fhira.

"Hm? Emangnya kenapa? Ada masalah?" tanya Azura menghentikan langkahnya karena menemukan sesuatu yang ingin ia beli.

Ego or HumanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang