part 1

216 10 21
                                    

Haaiii... Ketemu lagi nich dicerita abal-abal saya..

Maaf kalo kalimatnya masih kaku dan pembendaharaan katanya masih sangat minim hehe.. 😁😁

Typo bertebaran dimana-mana..

Happy reading...

************************************

Terlihat dua cewek cantik yang memakai pakaian putih abu-abu memasuki gerbang sekolah dengan berlarian.

"Pak... Paaaak tungguuuuu...!!!," pekik suara salah seorang diantara mereka, ternyata suara itu berasal dari gadis yang bertubuh tinggi dan berkulit hitam manis, mereka berusaha mencapai gerbang sekolah, sebelum ditutup oleh pak satpam penjaga sekolahan.

Pak satpam yang hampir saja menutup gerbang menghentikan kegiatannya. Dilihatnya dua gadis cantik mengampirinya sambil berlari dengan nafas sedikit tersengal.

"Cepet masuk..!!" titah pak satpam yang berkumis tebal serta perut buncit itu.

"Makasih pak...," sahut gadis yang bertubuh mungil sambil memberikan senyuman ramah.

Setelah keduanya berhasil memasuki gerbang sekolah, keduanya menghembuskan nafas lega.

"Huuufff...hampir telat ni kita, Ras," ujar gadis bertubuh tinggi yang bernama Kenia Bagaskara sambil mengatur nafasnya yang tersengal. Nyesel juga ia males olahraga kalo keadaannya kayak begini, lari-larian mulu kalo mereka hampir telat.

"Elo sih tidurnya ngebo! Susah amat bangunnya jadi kesiangan kan," omel gadis bertubuh mungil dan berkulit putih mulus yang bernama Larasati Effendi.

"Udah deh gak usah ngomel kayak emak-emak lagi tanggung bulan," sembur Kenia sewot. Ia gak mau disalahain atas jeterlambatan mereka. Padahal kenyataannya begitu adanya. Mereka sering terlambat gegara Kenia susah dibangunin.

Mereka berdua memasuki kelas XII ipa 1, dan langsung menuju kursi mereka masing-masing.
Anak-anak lain masih sibuk dengan kegiatan masing-masing, walau bel sudah berbunyi tapi selagi guru belum masuk, mereka tetep dengan kegiatan masing-masing. Ada yang masih bergosip ya tetep bergosip, yang masing ngupil ya ngupilnya jalan terus dan ada yang masih sempet nyambung tidur lagi yang tadi sempet tertunda karena mau berangkat sekolah.

Tak lama kemudian masuk bu Widya, guru matematika yang terkenal killer.

"Ayok anak-anak, bukunya dimasuki ke dalam tas, yang diatas meja hanya ada pena alat untuk kalian nulis saja, kita hari ini ulangan,"

Tiba-tiba suasana kelas menjadi hening seketika. Para murid mencoba mencerna perkataan guru mereka yang berada di depan kelas saat.

"WHAT!!!!" mereka kompak kaget setelah mencerna apa yang di katakan oleh bu widya barusan. Mereka pada panik, mereka tidak menyangka ada serangan Ulangan dadakan di pagi hari ini, termasuk Kenia. Matanya terbelalak serta mulutnya menganga. Kelas kembali menjadi gaduh.

"Mampus gue!" ditepoknya jidatnya yang cukup lebar itu. Lalu ia melirik ke kursi seberangnya, dilihatnya Laras duduk dengan tenang tidak ada kepanaikkan terpancar diwajahnya.

"Beww.. Pagi-pagi kita udah dikasih sarapan ulangan aja nih," terdenger gumaman seseorang yang terdengar sampe ke telinga Kenia. Kenia menoleh kearah sumber suara dilihatnya ternyata Bimo si biang rusuh.

"Tapi buuu..!!" celetuk salah seorang murid yang mau protes.

"Tidak ada tapi-tapian," serga bu Widya cepat. "Siapa yang gak mau ikut ulangan matematika, dipersilahkan keluar," lanjut bu awidia sadis. Terdengar gerutuan para murid yang tidak siap akan ulangan dadakan ini.

Bu Widya emang paling hobby buat muridnya menderita serangan jantung mendadak.

Dengan santai guru killer itu membagikan kertas ulangan. Setelah semua murid mendapat apa yang dibagikannya tadi, lalu bu widya kembali ke mejanya dan duduk manis sambil matanya menatap awas kearah murid-murid yang ada di dalam kelas. Kesunyian terasa mencekam dirasakan oleh murid-murid di dalam kelas.
Bermacam-macam bentuk ekspresi wajah yang ia lihat. Ada yang gelisah, ada yang tenang, ada yang lagi sok-sokan mikir sambil mengigit ujung pena dan ada yang berusaha nyari contekan, kayak dilakukan oleh Kenia saat ini.

Kenia yang sibuk memanggil Laras pake kode tapi Laras tidak tau bahkan pura-pura tidak tau. Kenia mendengus kesal karena usahanya berakhir dengan sia-sia.

"Kenia gak usah berisik atau kamu keluar!! " suara tegas bu Widya menggelegar sehingga Kenia dan yang lainnya terlonjak kaget. Otomatis semua mata memandang ke arah Kenia.

"Ma.. Maaf bu," suara Kenia tergagap karena ia hampir ketahuan.

"Astagaaa.. Bu Widya wajahnya lembut, orangnya kecil tapi suaranya mengelegar," maki Kenia dalem hati.

Teeeettt... Teeeetttt...

Beberapa lama kemudian tanda jam pelajaran Matimatika berakhir, murid yang ada di dalam kelas dan Kenia menghembuskan nafas lega. Mereka segera mengumpulkan kertas ulangan.

Setelah bu Widya meninggalkan kelas, Kenia menghampiri Laras yang duduk tidak begitu jauh darinya.

Plak

Kenia menepuk lengan Laras cukup keras, otomatis Laras menoleh siapa yang seenaknya menggeplak tangannya.

"Elo ya, gue panggil pura-pura budeg ya kuping lo," sembur Kenia sebel.

"Kuping gue masih normal Ken, cuma gue takut aja sama bu Widya yang killer itu," bela Laras. "Lagian sapa suruh semalem gak belajar malah asik nonton drakor," cerocos Laras.

Kenia memutar bola matanya malas, Laras selalu ngomel kalo ia keseringan mantengin drakor di leptopnya.

"Berisik..!!!" Kenia meraih tangan Laras lalu ditariknya perlahan ke arah luar kelas.

"Ish..mo kemana, sih!? " Laras berusaha melepaskan genggaman jemari Kenia ditangannya tapi gak berhasil.

"Kantin," sahut Kenia singkat, "kepala gue berasep nih gegara soal matematika tadi, jadi harus diguyur pake air es dulu biar adem,"

"Tapi ini belom istirahat, Ken? " Laras berusah cegah Kenia yang masih terus menarik tangannya tanpa perasaan.

Kenia berhenti ketika mereka sudah di luar pintu kelas lalu ia menghadap ke arah Laras.

"Elo temenin gue ke kantin apa Lo malem ini gak usah tidur dengan gue, elo tidur di gudang," ancem Kenia sadis.

"Tapi kan..???" Laras tidak meneruskan perkataannya keburu dirinya diseret Kenia ke kantin. Dengan pasrah Laras akhirnya mengikuti keinginan sahabat dari kecilnya itu.

Laras memang tinggal serumah dengan Kenia. Mereka sedari kecil telah bersama sampai sekarang. Bermain bersama, sekolah bersama, dan kemana-mana mereka selalu berdua.

****






Tbc...

In DepressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang